tiaseptiani
New member
Meskipun menyadari hubungan dengan kekasih sudah tidak sehat, Anda sulit melepaskan diri darinya. Tiap kali putus, Anda langsung kehilangan dan merindukan kehadirannya kembali. Padahal, saat bersama selalu terjadi pertengkaran. Di saat emosi tinggi, ia kerap memaki Anda, bahkan pernah memukul. Anda pun kerap membalas dengan makian. Namun, jika tidak sedang marah, kekasih sangat perhatian dan romantis. Anda ingin bisa mengakhiri semua ini, namun Anda tak yakin bisa menemukan pria lain yang mencintai saya begitu dalam.
Menurut Konsultan Monty Satiadarma, Anda tergolong penyandang sindrom Stockholm, suatu bentuk sindrom pada diri individu yang tidak mampu melepaskan diri dari rasa terbelenggu. Hal ini dilandasi oleh rasa ketidakberdayaan, dan sering kali juga disertai oleh bentuk ketergantungan.
Hanya ada satu cara untuk mengubah kondisi ini, yaitu mengubah sikap ketidakberdayaan Anda. Tentu saja Anda harus menghadapi risiko tindakan pemberdayaan. Risiko terkecil adalah terjadinya kesenjangan emosi dengan kekasih yang akan kian melebar. Karena, pada hakikatnya kekasih menikmati pola hubungan emosi dengan Anda, ia bisa memperlakukan diri Anda dengan kasar.
Sebaliknya, Anda juga menikmati perlakuan kasar dari dirinya, karena romantisisme akan kian Anda rasakan ketika membandingkan dengan pola kasarnya. Risiko yang lebih besar ialah menghentikan kelangsungan hubungan dengannya. Tentu Anda tidak akan mengalami kembali perlakuan kasar, termasuk romantisismenya.
Namun, selama Anda tidak mengubah sikap Anda sendiri, kalaupun hubungan dengannya berakhir, Anda akan mencari pasangan yang serupa dengannya, dengan perlakuan yang kasar juga. Karena, pada dasarnya Anda sendirilah yang memperkenankan dirinya berlaku demikian dan memperkenankan diri Anda diperlakukan demikian.
Sedangkan menurut Konsultan Irma Makarim, saat ini Anda sudah cukup memahami hubungan Anda dengan E sudah tak sehat lagi. Dalam keseharian, emosinya yang begitu tinggi telah menciptakan suasana penuh pertengkaran, bahkan sesekali mengarah pada tindak kekerasan.
Perlu Anda sadari, kebiasaan kekasih saat ini adalah cerminan dari perilakunya saat mendatang. Walaupun sesekali kekasih bersikap baik dan romantis, kemungkinan besar Anda akan mendapatkan kehidupan yang diwarnai pertengkaran dan kekerasan, bila meneruskan hubungan ini.
Pikirkan dengan matang apakah kehidupan seperti ini yang Anda inginkan. Lihat pula kemampuan Anda untuk bisa menerima perlakuan kekasih yang emosional. Kemungkinan kekasih untuk mengubah perilakunya sedikit sekali, karena pada umumnya perilaku seseorang tidak akan berubah, kecuali datang dari dirinya sendiri.
Jadi, jangan mengaburkan cinta dengan keinginan kekasih untuk menguasai Anda. Seseorang yang mencintai Anda tidak akan menyakiti hati Anda. Bila Anda menganggap diri Anda cukup berharga, tentu Anda akan menolak perlakuannya. Lebih baik Anda tidak membuang waktu bersama orang yang kasar kepada Anda.
Hargailah diri Anda sendiri dan tak perlu menggantungkan kebahagiaan Anda pada orang lain. Diri Anda sendiri yang sepatutnya menentukan kehidupan dan pasangan seperti apa yang Anda inginkan.
sumber : Femina.co.id
Menurut Konsultan Monty Satiadarma, Anda tergolong penyandang sindrom Stockholm, suatu bentuk sindrom pada diri individu yang tidak mampu melepaskan diri dari rasa terbelenggu. Hal ini dilandasi oleh rasa ketidakberdayaan, dan sering kali juga disertai oleh bentuk ketergantungan.
Hanya ada satu cara untuk mengubah kondisi ini, yaitu mengubah sikap ketidakberdayaan Anda. Tentu saja Anda harus menghadapi risiko tindakan pemberdayaan. Risiko terkecil adalah terjadinya kesenjangan emosi dengan kekasih yang akan kian melebar. Karena, pada hakikatnya kekasih menikmati pola hubungan emosi dengan Anda, ia bisa memperlakukan diri Anda dengan kasar.
Sebaliknya, Anda juga menikmati perlakuan kasar dari dirinya, karena romantisisme akan kian Anda rasakan ketika membandingkan dengan pola kasarnya. Risiko yang lebih besar ialah menghentikan kelangsungan hubungan dengannya. Tentu Anda tidak akan mengalami kembali perlakuan kasar, termasuk romantisismenya.
Namun, selama Anda tidak mengubah sikap Anda sendiri, kalaupun hubungan dengannya berakhir, Anda akan mencari pasangan yang serupa dengannya, dengan perlakuan yang kasar juga. Karena, pada dasarnya Anda sendirilah yang memperkenankan dirinya berlaku demikian dan memperkenankan diri Anda diperlakukan demikian.
Sedangkan menurut Konsultan Irma Makarim, saat ini Anda sudah cukup memahami hubungan Anda dengan E sudah tak sehat lagi. Dalam keseharian, emosinya yang begitu tinggi telah menciptakan suasana penuh pertengkaran, bahkan sesekali mengarah pada tindak kekerasan.
Perlu Anda sadari, kebiasaan kekasih saat ini adalah cerminan dari perilakunya saat mendatang. Walaupun sesekali kekasih bersikap baik dan romantis, kemungkinan besar Anda akan mendapatkan kehidupan yang diwarnai pertengkaran dan kekerasan, bila meneruskan hubungan ini.
Pikirkan dengan matang apakah kehidupan seperti ini yang Anda inginkan. Lihat pula kemampuan Anda untuk bisa menerima perlakuan kekasih yang emosional. Kemungkinan kekasih untuk mengubah perilakunya sedikit sekali, karena pada umumnya perilaku seseorang tidak akan berubah, kecuali datang dari dirinya sendiri.
Jadi, jangan mengaburkan cinta dengan keinginan kekasih untuk menguasai Anda. Seseorang yang mencintai Anda tidak akan menyakiti hati Anda. Bila Anda menganggap diri Anda cukup berharga, tentu Anda akan menolak perlakuannya. Lebih baik Anda tidak membuang waktu bersama orang yang kasar kepada Anda.
Hargailah diri Anda sendiri dan tak perlu menggantungkan kebahagiaan Anda pada orang lain. Diri Anda sendiri yang sepatutnya menentukan kehidupan dan pasangan seperti apa yang Anda inginkan.
sumber : Femina.co.id