Keamanan Timur Tengah
- Thread starter d-net
- Start date
Second_Sister
New member
Wah membahas ini bisa dapet satu jilid buku sendiri, den D-net. :d
Tapi kalau mau ditarik kesimpulan singkat, ada 3 sebab:
1. Di Middle East itu tempatnya 3 agama besar yang punya sejarah konflik panjang, bukan hanya konflik Islam-Yahudi atau Islam-kristen tapi juga Kristen-Yahudi, bahkan antara sesama agama sendiri seperti konflik antara Syiah-Sunni, atau konflik sekterian di Kristen. Konflik ideologis seperti ini bakal susah untuk dihentikan selama ideologinya itu belum musnah dari mukan bumi. :d
2. Karena faktor suku.
Di middle east itu terdapat ratusan suku-suku. Yang masing-masing suku selalu ingin mendominasi atas suku lainnya. Seperti yang terjadi di Irak, Somalia, Sudan ataupun Maroko.
3. Karena faktor kepentingan ekonomi.
Bukan rahasia umum lagi bahwa kepentingan ekonomi dari negara-negara besar banyak menyebabkan pecahnya konflik, sebut saja salah satunya berkenaan dengan minyak.
Tapi kalau mau ditarik kesimpulan singkat, ada 3 sebab:
1. Di Middle East itu tempatnya 3 agama besar yang punya sejarah konflik panjang, bukan hanya konflik Islam-Yahudi atau Islam-kristen tapi juga Kristen-Yahudi, bahkan antara sesama agama sendiri seperti konflik antara Syiah-Sunni, atau konflik sekterian di Kristen. Konflik ideologis seperti ini bakal susah untuk dihentikan selama ideologinya itu belum musnah dari mukan bumi. :d
2. Karena faktor suku.
Di middle east itu terdapat ratusan suku-suku. Yang masing-masing suku selalu ingin mendominasi atas suku lainnya. Seperti yang terjadi di Irak, Somalia, Sudan ataupun Maroko.
3. Karena faktor kepentingan ekonomi.
Bukan rahasia umum lagi bahwa kepentingan ekonomi dari negara-negara besar banyak menyebabkan pecahnya konflik, sebut saja salah satunya berkenaan dengan minyak.
spirit
Mod
padat berisi
@dipe
menurutmu apakah hegemoni Barat atas Timur Tengah ikut memperpanjang konflik?
Second_Sister
New member
Wah kalau mau sedikit berburuk sangka, dunia barat itu (baca: Amerika) justru maunya middle east itu selalu berkonflik. AS dan sekutunya dalam proses menciptakan benih -benih konflik di kawasan Timur Tengah sudah lama direncanakan dalam kaitannya untuk melanggengkan cengkeraman Israel terhadap berbagai wilayah Arab yang di dudukinya, yang semakin agresif sejak runtuhnya rejim diktator Syah Iran dukungan AS tergilas revolusi Islam yang dilancarkan Ayatullah Ruhullah Khomeini tahun 1978.
Semakin banyak konflik, semakin besar pula cengkeraman barat terhadap timur tengah, dan itu secara otomatis menjadikan kepentingan sektor ekonomi mereka jadi tercapai.
Dalam peristiwa pencaplokan Kuwait oleh Irak, misalnya, di mana saat itu Saddam selalu diprovokasi yang ujungnya kalap dengan menyerbu Kuwait. Kondisi ini menguntungkan Amerika Serikat, yang saat itu menjadi dewa penolong bagi Kuwait. Perang Teluk I itu menghasilkan keuntungan secara ekonomi yang luar biasa bagi Amerika. Pengelolaan ladang minyak, penjualan Rudal Patriot ataupun penjualan mesin-mesin perang lainnya. Disamping itu secara politis, Amerika mulai menancapkan kukunya di Arab Saudi. Yang belakangan menjadi lumbung emas bagi Amerika ketika Saudi mulai membangun kekuatan militernya. Ini bermakna ganda untuk Amerika. Secara ekonomi, Amerika tidak terlalu khawatir dengan suply akan kebutuhan minyak dalam negeri, selain itu juga Amerika dan sekutunya banyak menjual alat-alat perang ke Saudi. Arab Saudi tersebut jauh sebelumnya sudah memboking milyaran dollar berbagai jenis mesin perang tercanggih saat ini dari Washington, serta ratusan unit tank Scorpion buatan Inggris dan ratusan pesawat tempur buatan Barat lainnya, terutama AS. Hal ini menyebabkan Arab Saudi merupakan negara terkuat secara militer di kawasan itu, yang mengungguli negara-negara Timur Tengah lainnya kecuali Israel.
Hal itu membawa keuntungan kedua bagi Barat, yaitu ada kekuatan yang mengimbangi kekuatan Iran yang selama ini menjadi "musuh" barat di kawasan Timur tengah.
Semakin banyak konflik, semakin besar pula cengkeraman barat terhadap timur tengah, dan itu secara otomatis menjadikan kepentingan sektor ekonomi mereka jadi tercapai.
Dalam peristiwa pencaplokan Kuwait oleh Irak, misalnya, di mana saat itu Saddam selalu diprovokasi yang ujungnya kalap dengan menyerbu Kuwait. Kondisi ini menguntungkan Amerika Serikat, yang saat itu menjadi dewa penolong bagi Kuwait. Perang Teluk I itu menghasilkan keuntungan secara ekonomi yang luar biasa bagi Amerika. Pengelolaan ladang minyak, penjualan Rudal Patriot ataupun penjualan mesin-mesin perang lainnya. Disamping itu secara politis, Amerika mulai menancapkan kukunya di Arab Saudi. Yang belakangan menjadi lumbung emas bagi Amerika ketika Saudi mulai membangun kekuatan militernya. Ini bermakna ganda untuk Amerika. Secara ekonomi, Amerika tidak terlalu khawatir dengan suply akan kebutuhan minyak dalam negeri, selain itu juga Amerika dan sekutunya banyak menjual alat-alat perang ke Saudi. Arab Saudi tersebut jauh sebelumnya sudah memboking milyaran dollar berbagai jenis mesin perang tercanggih saat ini dari Washington, serta ratusan unit tank Scorpion buatan Inggris dan ratusan pesawat tempur buatan Barat lainnya, terutama AS. Hal ini menyebabkan Arab Saudi merupakan negara terkuat secara militer di kawasan itu, yang mengungguli negara-negara Timur Tengah lainnya kecuali Israel.
Hal itu membawa keuntungan kedua bagi Barat, yaitu ada kekuatan yang mengimbangi kekuatan Iran yang selama ini menjadi "musuh" barat di kawasan Timur tengah.