Kenangan & Harapan

singthung

New member
Kenangan & Harapan



Atῑtaṁ nānvāgameyya, nappa?*ikaṅkhe anāgataṁ
Yadatῑtampahῑnantaṁ, appattañca anāgataṁ

Tidak sepatutnya mengenang sesuatu yang telah berlalu, tidak sepatutnya berharap pada sesuatu yang akan datang. Sesuatu yang telah berlalu adalah hal yang sudah lampau, dan sesuatu yang akan datang adalah hal yang belum tiba.

(Bhaddekaratta Sutta, dikutip dari Paritta Suci)

Oleh: Bhikkhu Silagutto

17september2008d


Kebahagiaan, itulah dambaan hampir setiap orang, dari anak-anak hingga orang dewasa mendambakannya. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan. Dari pemulung hingga penjabat tinggi ingin hidup bahagia, tidak ada satu makhluk pun yang ingin hidup menderita. Kendati demikian, banyak orang yang tidak mendapatkan kebahagiaan, karena salah mengambil jalan (tidak sesuai Dhamma). Tentu sebagai umat Buddha kita berpedoman pada Dhamma yang telah diajarkan oleh Sang Buddha selama 45 tahun supaya hidup kita bahagia. Dhamma telah terbukti menuntun kita ke arah yang benar dan memberikan kebahagiaan bagi yang mempraktikkannya. Tentu kita harus pandai memilih yang tepat sesuai Dhamma, jangan sampai kita salah memilih yang akan membuat hidup kita menderita.

Setiap orang mempunyai kenangan dan harapan yang berbeda-beda, ada yang menyenangkan dan ada juga yang tidak menyenangkan. Memang betul kata pepatah, ‘tidak ada orang yang menyesal di depan, tetapi selalu menyesal di belakang setelah kita melakukan atau setelah kita bertindak’.

Efek dari kenangan ada yang bermanfaat dan ada juga yang tidak bermanfaat yang hanya menimbulkan penyesalan, kekecewaan, stress, dan lain sebagainya. Memang betul kita harus belajar dari masa lalu supaya kita lebih baik dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Tetapi sering kali kenangan yang pahit itu yang selalu diingat dan sering kali diulangi lagi, tidak mau berusaha membuat sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Begitu pula dengan kenangan yang manis. Banyak orang yang terhanyut di dalamnya dan juga tidak mau melakukan sesuatu yang baru lagi. Kini kenangan tinggal kenangan, setiap saat kata-kata ‘kenapa…? mengapa…?’ Selau mengisi pikiran kita. Kalau hal ini masih bercokol di dalam pikiran kita, maka kita membuang waktu sia-sia yang tidak bermanfaat. Sangat banyak sekali orang yang meratapi masa lalunya.

Begitu pula banyak orang yang berharap supaya masa depannya bahagia, makmur, dan lain sebagainya. Boleh-boleh saja kita mempunyai harapan dan cita-cita, tidak jadi masalah dan juga tidak ada yang melarang, bahkan anak kecil pun kalau kita tanya tentu harapannya pasti ingin hidup bahagia. Harus kita ketahui bahwa harapan itu tidak pasti, masa depan hanya terdiri dari kemungkinan-kemungkinan, kita hanya bisa membuat rencana-rencana tetapi itu pun tidak pasti. Apa yang kita harapkan sering kali tidak sesuai dengan kenyataan yang diterima.

Harapan memang sejenis ENERGI. Harapan membuat orang menjadi maju dari hari ke hari. Harapan juga sering kali membuat banyak orang menjadi kecewa. Karena harapanlah membuat banyak orang menjadi penuh derita. Jika kita membantu orang dengan penuh harapan, menimbulkan kekecewaan. Kerja keras penuh harapan, mudah kecewa; sekolah penuh harapan, mudah kecewa; punya anak penuh harapan, mudah kecewa. Hal itu karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Kedua hal inilah (kenangan dan harapan) yang sering muncul di pikiran kita, yang menyebabkan banyak orang cemas, kecewa, dan lain sebagainya. Banyak orang yang tidak bisa tidur akibat dari terlalu memikirkan hal ini, sangat banyak orang yang mengkonsumsi obat penenang supaya bisa tenang. Kapankah waktu yang paling penting? Saat inilah waktu yang paling penting, karena hari inilah kita bisa melakukan apa saja untuk kehidupan kita. Mau bahagia, sedih, menolong orang, mengisi waktu sendiri, itu merupakan pilihan kita. Karena hari inilah yang menentukan masa depan kita. Jika kita melakukan sesuatu yang baik, maka masa depan pun menjadi lebih baik, begitu pula sebaliknya, jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik, masa depan pun juga tidak baik.

 
Back
Top