Kecelakaan Lalu Lintas AncamIntegritas Jiwa

Kalina

Moderator
KOMPAS.com

Kasus kecelakaan yang melibatkan Rasyid Rajasa anak dari menteri sekaligus besan pak SBY memang menjadi bahan perbincangan hangat minggu ini. Kasus kecelakaan yang setiap hari terjadi di Jabodetabek menjadi berbeda karena melibatkan anak pembesar alias pejabat yang menjadi salah satu pelakunya. Berbagai media menampilkan berita terkait kecelakaan tersebut. Ada yang menuliskannya
dengan cukup baik, ada juga yang menulisnya
berlebihan atau istilah anak muda sekarang "lebay". Ada beberapa wartawan yang sibuk "ngurusin" harga kamar di rumah sakit tempat Rasyid menginap, ada yang menulis tentang saksi mata yang berhubungan dengan kecelakaan ini, ada juga yang menulis rasyid yang sederhana yang suka naik sepeda saat di London?

Apa hubungannya dengan kecelakaan yang terjadi
antara mobil mewah BMW dengan mobil kelas
menengah Luxio itu? Tetapi namanya kecelakaan
yang melibatkan anak pejabat dan kebetulan memang sedang jadi berita, maka apapun bisa ditulis oleh wartawan. Kemarin saya dihubungi oleh salah satu wartawan untuk dimintai pendapat mengenai masalah gangguan kejiwaan yang biasanya dialami oleh para korban kecelakaan baik pelaku yang
menabrak atau yang ditabrak. Hal ini memang
tidak terlepas dari salah satu "statement" bapak Hatta Rajassa saat konfrensi pers yang mengatakan bahwa Rasyid terguncang jiwanya karena kecelakaan tersebut dan mengalami trauma psikologis.
 
Reaksi stres akut sampai stres pascatrauma

Kejadian yang tiba-tiba dan tidak diharapkan
seperti kecelakaan memang bisa menyebabkan masalah pada korban yang mengalaminya. Pelaku
yang menabrak atau korban yang ditabrak
sebenarnya adalah sama-sama korban dalam
kejadian kecelakaan. Keduanya bisa mengalami masalah kejiwaan akibat efek dari kecelakaan tersebut. Kecelakaan yang kerap mengancam jiwa dan menimbulkan kerugian material memang tidak
dapat dipungkiri menjadi sumber stres bagi para
korbannya. Trauma fisik akibat kecelakaan seperti luka-luka atau memar bisa sembuh dalam waktu tertentu, namun jangan lupakan trauma psikologis yang bisa terjadi selanjutnya jika tidak dikenali dengan baik. Reaksi stres akut adalah gangguan kejiwaan yang paling sering dialami oleh para korban kecelakaan.
Bingung, takut dan perasaan tidak berdaya bisa segera datang setelah kecelakaan terjadi. Inilah yang sebenarnya sering dilupakan oleh para
petugas yang menangani kecelakaan. Alih-alih menenangkan korban kecelakaan, kebanyakan
korban malah dicecar dengan pertanyaan-
pertanyaan yang memberatkan di saat baru saja kejadian berlangsung. Jawaban yang kadang sulit keluar merupakan respon "shock" yang masih dialami oleh korban.
Untuk itu petugas yang menangani kecelakaan
perlu memahami hal ini dan memberikan
kesempatan untuk menenangkan diri para korban terlebih dahulu. Apalagi jika korban mengalami trauma fisik yang sifatnya gawat darurat, lebih baik sekali jika penanganan trauma fisiknya diberikan terlebih dahulu. Kecelakaan yang terkadang mengancam jiwa dan bahkan membuat orang lain terluka atau meninggal bisa menimbulkan efek psikologis lanjutan yang panjang. Ancaman terhadap integritas diri bisa membuat orang tersebut mengalami gangguan stres pasca trauma. Tidak jarang orang yang menjadi korban kecelakaan yang hampir merengut nyawa bisa mengalami trauma psikologis berkepanjangan. Adaptasi psikologis yang sulit berkembang dan perasaan bersalah karena telah menimbulkan luka atau
meninggalnya seseorang, pada beberapa orang akan menimbulkan masalah psikologis yang berat.
Kemungkinan terbayang-bayang akan peristiwa
tersebut sampai mengalami mimpi buruk berulang atau menjadi ketakutan berkendara adalah hal yang bisa terjadi. Kasus yang terjadi pada Rasyid sebenarnya juga telah banyak dialami oleh korban-korban kecelakaan lain namun luput dari liputan media.
Data korban yang disampaikan kepada
masyarakat lebih banyak merupakan kerugiaan
yang bersifat fisik dan material. Lihat saja laporan kecelakaan lalu lintas di jalan tol, hanya
menuliskan jumlah kecelakaan, berapa korban meninggal dan korban luka-luka. Tidak pernah ada tulisan korban yang mengalami trauma psikologis akibat kecelakaan tersebut. Semoga, ke depan kasus yang menimpa Rasyid menjadi pelajaran buat kita semua bahwa bukan hanya penanganan
trauma fisik yang penting pada kasus kecelakaan
namun juga penanganan trauma psikologisnya.

Kompas
 
Back
Top