Megha
New member
Masyarakat makin gampang meledak dan bertindak sadis meski karena persoalan sepele akibat kebijakan pemerintah yang cenderung membingungkan.
Demikian ditegaskan Ketua Departemen Kriminolog Univensitas Indonesia Dadang Sudiadi terkait dengan beberapa kasus menonjol belakangan ini. Misalnya, pembunuhan anak dan menantu pengusaha pakan ternak/berlian di Pondok Pinang, Jaksel, karena butuh uang untuk beli susu anak.
Pembunuhan Heri Santoso, 40, yang dilanjutkan dengan memotong-motong tubuhnya menjadi tujuh bagian karena tersangka Ferry Idam Heniansyah alias Ryan,30, tersinggung atas omongan Heri yang menaksir pacarnya, Noval.
Rahmat Hidayat alias Rahma, 19, aktivis peduli anak jalanan juga pemenang kedua reality show Be A Man dibunuh preman karena menolak memberikan sebatang rokok di Stasiun Universitas Indonesia Depok.
?Banyak keputusan pemimpin bangsa akhir-akhir ini tidak memuaskan. Ekonomi masyarakat semakin sulit. Faktor ekonomi dominan membuat gampang marah. Kalau kondisi sosial ekonomi tidak dalam posisi sulit seperti saat ini, mungkin masyarakat bisa menguasai emosinya,? ujarnya.
Kriminolog UI itu menyebutkan pemicunya adalah harga-harga naik mulai dari BBM, sembilan kebutuhan pokok bahkan elpiji pun melambung.
?Harga naik, sulit pula diperoleh. Hal ini mendorong masyarakat sulit mengontrol diri. Di sisi lain, nilai-nilai agama mulai rendah.? (ip)
Demikian ditegaskan Ketua Departemen Kriminolog Univensitas Indonesia Dadang Sudiadi terkait dengan beberapa kasus menonjol belakangan ini. Misalnya, pembunuhan anak dan menantu pengusaha pakan ternak/berlian di Pondok Pinang, Jaksel, karena butuh uang untuk beli susu anak.
Pembunuhan Heri Santoso, 40, yang dilanjutkan dengan memotong-motong tubuhnya menjadi tujuh bagian karena tersangka Ferry Idam Heniansyah alias Ryan,30, tersinggung atas omongan Heri yang menaksir pacarnya, Noval.
Rahmat Hidayat alias Rahma, 19, aktivis peduli anak jalanan juga pemenang kedua reality show Be A Man dibunuh preman karena menolak memberikan sebatang rokok di Stasiun Universitas Indonesia Depok.
?Banyak keputusan pemimpin bangsa akhir-akhir ini tidak memuaskan. Ekonomi masyarakat semakin sulit. Faktor ekonomi dominan membuat gampang marah. Kalau kondisi sosial ekonomi tidak dalam posisi sulit seperti saat ini, mungkin masyarakat bisa menguasai emosinya,? ujarnya.
Kriminolog UI itu menyebutkan pemicunya adalah harga-harga naik mulai dari BBM, sembilan kebutuhan pokok bahkan elpiji pun melambung.
?Harga naik, sulit pula diperoleh. Hal ini mendorong masyarakat sulit mengontrol diri. Di sisi lain, nilai-nilai agama mulai rendah.? (ip)