andree_erlangga
New member
Keimanan seorang manusia kepada Allah SWT ibarat sebuah handphone yang selalu membutuhkan energi untuk hidup, yakni dengan di-charge baterainya. Demikian halnya keimanan seseorang, ia sangat membutuhkan suplemen ruhiyah berupa ilmu dan ibadah yang diharapkan akan memelihara imannya.
Jika tidak dipelihara, iman seseorang bisa luntur atau bahkan hilang sama sekali.
Hal ini seperti pengalaman seorang pria asal Laweyan, Solo, Bagong Sudiharjo, 53. Pria berkumis ini mengaku pernah kehilangan keimanannya terhadap Allah SWT. ?Masa lalu saya memang sangat gelap. Bermain kartu dan melakukan perbuatan tidak baik lainnya adalah hal biasa bagi saya,? ujarnya saat ditemui Espos di rumahnya, belum lama ini.
Setiap hari, kata dia, ia selalu pulang pagi hari. ?Saya jarang berada di rumah. Akibatnya, hubungan saya dengan isteri dan anak-anak menjadi tidak harmonis. Hal itu terjadi selama bertahun-tahun,? jelasnya.
Hingga suatu hari, lanjut Bagong, ia diajak salah satu temannya yang sudah bertobat, untuk mengikuti forum pertemuan rutin dengan agenda belajar membaca Alquran. ?Hal itu terjadi sekitar empat tahun lalu. Meski awalnya terasa berat, lama kelamaan saya justru semakin semangat,? jelasnya.
Terlebih ketika Bagong merasakan hidupnya semakin hari semakin banyak diberikan kemudahan oleh Allah SWT. ?Ketika saya masih sering melakukan perbuatan tidak baik, hidup rasanya tidak tenang, rezeki rasanya juga tidak lancar. Tapi setelah ikut belajar mengaji, hidup menjadi lebih tenang dan rezeki terasa lebih lancar. Hal itu membuat saya semakin mantap mempelajari Islam,? ungkapnya.
Bagong mengibaratkan, uang Rp 3.000 yang ia miliki saat ini, lebih membuatnya tenang daripada uang Rp 10.000 di masa ia masih melakukan perbuatan tidak baik. ?Hal ini terjadi karena saya lebih tenang dalam menjalani hidup,? imbuhnya.
solopos.net
Jika tidak dipelihara, iman seseorang bisa luntur atau bahkan hilang sama sekali.
Hal ini seperti pengalaman seorang pria asal Laweyan, Solo, Bagong Sudiharjo, 53. Pria berkumis ini mengaku pernah kehilangan keimanannya terhadap Allah SWT. ?Masa lalu saya memang sangat gelap. Bermain kartu dan melakukan perbuatan tidak baik lainnya adalah hal biasa bagi saya,? ujarnya saat ditemui Espos di rumahnya, belum lama ini.
Setiap hari, kata dia, ia selalu pulang pagi hari. ?Saya jarang berada di rumah. Akibatnya, hubungan saya dengan isteri dan anak-anak menjadi tidak harmonis. Hal itu terjadi selama bertahun-tahun,? jelasnya.
Hingga suatu hari, lanjut Bagong, ia diajak salah satu temannya yang sudah bertobat, untuk mengikuti forum pertemuan rutin dengan agenda belajar membaca Alquran. ?Hal itu terjadi sekitar empat tahun lalu. Meski awalnya terasa berat, lama kelamaan saya justru semakin semangat,? jelasnya.
Terlebih ketika Bagong merasakan hidupnya semakin hari semakin banyak diberikan kemudahan oleh Allah SWT. ?Ketika saya masih sering melakukan perbuatan tidak baik, hidup rasanya tidak tenang, rezeki rasanya juga tidak lancar. Tapi setelah ikut belajar mengaji, hidup menjadi lebih tenang dan rezeki terasa lebih lancar. Hal itu membuat saya semakin mantap mempelajari Islam,? ungkapnya.
Bagong mengibaratkan, uang Rp 3.000 yang ia miliki saat ini, lebih membuatnya tenang daripada uang Rp 10.000 di masa ia masih melakukan perbuatan tidak baik. ?Hal ini terjadi karena saya lebih tenang dalam menjalani hidup,? imbuhnya.
solopos.net