Kalina
Moderator
SEIRING pertambahan usia, manusia akan mengalami penuaan. Seluruh organ, termasuk kulit, juga mengalaminya. Menurut dr Dian Ardiana SpKK, staf pengajar ilmu kesehatan kulit dan kelamin FK Universitas Hang Tuah-RSAL Surabaya, ada dua proses penuaan kulit. Yaitu, proses intrinsik dan ekstrinsik.
Proses intrinsik merupakan penuaan kulit yang alami dan tidak bisa dihindari. Hal tersebut dipengaruhi faktor genetik dan akibat pertambahan usia. Kulit yang menua secara alami akan tampak halus tanpa bercak. "Dengan garis-garis ekspresi wajah yang lebih tampak, tapi masih mengikuti pola geometris kulit normal," jelasnya.
Berbeda dari proses ekstrinsik. Yaitu, penuaan dini yang disebabkan faktor eksternal. Misalnya, sinar matahari, kelembapan udara, radikal bebas (polusi), dan gizi buruk. Juga, alkohol, merokok, stres, serta pemakaian obat-obat wajah yang berlebihan. "Sekitar 80 persen penuaan kulit disebabkan paparan sinar matahari," kata Dian yang juga menjabat seksi ilmiah dalam kepanitiaan simposium dan life demo Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) Cabang Surabaya tersebut.
Meski demikian, penuaan karena faktor ekstrinsik sebenarnya bisa dicegah dan diperlambat. Yaitu, menghindari faktor-faktor penyebab. Misalnya, menghindari paparan sinar matahari menggunakan tabir surya, payung, atau topi.
Untuk mengetahui penilaian penuaan dini, Glogau membuat skala. Individu yang banyak terpapar sinar matahari mungkin mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada yang diharapkan pada usianya (klasifikasi penuaan dini, selengkapnya lihat grafis).
Dalam simposium yang diselenggarakan pada 25 Februari mendatang di Hotel Sheraton Surabaya, akan dibahas pula soal penanganan penuaan dini. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, bergantung tingkat keparahan kerusakan kulit. Pengobatan menggunakan krim yang mengandung asam alfa hidroksi dan tretinoin mengurangi kelainan yang terjadi. Bisa pula memilih terapi laser. Tujuannya, membentuk epidermis dan dermis baru.
Jika tingkat kerusakan terjadi di seluruh wajah, bisa menggunakan terapi laser. Cara penyembuhannya menggunakan laser skin resurfacing (LSR) yang memakai sinar CO2 dan erbium. Terapi itu bertujuan membuang epidermis dan sebagian ketebalan dermis.
Ada beberapa manfaat terapi LSR. Misalnya, menghilangkan kerut wajah, scar akibat jerawat atau luka, serta kulit rusak akibat matahari. Setelah melakukan terapi pertama, pasien mengulanginya sekitar empat hingga enam bulan kemudian. Hal tersebut dilakukan sebagai penyempurnaan atau finishing. "Individu yang memiliki bakat keloid tidak bisa menjalani terapi itu," tegasnya.
Proses intrinsik merupakan penuaan kulit yang alami dan tidak bisa dihindari. Hal tersebut dipengaruhi faktor genetik dan akibat pertambahan usia. Kulit yang menua secara alami akan tampak halus tanpa bercak. "Dengan garis-garis ekspresi wajah yang lebih tampak, tapi masih mengikuti pola geometris kulit normal," jelasnya.
Berbeda dari proses ekstrinsik. Yaitu, penuaan dini yang disebabkan faktor eksternal. Misalnya, sinar matahari, kelembapan udara, radikal bebas (polusi), dan gizi buruk. Juga, alkohol, merokok, stres, serta pemakaian obat-obat wajah yang berlebihan. "Sekitar 80 persen penuaan kulit disebabkan paparan sinar matahari," kata Dian yang juga menjabat seksi ilmiah dalam kepanitiaan simposium dan life demo Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) Cabang Surabaya tersebut.
Meski demikian, penuaan karena faktor ekstrinsik sebenarnya bisa dicegah dan diperlambat. Yaitu, menghindari faktor-faktor penyebab. Misalnya, menghindari paparan sinar matahari menggunakan tabir surya, payung, atau topi.
Untuk mengetahui penilaian penuaan dini, Glogau membuat skala. Individu yang banyak terpapar sinar matahari mungkin mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada yang diharapkan pada usianya (klasifikasi penuaan dini, selengkapnya lihat grafis).
Dalam simposium yang diselenggarakan pada 25 Februari mendatang di Hotel Sheraton Surabaya, akan dibahas pula soal penanganan penuaan dini. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, bergantung tingkat keparahan kerusakan kulit. Pengobatan menggunakan krim yang mengandung asam alfa hidroksi dan tretinoin mengurangi kelainan yang terjadi. Bisa pula memilih terapi laser. Tujuannya, membentuk epidermis dan dermis baru.
Jika tingkat kerusakan terjadi di seluruh wajah, bisa menggunakan terapi laser. Cara penyembuhannya menggunakan laser skin resurfacing (LSR) yang memakai sinar CO2 dan erbium. Terapi itu bertujuan membuang epidermis dan sebagian ketebalan dermis.
Ada beberapa manfaat terapi LSR. Misalnya, menghilangkan kerut wajah, scar akibat jerawat atau luka, serta kulit rusak akibat matahari. Setelah melakukan terapi pertama, pasien mengulanginya sekitar empat hingga enam bulan kemudian. Hal tersebut dilakukan sebagai penyempurnaan atau finishing. "Individu yang memiliki bakat keloid tidak bisa menjalani terapi itu," tegasnya.