andree_erlangga
New member
Reaktor nuklir tunggal Korea Utara merupakan sumber dari material nuklir yang pengembangannya menjadi ambisi terpenting bagi negara itu, penutupan reaktor tersebut akan menjadi tujuan utama dalam dialog enam pihak yang akan digelar, Kamis (8/2) di Beijing, China.
Sejumlah negara kuat di Asia, telah mengimbau Korut untuk memulai proses yang mengarah pada program penjinakan senjata nuklir, sebagai gantinya mereka akan mendapat bantuan dan jaminan keamanan.
?Sebagai langkah awal, sangat penting untuk memastikan fasilitas nuklir tersebut dihentikan,? kata Duta Korea Selatan Chun Yung-woo dalam pembicaraan enam negara yang melibatkan China, Jepang, Rusia dan AS itu.
Reaktor nuklir Korut tersebut sebenarnya telah berhenti beroperasi setelah bagian dari kesepakatan tahun 1994, tepatnya setelah reaktor tersebut kolaps. Namun, pada tahun 2002 AS menuduh Korut melakukan proyek pengayaan uranium rahasia untuk membuat senjata atom dengan reaktor itu.
Sementara, Pemerintah AS dan Jepang, Selasa (6/2), belum membicarakan masalah penyediaan bantuan energi kepada Korea Utara (Korut) menjelang digelarnya perundingan yang bertujuan untuk menggagalkan program nuklir negara komunis di Semenanjung Korea itu.
Christopher Hill, kepala diplomat AS dalam perundingan enam pihak saat di Tokyo mengatakan para negosiator Korut belum memunculkan masalah itu. Meskipun dia mengakui ada ruang untuk membicarakan masalah tersebut sesuai kesepakatan September 2005, di mana Korut sepakat untuk mengurungkan program nuklirnya sebagai ganti diberikannya bantuan dan jaminan keamanan.
?Saya belum mendiskusikan hal ini sama sekali, selama konsultasi saya dengan pihak Korut. Saya pikir masalah ini mungkin akan muncul dalam perundingan pekan ini,? ujar Hill kepada wartawan setelah sebuah pertemuan dengan rekannya dari Jepang, Kenichiro Sasae.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Aso juga mengatakan masalah bantuan belum dibicarakan, serta menegaskan Jepang tidak punya rencana untuk menyediakan bantuan energi, yang merupakan salah satu permintaan utama Korut sebagai balasan penutupan reaktor nuklirnya.
Harian Jepang Asahi, Minggu (4/2), melaporkan Korut berencana meminta lebih dari 500.000 ton minyak mentah sebagai ganti penutupan reaktor nuklir Yongbyon dan mengizinkan pemeriksaan terbatas. Laporan tersebut merujuk pernyataan Joel Wit, mantan pejabat AS yang bertemu dengan kepala negosiator Korut Kim Kye Gwan dan pejabat-pejabat senior di Pyongyang.
solopos.net
Sejumlah negara kuat di Asia, telah mengimbau Korut untuk memulai proses yang mengarah pada program penjinakan senjata nuklir, sebagai gantinya mereka akan mendapat bantuan dan jaminan keamanan.
?Sebagai langkah awal, sangat penting untuk memastikan fasilitas nuklir tersebut dihentikan,? kata Duta Korea Selatan Chun Yung-woo dalam pembicaraan enam negara yang melibatkan China, Jepang, Rusia dan AS itu.
Reaktor nuklir Korut tersebut sebenarnya telah berhenti beroperasi setelah bagian dari kesepakatan tahun 1994, tepatnya setelah reaktor tersebut kolaps. Namun, pada tahun 2002 AS menuduh Korut melakukan proyek pengayaan uranium rahasia untuk membuat senjata atom dengan reaktor itu.
Sementara, Pemerintah AS dan Jepang, Selasa (6/2), belum membicarakan masalah penyediaan bantuan energi kepada Korea Utara (Korut) menjelang digelarnya perundingan yang bertujuan untuk menggagalkan program nuklir negara komunis di Semenanjung Korea itu.
Christopher Hill, kepala diplomat AS dalam perundingan enam pihak saat di Tokyo mengatakan para negosiator Korut belum memunculkan masalah itu. Meskipun dia mengakui ada ruang untuk membicarakan masalah tersebut sesuai kesepakatan September 2005, di mana Korut sepakat untuk mengurungkan program nuklirnya sebagai ganti diberikannya bantuan dan jaminan keamanan.
?Saya belum mendiskusikan hal ini sama sekali, selama konsultasi saya dengan pihak Korut. Saya pikir masalah ini mungkin akan muncul dalam perundingan pekan ini,? ujar Hill kepada wartawan setelah sebuah pertemuan dengan rekannya dari Jepang, Kenichiro Sasae.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Aso juga mengatakan masalah bantuan belum dibicarakan, serta menegaskan Jepang tidak punya rencana untuk menyediakan bantuan energi, yang merupakan salah satu permintaan utama Korut sebagai balasan penutupan reaktor nuklirnya.
Harian Jepang Asahi, Minggu (4/2), melaporkan Korut berencana meminta lebih dari 500.000 ton minyak mentah sebagai ganti penutupan reaktor nuklir Yongbyon dan mengizinkan pemeriksaan terbatas. Laporan tersebut merujuk pernyataan Joel Wit, mantan pejabat AS yang bertemu dengan kepala negosiator Korut Kim Kye Gwan dan pejabat-pejabat senior di Pyongyang.
solopos.net