Kegagalan keluarga Nuh

d4n1el

New member
"Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya?berkatalah ia : Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya" [ Kejadian 9:21,25 ].

Nuh dan anak-anaknya adalah orang yang diberkati Tuhan ( Kej. 9:1 ). Karena iman Nuh, keluarganya diselamatkan oleh perbuatan Tuhan yang ajaib. Keluarga Nuh adalah keluarga yang melayani Tuhan dan sehati sepikir menyembah Tuhan. Kepada keluarga Nuh dan seluruh makhluk yang hidup, Tuhan berjanji tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. Keluarga Nuh adalah keluarga yang memiliki perjanjian dengan Tuhan.

Kalau kita melihat bagaimana posisi keluarga Nuh dihadapan Tuhan, wajarlah kalau kita berpikir bahwa bumi akan dipenuhi oleh orang-orang yang diberkati Tuhan. Bahwa semua anak-anak Nuh akan melahirkan anak-anak yang diberkati Tuhan serta melayaniNya.

Tetapi kita tahu bahwa kenyataannya tidaklah demikian. Semua ini dimulai dengan kisah sedih, dan mungkin juga memalukan, yang tercatat dalam Kejadian 9:18-27. Disitu diceritakan bahwa Nuh mabuk dan telanjang dalam kemahnya. Sementara Sem dan Yafet berusaha menutupi ketelanjangan Nuh, namun Ham tidak. Setelah Nuh sadar, maka ia memberkati Sem dan Yafet, tetapi mengutuk Ham.

Sejauh mana dampak kutuk Nuh terhadap Ham, hanya Tuhan yang tahu. Tetapi kita lihat bahwa cucu Ham yang bernama Nimrod ( Kej. 10:6,8 ) mendirikan kota yang bernama Babel, dimana sepanjang Alkitab, nama Babel ini selalu mempunyai pengaruh negatif terhadap Umat Pilihan Tuhan. Nampaknya juga, keturunan Ham ini mewarisi "kutuk perhambaan" sesuai yang diucapkan Nuh. Secara jasmani, keturunan Ham ini melahirkan bangsa-bangsa yang memang "diperhamba" oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat dan lebih maju dari padanya.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga Nuh ? Sesungguhnya yang terjadi pada keluarga Nuh adalah perpecahan. Seharusnya anak-anak Nuh tetap bersatu dan diberkati Tuhan. Tetapi akibat kegagalan Nuh, perpecahan itu terjadi. Sebagian keturunan Nuh diberkati Tuhan, dan sebagian lagi tidak diberkati, seperti yang diucapkannya. Ini perkara yang sangat menyedihkan. Seharusnya semua anak cucu orang benar itu, perkasa dimuka bumi dan diberkati Tuhan sesuai janjiNya. Itu sebabnya kami yakin bahwa berkat tertinggi bagi keluarga orang benar adalah kesatuan. Apabila seluruh anggota keluarga bersatu hati menyembah Tuhan dalam satu mezbah keluarga, maka keluarga ini mengalami berkat tertinggi.

Kalau kita renungkan lebih jauh kegagalan Nuh, yaitu apakah ketelanjangannya atau kutuknya yang paling berdampak negatif, maka nampaknya kutuk Nuh lebih berdampak negatif bagi keturunannya, dari pada ketelanjangannya. Seandainya, peristiwa ketelanjangan Nuh tidak diikuti oleh ucapan kutuknya, tentu ceritanya akan lain. Kalau memang ini benar, betapa pentingnya bagi seorang bapa agar selalu mengucapkan perkataan berkat bagi anak-anaknya.
 
Back
Top