Kepunahan dinosaurus pada ujung Kapur agaknya akan menjadi perdebatan tak
habis-habisnya. "Conventional wisdom" saat ini mengatakan bahwa dinosaurus
punah dari Bumi ketika asteroid atau komet membentur Bumi pada K-T Boundary
70-65 juta tahun yang lalu (K=Krijt=Krede=Cretaceous=Kapur, T=Tersier).
Benturan ini selanjutnya telah menerbangkan debu ke angkasa, membuat lapisan
debu sangat tebal di atmosfer yang menyelubungi Bumi, menahan sinar Matahari,
mendinginkan Bumi, selanjutnya membunuh tumbuhan dan banyak hewan termasuk
dinosaurus oleh proses berantai. Kawah benturan benda langit itu telah
ditemukan di sekitar Semenanjung Yucatan, Teluk Meksiko. Lapisan jelaga sisa
kebakaran hutan dan selapis tipis iridium asal angkasa luar pun telah ditemukan
dan berumur 70-65 juta tahun di banyak tempat di seluruh dunia. Teori
extra-terrestrial ini banyak dianut orang, menjadi conventional wisdom.
Tantangan pernah muncul dari hipotesis lain. Justru planet Bumi yang memanas
karena massive volcanism-lah penyebab dinosaurus punah, bukan planet Bumi yang
mendingin karena sun block seperti kata teori extra-terrestrial. Maklum,
dinosaurus dianggap hewan poikilotermik (berdarah dingin, juga mungkin pembunuh
berdarah dingin - tentang dinosaurus poikiliotermik atau homeotermik masih
diperdebatkan ), sehingga mereka tak serta-merta bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang memanas. Memang, di ujung Kapur itu volkanisme planet Bumi
meningkat.
Bagaimana kalau extra-terrestrial impact berhubungan dengan volkanisme yang
meningkat pada periode yang sama pada ujung Kapur itu ? Itu yang pernah saya
ulas beberapa tahun lalu di milis IAGI dalam tulisan teori antipodal - di satu
titik di Bumi dibentur, di titik lain yang posisinya berlawanan (antipode)
terjadi massive volcanism, dalam teori mantle superplume ini mungkin saja.
Hipotesis lain yang pernah dimunculkan adalah bahwa dinosaurus punah karena
alergi yang berhubungan dengan berkembangnya tumbuhan berbunga. Memang,
angiospermae alias tumbuhan berbunga itu mulai muncul di ujung Kapur dan makin
banyak melalui Tersier. Hipotesis lainnya lagi adalah bahwa dinosaurus punah
karena penyakit, penyakit apa tak diterangkan lebih jauh.
Hipotesis kepunahan karena penyakit mendapatkan "suntikan darah segar"
baru-baru ini. Majalah Time tanggal 14 Januari yang lalu mengulas sebuah buku
baru berjudul "What Bugged the Dinosaurs" (the Princeton University Press) oleh
George Poinar dan Roberta Poinar. George Poinar adalah seorang ahli zoologi
dari Oregon State University dan mantan konsultan WHO untuk penyakit2 infeksi.
George Poinar juga punya spesialisasi dalam serangga-serangga purba yang
terawetkan dalam getah damar (amber) - ingat film Jurassic Park, dari situ
dinosaurus dihidupkan - juga ahli dalam kotoran dinosaurus yang sudah memfosil
(hm..ada juga keahlian seperti itu). Suami isteri ini dalam penelitian fosil2
kotoran dinosaurus (semaca koprolit -lah) telah menemukan berbagai organisme
parasit di dalamnya, misalnya nematode, lalat2 pengginggit, parasit2 yang hidup
di usus yang semuanya berumur Kapur. Dari beberapa spesies serangga yang
ditemukan, mereka telah berhasil mengekstraksi mikroba2 penyebab leishmania dan
malaria - penyakit2 akibat gigitan seranggga.
Kedua peneliti ini tak menyebutkan bahwa massive epidemic akibat penyakit
infeksi ini telah memunahkan dinosaurus, mereka bahkan mengatakan bahwa
penyakit2 ini telah melemahkan tubuh para dino sampai suatu waktu mereka tak
dapat bertahan ketika lingkungan Bumi berubah akibat benturan asteroid/komet
atau volkanisme.
Kelihatannya, hipotesis2 atau teori2 yang dikemukakan di atas itu sedikit
banyak ada benarnya, sebab semua buktinya ada. Sebuah paper baru di jurnal
Science edisi 7 Januari 2008 tulisan Andre Bornemann bisa menunjukkan hal ini.
Pada ujung Kapur itu terjadi baik kondisi super greenhouse (hothouse) penyebab
panas juga icehouse penyebab dingin. Andre dan kawan2nya dari the Scripps
Institute of Oceanography membuktikan hal ini dengan mengukur rasio-rasio
oksigen-18 dan oksigen-16 pada cangkang-cangkang foraminifera berumur ujung
Kapur dan mereka sampai kepada kesimpulan tersebut.
Begitulah, ilmu berkembang terus, teori lama bisa makin benar, atau ternyata
salah. Yang sekarang dianggap benar pun bisa baru diketahui ternyata salah pada
masa depan. Begitu juga sebaliknya. Perubahan adalah esensi kemajuan ilmu
pengetahuan.
sumber :
http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg20836.html
contoh ato bukti lewat meteor jatuh..