JAKARTA — Pembangunan MRT Jakarta rute Lebak Bulus Bundaran HI
sepanjang 15,7 kilometer ditargetkan selesai pada 2018 dan
dioperasikan pada 2019. Saat ini, PT MRT Jakarta masih berfokus
untuk menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana, seperti
stasiun. Karena itu, menurut Dirut PT MRT Jakarta William
Sabandar, produksi gerbong kereta masih belum dimulai. Sebab,
desam muka kereta baru disetujui pada 31 Januari. Dia
menuturkan, desain kereta nantinya juga melibatkan banyak pihak
agar tidak menimbulkan protes di kemudian hari.
“Rangkaian yang aerodinamis untuk Jakarta yang lebih baik.
Mumpung kita dalam proses awal, kita lakukan. Jangan nanti
kalau kereta sudah datang baru publik mengatakan tidak sesuai
dengan keinginannya publik,” kata William, di Balai Kota DKI,
Senin (16/i)
William menjelaskan, pihaknya bakal mengajukan 16 rangkaian
kereta yang diproduksi di Jepang. Kegiatan produksi tersebut
dimulai Februari hingga akhir tahun ini Direncanakan rolling
stock yang dipesan MRT
Jakarta sebanyak enam gerbong per rangkaian.
Kereta diperkirakan dapat menampung hingga 1850 penumpang, baik
yang duduk maupun berdiri dalam setiap perjalanan. “Di Januari
2018 nanti bertahap keretanya akan tiba di sini. Latihan
(operasional) bulan Juni 2018,” ujar William.
Menurut dia, perkembangan pembangunan stasiun MRT di Jalan Haji
Nawi, Jakarta Selatan, memang terbilang lambat akibat belum
semua lahan dibebaskan. Untuk itu, pihaknya bakal mempercepat
pembangunan yang direncanakan mulai 4 Februari hingga 11 Agustus
2017.
William mengatakan, agar tidak ada gangguan selama pembangunan
stasiun, PT MRT Jakarta akhirnya memutuskan menutup Jalan Raya
Fatmawati sepanjang 400 meter. Pihaknya sudah berkoordinasi
dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi
(Dishubtrans) DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas)
Polda Metro Jaya terkait untuk mencarikan jalur alternatif bagi
kendaraan pribadi.
Willam menuturkan, tidak seluruh ruas jalan benar-benar ditutup.
Pihaknya masih menyisakan satu jalur di kiri dan kanan selebar tiga meter untuk kendaraan umum dan penghuni kawasan setempat.
Karena itu, PT MRT Jakarta bertanggung jawab memerkeras satu jalur
dengan diaspal supaya bisa dilalui kendaraan pribadi warga
Fatmawati.
“Karena Stasiun Haji Nawi yang paling kritis soal pembebasan
lahan. Kalau ini tidak ditutup seluruh konstruksi akan mundur ke
belakang bulan Agustus 2019. Kita minta satu titik ini ditutup
supaya kita bisa membawa semua pekerjaan konstruksi ke Februari
2019. Tadi kita usulkan dan disepakati untuk adakan pengalihan,”
katanya.
Pelaksana Tugas Gubernur DIG Jakarta Sumarsono mengatakan,
rekayasa lalu lintas terkait penutupan Jalan Fatmawati selama
enam bulan tidak bisa dhawar lagi. Menurut dia, pembangunan
stasiun di Jalan Haji Nawi mutlak perlu dilakukan karena PT MRT
Jakarta membutuhkan ruang untuk mempercepat
konstruksi.Sumarsono menerangkan, rekayasa lalu lintas nanti menjadi
tanggung jawab kepala Dishubtrans DIG dan Dirlantas Polda Metro
Jaya. Kedua orang tersebut setiap pekannya bakal memantau secara
intensif perkembangan pengalihan dan kemacetan anus lain lintas.
Sumarsono berharap target
operasi proyck MRT Jakarta bisa tepat waktu pada Maret 2019.
Karena itu, pihaknya akan mengubah desain muka kepala kereta
pada pekan depan.
Perubahan itu dimaksudkan agar kepala kereta MRT terlihat lebih
keren dan futuristik. Menurut dia, banyak pakar yang menilai
bentuk desain kereta kurang bagus dan dianggap mirip kepala
jangkrik.
“Itu memang ada desain yang semula telah dikerjakan ini yang
bentuknya sangat standar. Kita ingin lebih bagus dengan desain
aerodmnamis, tapi untuk redesain ini kita akan undang pabriknya,
yaitu Nippon Sharyo dan Sumitomo, untuk membicarakannya pekan
depan hal itu (untuk) jelaskan secara
mengenai muka dari pada kereta mock up rollir
ujarnya.
Sumber Republika
sepanjang 15,7 kilometer ditargetkan selesai pada 2018 dan
dioperasikan pada 2019. Saat ini, PT MRT Jakarta masih berfokus
untuk menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana, seperti
stasiun. Karena itu, menurut Dirut PT MRT Jakarta William
Sabandar, produksi gerbong kereta masih belum dimulai. Sebab,
desam muka kereta baru disetujui pada 31 Januari. Dia
menuturkan, desain kereta nantinya juga melibatkan banyak pihak
agar tidak menimbulkan protes di kemudian hari.
“Rangkaian yang aerodinamis untuk Jakarta yang lebih baik.
Mumpung kita dalam proses awal, kita lakukan. Jangan nanti
kalau kereta sudah datang baru publik mengatakan tidak sesuai
dengan keinginannya publik,” kata William, di Balai Kota DKI,
Senin (16/i)
William menjelaskan, pihaknya bakal mengajukan 16 rangkaian
kereta yang diproduksi di Jepang. Kegiatan produksi tersebut
dimulai Februari hingga akhir tahun ini Direncanakan rolling
stock yang dipesan MRT
Jakarta sebanyak enam gerbong per rangkaian.
Kereta diperkirakan dapat menampung hingga 1850 penumpang, baik
yang duduk maupun berdiri dalam setiap perjalanan. “Di Januari
2018 nanti bertahap keretanya akan tiba di sini. Latihan
(operasional) bulan Juni 2018,” ujar William.
Menurut dia, perkembangan pembangunan stasiun MRT di Jalan Haji
Nawi, Jakarta Selatan, memang terbilang lambat akibat belum
semua lahan dibebaskan. Untuk itu, pihaknya bakal mempercepat
pembangunan yang direncanakan mulai 4 Februari hingga 11 Agustus
2017.
William mengatakan, agar tidak ada gangguan selama pembangunan
stasiun, PT MRT Jakarta akhirnya memutuskan menutup Jalan Raya
Fatmawati sepanjang 400 meter. Pihaknya sudah berkoordinasi
dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi
(Dishubtrans) DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas)
Polda Metro Jaya terkait untuk mencarikan jalur alternatif bagi
kendaraan pribadi.
Willam menuturkan, tidak seluruh ruas jalan benar-benar ditutup.
Pihaknya masih menyisakan satu jalur di kiri dan kanan selebar tiga meter untuk kendaraan umum dan penghuni kawasan setempat.
Karena itu, PT MRT Jakarta bertanggung jawab memerkeras satu jalur
dengan diaspal supaya bisa dilalui kendaraan pribadi warga
Fatmawati.
“Karena Stasiun Haji Nawi yang paling kritis soal pembebasan
lahan. Kalau ini tidak ditutup seluruh konstruksi akan mundur ke
belakang bulan Agustus 2019. Kita minta satu titik ini ditutup
supaya kita bisa membawa semua pekerjaan konstruksi ke Februari
2019. Tadi kita usulkan dan disepakati untuk adakan pengalihan,”
katanya.
Pelaksana Tugas Gubernur DIG Jakarta Sumarsono mengatakan,
rekayasa lalu lintas terkait penutupan Jalan Fatmawati selama
enam bulan tidak bisa dhawar lagi. Menurut dia, pembangunan
stasiun di Jalan Haji Nawi mutlak perlu dilakukan karena PT MRT
Jakarta membutuhkan ruang untuk mempercepat
konstruksi.Sumarsono menerangkan, rekayasa lalu lintas nanti menjadi
tanggung jawab kepala Dishubtrans DIG dan Dirlantas Polda Metro
Jaya. Kedua orang tersebut setiap pekannya bakal memantau secara
intensif perkembangan pengalihan dan kemacetan anus lain lintas.
Sumarsono berharap target
operasi proyck MRT Jakarta bisa tepat waktu pada Maret 2019.
Karena itu, pihaknya akan mengubah desain muka kepala kereta
pada pekan depan.
Perubahan itu dimaksudkan agar kepala kereta MRT terlihat lebih
keren dan futuristik. Menurut dia, banyak pakar yang menilai
bentuk desain kereta kurang bagus dan dianggap mirip kepala
jangkrik.
“Itu memang ada desain yang semula telah dikerjakan ini yang
bentuknya sangat standar. Kita ingin lebih bagus dengan desain
aerodmnamis, tapi untuk redesain ini kita akan undang pabriknya,
yaitu Nippon Sharyo dan Sumitomo, untuk membicarakannya pekan
depan hal itu (untuk) jelaskan secara
mengenai muka dari pada kereta mock up rollir
ujarnya.
Sumber Republika