Administrator
Administrator
Kebersamaan dibangun utuh di Mars Inc. Tidak ada parkir mobil, ruang makan, dan toilet khusus untuk para top eksekutif. Termasuk untuk Forrest dan ketiga anaknya yang turut membantu mengelola perusahaan. Ketiga anaknya itu adalah Forrest Mars Jr. (75 tahun), John Mars (71 tahun), dan Jacqueline Mars Vogel (67 tahun). Forrest sangat tegas dan galak terhadap ketiga anaknya itu. Sebiji cokelat M&M’s atau sebatang cokelat Snickers tidak boleh dicicipi oleh seorang pun dari ketiga anaknya ketika mengunjungi pabrik di masa mereka kecil. Jika ketahuan, sang anak harus membayarnya.
Lalu, ada semacam ritual di pagi hari yang harus dilakukan semua karyawan Mars Inc. manakala memulai bekerja. Mereka harus berdoa dengan posisi berdiri di atas lutut sambil menggenggam kedua tangannya dan menyebut masing-masing merek produk yang dibuat Mars Inc. “I pray for M&M’s, I pray for Snickers, I pray for Milky Way.†Begitulah bagian dari rangkaian doa setelah mereka mengucapkan terima kasih kepada Tuhan. Ritual yang sempat membuat syok para karyawan ketika melihat ayah dan ketiga anaknya melakukan hal itu.
Forrest sangat penuntut (demanding). Kesempurnaan dalam proses bisnis dan hasilnya menjadi obsesi insinyur teknik industri dari Universitas Yale ini. Mars Inc. dikelola menurut filosofi manajemen Forrest yang dikenal dengan The Five Principles of Mars, yakni fokus pada Quality, Responsibility, Mutuality, Efficiency, dan Freedom. Filosofi ini diterjemahkan pada 24 code of conduct yang masing-masing memiliki indikator kunci keberhasilan. Mars Inc. telah menerapkan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kompetensi dan Balance Scorecard yang mencapai tingkat individu.
Mars Inc. menuntut sikap mandiri karyawannya. Contohnya, para karyawan harus mampu memfotokopi pekerjaan sendiri. Mereka juga harus mampu bekerja dengan supervisi minimal. Selain itu, sikap hemat dan sederhana juga harus tercermin dalam perilaku. Misalnya, perjalanan dinas ke luar kota atau luar negeri harus menggunakan pesawat kelas ekonomi. Kemudian, mau bekerja lembur — 10 jam kerja dalam seminggu — yang membuat mereka jarang berlibur.
Uniknya, hal ini juga berlaku bagi keluarga Mars. Forrest Mars Jr. dan John Mars lebih memilih menyewa mobil dibanding naik mobil perusahaan ketika mengunjungi pabrik makanan hewannya di Melton Mowbray, dua jam perjalanan dari London, Inggris. Mereka pun bergantian menyetir mobil sewaan itu dan menginap tanpa memanfaatkan kartu diskon yang diberikan berbagai macam hotel. Tidak ada privilese khusus bagi keluarga Mars. Rapat kerja hanya terjadi jika dibutuhkan. Mereka pun saling memanggil nama. Tidak ada memo-memoan di antara mereka. Mereka berkomunikasi langsung pada titik permasalahan.
Kerja, kerja, kerja adalah kehidupan keluarga Mars. Jarang sekali mereka berlibur. Acara makan malam bersama keluarga, bagi Forrest Sr. menjadi ajang diskusi bisnis. Tujuannya, memastikan seberapa jauh keberhasilan pekerjaan yang dilakukan ketiga anaknya. Kemudian barulah dilanjutkan dengan obrolan ringan, meski topiknya erat berkaitan dengan situasi dan kondisi bisnis.
Pepatah mengatakan: Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Temperamen keras dan tidak sabar sang ayah pun menurun pada ketiga anaknya. Kata-kata pedas sering diucapkan Forrest Jr. jika melihat sesuatu yang tidak disukainya. Misalnya melihat pekerjaan yang tidak beres atau melewati tenggat (batas waktu). Terlebih jika melihat perilaku karyawan yang tidak jujur. Begitu pula dengan John yang lebih tidak sabaran dibandingkan dengan kakaknya.
Meski demikian, Mars Inc. tetap menjadi perusahaan favorit bagi para pencari kerja. Bukan karena permennya terasa manis. Sekalipun galak dan tega hati dalam mengkritik, keluarga Mars menganggap karyawan adalah mitra atau associates. Semua karyawan, mulai dari jajaran top manajemen sampai staf akan memperoleh bonus 10% dari gaji take home pay jika masuk kerja tepat waktu. Forrest Sr. dan ketiga anaknya pun turut memasukkan kartu pada mesin absensi. Selain itu, Mars Inc. berani menawarkan gaji dua kali lebih besar dibanding perusahaan pesaing kepada karyawan yang berprestasi dan berbakat. Contohnya, rata-rata gaji seorang manajer merek produk makanan gula-gula (seperti cokelat) di Inggris adalah 35 ribu poundsterling per tahun. Mars Inc. mampu membayar sampai 70 ribu poundsterling per tahun. Bagaimana tidak manis.
Paket gaji beserta tunjangan selalu dua-tiga kali lipat dibanding perusahaan sejenis. Ini ditambah bonus dan kesempatan pengembangan karier yang lintas negara dan benua. Yang menarik, tak seperti perusahaan lain, besaran gaji antara karyawan yang satu dan lainnya dapat diketahui secara terbuka. Tolok ukur untuk mencapai tingkatan gaji yang diinginkan pun transparan. Alasannya adalah membangun motivasi kerja karyawan. Semakin bagus kinerja dan cara kerja mereka, maka akan semakin banyak bonus dan besar peluang promosinya. Sebaliknya, jika berkinerja buruk, jangan heran jika bisa langsung dicopot dari jabatan dan dirotasi ke bagian lain tanpa ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Mirip-mirip pengumuman nilai kuliah yang diketahui semua mahasiswa.
Tahun 1920, sekembalinya dari Kanada, Forrest Sr. mulai membantu bisnis permen ayahnya. Hingga suatu ketika, datanglah ide bisnis yang brilian itu. Ketika mereka menunggu obat di apotek dekat rumah, rupanya rasa lapar Forrest dan ayahnya tidak cukup diatasi hanya dengan memakan permen krim mentega. Mereka pun mengunyah cokelat yang disediakan apotek. Dari sanalah muncul ide membuat cokelat batangan yang bisa menjadi camilan yang cukup mengenyangkan. Sepulangnya dari apotek, mereka mewujudkan ide tadi. Milky Way pun sukses. Total penjualan Milky Way pada tahun pertama saja mencapai US$ 800 ribu. Kesuksesan ini membuat ayah dan anak memindahkan bisnisnya ke Chicago.
Inilah awal kemewahan menghampiri Frank. Ia membangun sebuah mansion mewah seluas 2.300 m2 yang dilengkapi arena pacuan kuda. Dan tak dinyana, kemewahan ini beriringan dengan keretakan dengan Forrest Sr. Hubungan ayah dan anak ini menegang ketika Forrest Sr. menginginkan Mars Inc. dikelola dengan manajemen modern dan berorientasi pasar global. Frank tidak setuju, terlebih ketika sang anak meminta dirinya tercatat sebagai pemegang sepertiga saham Mars Inc. Frank menganggap Mars Inc. adalah miliknya dan sang anak hanya karyawan. Di mata sang ayah, Forrest belum mampu mengelola Mars Inc. Apalagi sebagai pemegang saham.
Forrest berkeberatan dengan anggapan itu karena merasa dirinya turut berperan mengembangkan dan memasarkan Milky Way, Snickers, dan Three Musketeers yang sukses di pasar AS. Bak sekam, hubungan panas itu pun kian memuncak dengan hengkangnya Forrest dari Mars Inc. Dia memilih kabur ke Inggris di tahun 1925 dan memutuskan untuk tidak membantu bisnis ayahnya.
Menancapkan mimpi ingin punya bisnis permen cokelat sendiri, Forrest Sr. tak segera bisa punya pabrik. Untuk membiayai hidup, dia bekerja di Nestle. Kemudian pindah ke Tobler. Bekerja di kedua perusahaan makanan ternama di dunia ini semakin mengasah keterampilannya membuat permen cokelat. Akhirnya, dia berhasil memiliki pabrik permen cokelat kecil di Slough, Inggris — belakangan, ini menjadi salah satu pabrik cokelat Mars Inc. setelah perusahaan ini berada dalam genggaman kekuasaannya.
Sumber : http://swa.co.id