spirit
Mod
Seorang pria mengeluhkan motornya yang oleng di bagian depan kepada mekanik di sebuah bengkel di kawasan Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Bagian spakbornya terlihat bengkok, begitu juga bagian rodanya.
"Kemarin motor dipakai anak, motornya tergelincir gara-gara menghindari kucing mas, yo wis deh daripada nabrak kucing," ujar pria paruh baya itu.
Jawaban tak terduga muncul dari mulut mekanik. "Wah pak kalau ada kucing di jalanan, mending tabrak saja, daripada kita yang mati. Kalau ada omongan kita kena bakal kena apa-apa habis nabrak kucing, itu mitos saja pak," ujarnya serius.
"Ya kalau nabrak, tinggal urusin saja kucingnya, minggirin atau kuburin," ujar si mekanik lagi.
Sekedar sharing, saya sendiri pernah dirawat sekitar seminggu di Rumah Sakit akibat menghindari anak kucing yang tiba-tiba saja berlari di jalanan. Ya bagaimana ya, mau nabrak makhluk yang lucu itu nggak kuasa, mending banting setir. Kepala pun akhirnya mencium aspal.
Di masyarakat memang ada mitos yang menyebutkan kalau kita menabrak kucing, maka kita harus mengubur si kucing dengan baju yang kita pakai saat menabrak untuk menghindari hal-hal buruk.
Berkat mitos ini, kucing memang termasuk hewan yang 'diistimewakan' di jalanan. Bayangkan kalau ada tikus atau hewan lain yang jadi 'road kill' di jalanan, siapa yang mau membuka baju untuk mengubur tikus ya?
"Saya pernah begitu, saya nggak lihat ada anak kucing di belakang, lagi tidur dia di dekat roda, saya mundur lah, eh kok ada darah, tahunya anak kucing. Kaos saya buka langsung saya kubur itu kucing. Kucing yang sama ada kali ya 3 bulan sekali beranak 3-5 anak kucing di dekat rumah saya," ujar Indra, pengendara moge yang ditemui di tempat yang sama.
Populasi kucing terutama kucing liar akhir-akhir ini memang tengah meledak. Pemerintah pun sudah berupaya mengontrol populasi kucing dengan mengebiri kucing jantan. Di Jakarta, Pemprov DKI mengebiri ratusan kucing di Jakarta Timur akhir Februari lalu.
sumber