andree_erlangga
New member
Larangan ke luar rumah diberlakukan di empat kota di Nepal bagian tenggara, setelah sejumlah orang tewas dan cedera dalam unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan di negara tersebut.
?Situasi mencekam, puluhan pengunjuk rasa mencoba menentang larangan ke luar rumah,? ujar Madhav Prasad Regmi kepala pemerintah Janakpur, 375 km tenggara Kathmandu.
Dikatakan ratusan orang demonstran Jumat turun ke jalanan, mengabaikan larangan keluar rumah, namun polisi tidak melepaskan tembakan ke arah mereka.
Para pengunjuk rasa mulai beraksi pekan lalu setelah seorang anak laki-laki berusia 16 tahun tertembak hingga tewas akibat bentrokan antara kelompok Maois dan aktivis Mahadhesi yang menuntut penambahan porsi perwakilan politik di negara pegunungan Himalaya itu. Para pemimpin komunitas Mahadhesi Nepal mengatakan kelompok etnis itu berjumlah sepertiga dari total 27 juta penduduk Nepal.
Mereka merupakan mayoritas di kawasan Terai yang terletak di dataran rendah selatan berbatasan dengan India dan sudah cukup lama memprotes soal diskriminasi oleh komunitas dataran tinggi.
Pejabat setempat mengatakan, sedikitnya 35 pengunjuk rasa cedera di Janakpur dan 20 lagi cedera di Birgunj. Kota lainnya yang memberlakukan larangan ke luar rumah adalah Biratnagar dan Lahan.
Protes pada awal pekan ini mengakibatkan lima orang pengunjuk rasa tewas. Pemimpin kelompok yang menggelar protes tersebut mengingatkan bahwa unjuk rasa akan terus berlanjut sampai pemerintah mengabulkan tuntutan mereka.
Nepal baru saja mengakhiri dekade perang saudara dengan pemberontak Maois setelah kelompok beraliran komunis itu menandatangani perdamaian dengan pemerintah dan mendapat jatah di pemerintahan dan parlemen. ?Jika mereka mencoba mengabaikan masalah ini, protes akan terus berlanjut,? kata Upendra Yadav, ketua Forum Mahadhesi Janadhikar.
Perdana Menteri Nepal Girija Prasad Koirala meminta kelompok Mahadhesi berdialog, sementara pihak Mahadhesi mendesak PM menetapkan tanggal perundingan.
?Situasi mencekam, puluhan pengunjuk rasa mencoba menentang larangan ke luar rumah,? ujar Madhav Prasad Regmi kepala pemerintah Janakpur, 375 km tenggara Kathmandu.
Dikatakan ratusan orang demonstran Jumat turun ke jalanan, mengabaikan larangan keluar rumah, namun polisi tidak melepaskan tembakan ke arah mereka.
Para pengunjuk rasa mulai beraksi pekan lalu setelah seorang anak laki-laki berusia 16 tahun tertembak hingga tewas akibat bentrokan antara kelompok Maois dan aktivis Mahadhesi yang menuntut penambahan porsi perwakilan politik di negara pegunungan Himalaya itu. Para pemimpin komunitas Mahadhesi Nepal mengatakan kelompok etnis itu berjumlah sepertiga dari total 27 juta penduduk Nepal.
Mereka merupakan mayoritas di kawasan Terai yang terletak di dataran rendah selatan berbatasan dengan India dan sudah cukup lama memprotes soal diskriminasi oleh komunitas dataran tinggi.
Pejabat setempat mengatakan, sedikitnya 35 pengunjuk rasa cedera di Janakpur dan 20 lagi cedera di Birgunj. Kota lainnya yang memberlakukan larangan ke luar rumah adalah Biratnagar dan Lahan.
Protes pada awal pekan ini mengakibatkan lima orang pengunjuk rasa tewas. Pemimpin kelompok yang menggelar protes tersebut mengingatkan bahwa unjuk rasa akan terus berlanjut sampai pemerintah mengabulkan tuntutan mereka.
Nepal baru saja mengakhiri dekade perang saudara dengan pemberontak Maois setelah kelompok beraliran komunis itu menandatangani perdamaian dengan pemerintah dan mendapat jatah di pemerintahan dan parlemen. ?Jika mereka mencoba mengabaikan masalah ini, protes akan terus berlanjut,? kata Upendra Yadav, ketua Forum Mahadhesi Janadhikar.
Perdana Menteri Nepal Girija Prasad Koirala meminta kelompok Mahadhesi berdialog, sementara pihak Mahadhesi mendesak PM menetapkan tanggal perundingan.