Kalina
Moderator
Korban terbakarnya KM Levina I terus dicari aparat gabungan dari Tim SAR TNI-AL, Basarnas, Satgana PMI Jakarta Utara, dan Polisi Air Polda Metro Jaya. Dalam pencarian yang melibatkan sedikitnya 70 personel itu, tim menemukan tujuh korban tewas lagi.
Ketika ditemukan, mayat-mayat tersebut. Kondisinya utuh. Namun, jasad-jasad itu membengkak. Warnanya putih kebiru-biruan. Sampai kemarin, total korban tewas yang ditemukan 50 orang.
Satu di antaranya ditemukan di perairan Muara Gembong, 5 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok. Penemuan itu awalnya tidak sengaja. KRI Kobra yang awalnya menyisir tempat terbakarnya KM Levina di Kepulauan Seribu atau sekitar 45 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok sekitar pukul 15.45 berniat merapat kembali ke pelabuhan sambil menyisir TKP kedua di Muara Gembong.
Saat penyisiran itu, satu orang tanpa identitas ditemukan dalam keadaan mengapung. Kondisi tubuh laki-laki yang diperkirakan berumur sekitar 30 tahun itu membengkak karena terendam air. Korban menggunakan jins warna biru dan kaus warna cokelat.
Saat dievakuasi ke posko di Pelabuhan Tanjung Priok, keadaan korban tersebut menimbulkan teka-teki pada sejumlah keluarga korban, Tim SAR, KPLP, Basarnas, bahkan TNI-AL. Bahkan, sejumlah wartawan yang berusaha mendapatkan informasi valid menjadi kabur karena pernyataan yang terus berubah terkait identitas mayat yang ditemukan di Muara Gembong tersebut.
Sesaat setelah korban tiba di pelabuhan, Komandan Satuan Kapal Amfibi Armabar Kolonel Laut Didin ZA mengatakan, korban meninggal tanpa identitas tersebut adalah Kompol Widiantoro. Dia merupakan salah satu di antara tiga korban yang hilang saat KM Levina I tenggelam di Perairan Muara Gembong. Sementara, soal keberadaan kameramen SCTV Guntur Syaifullah serta angggota Puslabfor AKBP Langgeng Widodo belum ada pernyataan resmi dari petugas. Pencarian masih terus dilakukan meski sempat terhenti karena hujan deras disertai angin kencang sekitar pukul 14.00 hingga 14.30.
Pernyataan Didin tersebut kontan membuat suasana posko KM Levina di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi gaduh. Bukan saja wartawan yang terus memburu kebenaran fakta tersebut, tapi juga keluarga korban. Jenazah yang sedianya diangkut ke RSCM untuk diotopsi pun kembali diangkut ke ruang khusus posko untuk diperiksa kembali.
"Terkait identitas mayat tersebut, kami memutuskan menunggu hasil otopsi. Bukan Kompol Widiantoro, tapi mungkin salah satu di antara tiga korban di Muara Gembong," terang Didin satu jam kemudian.
Keluarga korban kamerawan SCTV Guntur Syaifullah shock saat mendengar ada mayat ditemukan di Muara Gembong. "Saya mendapat kabar dari Pol Air kalau ada mayat di Muara Gembong. Saya pikir itu Guntur. Tapi, ciri-cirinya ternyata bukan," ungkap Siti Rukayah, 60, bibi Guntur Syaifullah.
Menurut Kepala SAR KPLP Noris Orno, berdasar hasil analisisnya saat menemukan korban di Muara Gembong, pihaknya menyimpulkan bahwa mayat tersebut bukan salah satu di antara tiga orang yang hilang bersama tenggelamnya bangkai Levina I. Sebab, menurut dia, kondisi tubuh korban setengah hancur dan membengkak. "Mungkin itu korban saat terbakar. Cuma karena berada dalam kapal, jadi ikut tertarik," ujarnya.
Tim SAR gabungan juga menemukan barang bukti berupa dua kamera milik RCTI dan Lativi serta sebuah mikrofon dan pelampung. "Dalam air sangat gelap. Jarak pandang sekitar satu meter. Itu belum lagi ke dalam kapal di bagian bawah. Jarak pandangnya semakin berkurang. Kita kesulitan untuk mengidentifikasi," ujar Komandan Satuan Kor Armabar Letkol Laut Yusup.
Pukul 09.45, petugas gabungan mengirimkan empat kapal. Yakni, Rescue Boat Basarnas, KRI Kobra, Sea Reader Kopaska, serta Hiu I Dishub. Kapal terakhir bolak-balik dari TKP menuju pelabuhan untuk mengisi logistik selama pencarian serta mengangkut para wartawan yang akan meliput.
Tim selam yang diterjunkan adalah 13 orang Pasukan Katak TNI-AL, 9 orang dari Dislambar TNI-AL, 8 orang KPLP, serta 17 orang Polisi Air Polda Metro Jaya. Siangnya, sejumlah kapal tambahan kembali dikerahkan untuk segera menemukan korban.
Tim pencari dibagi di dua lokasi. Pertama, di TKP terbakarnya KM Levina, sekitar 45 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok, dengan menggunakan KRI Kobra serta KRI P Raibu. Pasukan kedua dipusatkan di TKP kedua di Perairan Muara Gembong, tempat tenggelamnya kapal yang menelan korban jiwa kamerawan Lativi Suherman.
Kapal yang dikerahkan adalah KAL Kalagian, KRI Viper, KRI Sanca, KRI Kobra, Rescue Boat Basarnas, serta KN Clurit 203 KPLP. Selain itu, Sea Rider Kopaska, LCU Dislambar, KPL Pol Air Starnaja 003, Kpl Pol Air Albatros 004, Kpl Pol Air Reider 009, Kpl Pol Air Elang Laut 008, serta Kpl Pol Air Parkit 009.
Ketika ditemukan, mayat-mayat tersebut. Kondisinya utuh. Namun, jasad-jasad itu membengkak. Warnanya putih kebiru-biruan. Sampai kemarin, total korban tewas yang ditemukan 50 orang.
Satu di antaranya ditemukan di perairan Muara Gembong, 5 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok. Penemuan itu awalnya tidak sengaja. KRI Kobra yang awalnya menyisir tempat terbakarnya KM Levina di Kepulauan Seribu atau sekitar 45 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok sekitar pukul 15.45 berniat merapat kembali ke pelabuhan sambil menyisir TKP kedua di Muara Gembong.
Saat penyisiran itu, satu orang tanpa identitas ditemukan dalam keadaan mengapung. Kondisi tubuh laki-laki yang diperkirakan berumur sekitar 30 tahun itu membengkak karena terendam air. Korban menggunakan jins warna biru dan kaus warna cokelat.
Saat dievakuasi ke posko di Pelabuhan Tanjung Priok, keadaan korban tersebut menimbulkan teka-teki pada sejumlah keluarga korban, Tim SAR, KPLP, Basarnas, bahkan TNI-AL. Bahkan, sejumlah wartawan yang berusaha mendapatkan informasi valid menjadi kabur karena pernyataan yang terus berubah terkait identitas mayat yang ditemukan di Muara Gembong tersebut.
Sesaat setelah korban tiba di pelabuhan, Komandan Satuan Kapal Amfibi Armabar Kolonel Laut Didin ZA mengatakan, korban meninggal tanpa identitas tersebut adalah Kompol Widiantoro. Dia merupakan salah satu di antara tiga korban yang hilang saat KM Levina I tenggelam di Perairan Muara Gembong. Sementara, soal keberadaan kameramen SCTV Guntur Syaifullah serta angggota Puslabfor AKBP Langgeng Widodo belum ada pernyataan resmi dari petugas. Pencarian masih terus dilakukan meski sempat terhenti karena hujan deras disertai angin kencang sekitar pukul 14.00 hingga 14.30.
Pernyataan Didin tersebut kontan membuat suasana posko KM Levina di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi gaduh. Bukan saja wartawan yang terus memburu kebenaran fakta tersebut, tapi juga keluarga korban. Jenazah yang sedianya diangkut ke RSCM untuk diotopsi pun kembali diangkut ke ruang khusus posko untuk diperiksa kembali.
"Terkait identitas mayat tersebut, kami memutuskan menunggu hasil otopsi. Bukan Kompol Widiantoro, tapi mungkin salah satu di antara tiga korban di Muara Gembong," terang Didin satu jam kemudian.
Keluarga korban kamerawan SCTV Guntur Syaifullah shock saat mendengar ada mayat ditemukan di Muara Gembong. "Saya mendapat kabar dari Pol Air kalau ada mayat di Muara Gembong. Saya pikir itu Guntur. Tapi, ciri-cirinya ternyata bukan," ungkap Siti Rukayah, 60, bibi Guntur Syaifullah.
Menurut Kepala SAR KPLP Noris Orno, berdasar hasil analisisnya saat menemukan korban di Muara Gembong, pihaknya menyimpulkan bahwa mayat tersebut bukan salah satu di antara tiga orang yang hilang bersama tenggelamnya bangkai Levina I. Sebab, menurut dia, kondisi tubuh korban setengah hancur dan membengkak. "Mungkin itu korban saat terbakar. Cuma karena berada dalam kapal, jadi ikut tertarik," ujarnya.
Tim SAR gabungan juga menemukan barang bukti berupa dua kamera milik RCTI dan Lativi serta sebuah mikrofon dan pelampung. "Dalam air sangat gelap. Jarak pandang sekitar satu meter. Itu belum lagi ke dalam kapal di bagian bawah. Jarak pandangnya semakin berkurang. Kita kesulitan untuk mengidentifikasi," ujar Komandan Satuan Kor Armabar Letkol Laut Yusup.
Pukul 09.45, petugas gabungan mengirimkan empat kapal. Yakni, Rescue Boat Basarnas, KRI Kobra, Sea Reader Kopaska, serta Hiu I Dishub. Kapal terakhir bolak-balik dari TKP menuju pelabuhan untuk mengisi logistik selama pencarian serta mengangkut para wartawan yang akan meliput.
Tim selam yang diterjunkan adalah 13 orang Pasukan Katak TNI-AL, 9 orang dari Dislambar TNI-AL, 8 orang KPLP, serta 17 orang Polisi Air Polda Metro Jaya. Siangnya, sejumlah kapal tambahan kembali dikerahkan untuk segera menemukan korban.
Tim pencari dibagi di dua lokasi. Pertama, di TKP terbakarnya KM Levina, sekitar 45 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok, dengan menggunakan KRI Kobra serta KRI P Raibu. Pasukan kedua dipusatkan di TKP kedua di Perairan Muara Gembong, tempat tenggelamnya kapal yang menelan korban jiwa kamerawan Lativi Suherman.
Kapal yang dikerahkan adalah KAL Kalagian, KRI Viper, KRI Sanca, KRI Kobra, Rescue Boat Basarnas, serta KN Clurit 203 KPLP. Selain itu, Sea Rider Kopaska, LCU Dislambar, KPL Pol Air Starnaja 003, Kpl Pol Air Albatros 004, Kpl Pol Air Reider 009, Kpl Pol Air Elang Laut 008, serta Kpl Pol Air Parkit 009.