Syari?at Allah Yang Mahabijaksana Penuh Dengan Kasih Sayang
Sesungguhnya salah satu akidah Islam yang kita tidak boleh sedikitpun memendam keraguan tentangnya adalah bahwasanya syari?at yang diturunkan oleh Allah kepada ummat manusia adalah aturan yang telah sempurna yang akan menyelamatkan mereka dari kebinasaan dunia dan akhirat.
Allah Ta?ala berfirman yang artinya, ?Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Ku cukupkan nikmat-Ku atasmu dan Aku telah ridha Islam menjadi agama bagimu.? (Al Maa?idah: 3)
Rasulullah shallallaahu ?alaihi wa sallam pernah bersabda, ?Tidaklah tersisa sesuatu pun yang dapat mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah diterangkan kepada kalian.? (HR. Ath Thabrani, sanadnya shahih, lihat ?Ilmu Ushul Bida? karya Syaikh Ali Hasan hafizhahullah)
Dan merupakan keyakinan kita pula bahwa syari?at Islam bukan dibuat oleh manusia, akan tetapi dia bersumber dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Mengetahui segala perkara yang bermanfaat dan yang membahayakan hamba-hamba-Nya. Syari?at yang diwahyukan-Nya kepada manusia terbaik sepanjang perjalanan hidup manusia, seorang Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi alam semesta, seorang Rasul yang berbicara dengan bimbingan wahyu dan tidak bersumber dari hawa nafsunya.
Allah Ta?ala berfirman yang artinya, ?Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).? (An Najm: 1-4)
Sehingga meninggalkan bimbingan Allah dan Rasul-Nya merupakan tindakan membodohi diri yang akan melemparkannya ke lembah kesesatan dan kemudian menjerumuskannya ke dalam jurang kehancuran.
Allah Ta?ala berfirman yang artinya, ?Dan tidaklah pantas bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara lalu mereka memiliki pilihan lain. Dan barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.? (Al Ahzab: 36)
Maka kami mengajak diri kami pribadi dan segenap kaum muslimah yang bercita-cita untuk menjadi wanita shalihah untuk bersemangat dalam mempelajari ilmu syar?i dan mengamalkannya, mempelajari Al Qur?an dan As Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih (generasi pendahulu yang shalih) supaya bisa mengeluarkan diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita dari kegelapan syirik dan kekufuran menuju cahaya tauhid dan keimanan; dari kegelapan bid?ah dan kesesatan menuju cahaya sunnah dan hidayah; dari kegelapan maksiat menuju cahaya ketaatan. Percayalah wahai saudariku, tidak ada yang bisa menyelamatkan kita dari kesesatan di dunia dan siksa pedih api neraka kecuali kecuali dengan ketakwaan kita kepada Allah ?Azza wa Jalla.
Sesungguhnya salah satu akidah Islam yang kita tidak boleh sedikitpun memendam keraguan tentangnya adalah bahwasanya syari?at yang diturunkan oleh Allah kepada ummat manusia adalah aturan yang telah sempurna yang akan menyelamatkan mereka dari kebinasaan dunia dan akhirat.
Allah Ta?ala berfirman yang artinya, ?Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Ku cukupkan nikmat-Ku atasmu dan Aku telah ridha Islam menjadi agama bagimu.? (Al Maa?idah: 3)
Rasulullah shallallaahu ?alaihi wa sallam pernah bersabda, ?Tidaklah tersisa sesuatu pun yang dapat mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah diterangkan kepada kalian.? (HR. Ath Thabrani, sanadnya shahih, lihat ?Ilmu Ushul Bida? karya Syaikh Ali Hasan hafizhahullah)
Dan merupakan keyakinan kita pula bahwa syari?at Islam bukan dibuat oleh manusia, akan tetapi dia bersumber dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Mengetahui segala perkara yang bermanfaat dan yang membahayakan hamba-hamba-Nya. Syari?at yang diwahyukan-Nya kepada manusia terbaik sepanjang perjalanan hidup manusia, seorang Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi alam semesta, seorang Rasul yang berbicara dengan bimbingan wahyu dan tidak bersumber dari hawa nafsunya.
Allah Ta?ala berfirman yang artinya, ?Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).? (An Najm: 1-4)
Sehingga meninggalkan bimbingan Allah dan Rasul-Nya merupakan tindakan membodohi diri yang akan melemparkannya ke lembah kesesatan dan kemudian menjerumuskannya ke dalam jurang kehancuran.
Allah Ta?ala berfirman yang artinya, ?Dan tidaklah pantas bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara lalu mereka memiliki pilihan lain. Dan barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.? (Al Ahzab: 36)
Maka kami mengajak diri kami pribadi dan segenap kaum muslimah yang bercita-cita untuk menjadi wanita shalihah untuk bersemangat dalam mempelajari ilmu syar?i dan mengamalkannya, mempelajari Al Qur?an dan As Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih (generasi pendahulu yang shalih) supaya bisa mengeluarkan diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita dari kegelapan syirik dan kekufuran menuju cahaya tauhid dan keimanan; dari kegelapan bid?ah dan kesesatan menuju cahaya sunnah dan hidayah; dari kegelapan maksiat menuju cahaya ketaatan. Percayalah wahai saudariku, tidak ada yang bisa menyelamatkan kita dari kesesatan di dunia dan siksa pedih api neraka kecuali kecuali dengan ketakwaan kita kepada Allah ?Azza wa Jalla.
Last edited: