Indonesia Soccer Championship. Ini adalah kompetisi buatan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) untuk ngisi kekosongan selama masih berlangsungnya pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). ISC rencananya bakal digelar selama sembilan bulan hingga Desember 2016 mendatang.
Ya, udah tepat satu tahun dua hari sejak PSSI dibekukan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada April 2015. Sanksi FIFA kemudian menyusul. Setelahnya ada beberapa turnamen bikinan swasta maupun pemerintah, lumayan bagi para pesepakbola agar mereka berkeringat dan dapat pemasukan tambahan.
Juara Piala Presiden 2015
Tapi entah kenapa sampai saat ini belom ada niat mulia dari PSSI dan PT Liga Indonesia yang dalam pengawasan Tim Transisi serta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk memperbaiki diri secara organisasi dan individu guna menghidupkan kompetisi yang berjalan baik dan benar.
Yang ada sekarang malah bikin Indonesia Soccer Championship. Seperti yang sering terjadi pada banyak manusia di negeri ini, bukannya menyelesaikan masalah, tapi malah lari dari masalah.
PSSI masih aja gak mau menyelesaikan sejumlah persoalan yang menggerogotinya. Menurut aktivis Save Our Soccer, Apung Widadi, ada empat masalah yang harusnya diatasi PSSI:
Transparansi Keuangan
PSSI adalah badan publik, tapi selama ini gak pernah ada informasi soal laporan keuangannya. Gak ada transparansi soal jual beli hak siar dan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dipake PSSI.
Tata Kelola Klub dan Liga
PSSI dinilai buruk dalam mengelola liga. Kelihatan dari banyak klub yang telat bayar gaji pemain (bisa ampe berbulan-bulan) hingga jadwal pertandingan yang gak menentu. Soal gaji yang gak kunjung dibayar, udah cukup banyak cerita bertebaran bahkan sampai merebut nyawa seorang pemain asing asal Paraguay bernama Diego Mendieta pada 2012. Dia sakit dan gak bisa ngelunasin tunggakan karena gajinya belom dibayar oleh Persis Solo.
Udah terjadi selama puluhan tahun dan mengakar di sepakbola Indonesia. PSSI cuma bisa menghukum, tapi gak pernah tegas membasmi budaya yang juga berkembang di seluruh dunia. Ya kalo ini boleh dibilang kebobrokan struktural organisasi sepakbola dunia.
Masih ingat dengan sepakbola gajah antara PSS Sleman vs PSIS Semarang pada 2014?
Kejadian di atas hanyalah puncak gunung es.
PSSI Diisi Orang Politik
Dalam tubuh PSSI cukup banyak politikus yang punya kepentingan lain sehingga sepakbola gak pernah jadi fokus utama. Sepakbola Indonesia bakal terus jalan di tempat kalo kondisinya masih begitu.
Entah udah sampai mana proses yang dijalani Tim Transisi bentukan Kemenpora dalam mereformasi PSSI. Terakhir yang MBDC tau Tim Transisi mau bikin Kongres Luar Biasa (KLB) kalo emang komite eksekutif (Exco) PSSI mengizinkan.
Kabar terkini dari PSSI sih Ketua Umum La Nyalla Mattalitti baru-baru ini terjerat kasus korupsi dana hibah di Jawa Timur. Sounds familiar, eh?
Ketua Umum PSSI terjerat kasus hukum bukan yang pertama. La Nyalla bukan yang perdana. Ada Nurdin Halid pada 2000an yang "buka jalan". Makanya, penting banget kan ngebersihin PSSI dari orang-orang politik. Emang mendarah daging, tapi kalo mau beneran bersih ya dibersihin sekalianlah.
Jadi Seharusnya...
Main bola-bolaan
Indonesia Soccer Championship bukan yang dibutuhkan oleh para pelaku sepakbola di negeri ini. Karena kalo ini berlanjut hingga tahun-tahun mendatang dan (tampaknya) semua senang, maka jangan kaget kalo misalnya tahun 2036 permasalahan di atas bakal muncul lagi.
Karena memang untuk mengatasi sebuah masalah harus dicari akar masalahnya apa dan ada niat tulus guna menyelesaikannya.
Soal pemain sepakbola menderita karena akibatnya jadi pengangguran, bukan cuma mereka. Kamu-kamu yang penggemar sepakbola Indonesia juga menderita kan karena gak bisa menyaksikan tim nasional berlaga di ajang sepakbola binaan FIFA, juga gak bisa nonton liga.
Banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sepakbola. Maka ada baiknya jika mereka termasuk pesepakbola harusnya marah ke mereka pemangku kekuasaan di PSSI yang gak kunjung punya niat baik untuk menyelesaikan masalah. Tuntutlah mereka yang gak mikirin orang-orang yang bergantung pada sepakbola Indonesia.
Bagi PSSI, gak usahlah bawa masalah yang menghinggapi FIFA. Benerin aja dulu diri sendiri. Untuk pemerintah, awasin terus. MBDC dukung pembersihan masalah yang hinggap di PSSI.
Untuk sekarang?
Kita masih nunggu niat baiknya aja sambil nonton Indonesia Soccer Championship. Huhu.