Kenali Empat Jenis Serangan Siber yang Menghantui Warganet Termasuk Pengguna Managed Service Provider

rai_ihan

New member
Week%2035_1_1.jpg

Perusahaan Konsultan IT – Sebagai warganet, jenis apa saja yang Anda ketahui mengenai kejahatan atau serangan siber? Sebagian dari warganet mungkin baru mengetahui satu atau dua jenis kejahatan siber setelah ramai pemberitaan mengenai ransomware baru-baru ini. Sayangnya, pada tahun ini ada empat serangan siber yang berpotensi menyerang industri. Beberapa diantaranya, yaitu

DOS. Distributed Denial of Service (DDOS) merupakan jenis serangan terhadap komputer melalui jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut. Dalam serangan siber jenis ini, penyerang mengguanakan beberapa cara untuk mencegah pengguna mengakses sistem atau jaringan seperti membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data atau biasa disebut traffic flooding, membanjiri jaringan dengan banyak permintaan terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host atau biasa disebut request flooding.

Defacing. Defacing merupakan bagian dari kegiatan hacking web atau program application yang fokus pada perubahan tampilan visual dan konfigurasi fisik dari web atau program aplikasi tanpa melalui source code program tersebut. Sedangkan deface itu sendiri adalah hasil akhir dari kegiatan cracking.

Ransomware. Ransomware merupakan sejenis malware yang mampu mengambil alih kendali atas sebuah komputer dan mencegah penggunanya untuk mengakses data dengan tujuan untuk meminta tebusan bayaran bila ingin data tersebut bisa diakses kembali. Dikutip dari sebuah media portal, Pemerintah Australia mengklaim 72% bisnis yang disurvei mengalami insiden ransomware pada 2015. Dua tahun lalu, survei serupa menunjukkan perusahaan yang terimbas ransomware hanya 17%. Ransomware juga semakin jadi ancaman bagi perangkat mobile karena bisa disembunyikan dalam aplikasi.

Pencurian data. Kejahatan siber pencurian data ini telah menimpa perusahaan besar, seperti perusahaan ritel Amerika Serikat Target dan Sony Entertainment. Adapun caranya, malware sengaja di-inject untuk mencuri data rahasia, seperti data customer, kemudian dikirim ke command center yang dapat digunakan berbagai macam cara untuk dijual ke black market atau juga bisa dipakai untuk melakukan kejahatan lain. Misalnya, untuk phising email (email tipuan) yang kemudian bisa menjadi celah untuk masuknya malware selanjutnya.

Untuk mencegah keempat jenis kejahatan siber ini yang tidak tahu kapan akan datangnya, sebaiknya perushaan melakukan keamanan sejak dini. salah satunya caranya dengan menggunakan layanan Managed Service Provider Indonesia yang menyediakan sumber daya serta pengelolaan dalam bidang IT untuk berbagai jenis industri.

Source
 
Back
Top