Redbastard
New member
Bismillahirrohmanirrohiim,
Alhamdulillaahi Robbil `alamiina, al qooilu fii kitabihil kariim.
Wash-sholatu was salaamu'ala asy-syrofil mursaliin sayyidina
Muhammadin shollallohu'alaihi wasallama wa'ala aalihi wa ash-haabihi
ajma'in ammaaba'du.
Ilmu adalah pengetahuan, pemahaman akal manusia terhadap sesuatu.
Ilmu ini sangatlah penting dan mendasar yang wajib diperoleh manusia
yang berakal dan mau berfikir.
Penguasaan terhadap ilmu ini akan sangat membantu dan memudahkan bagi
kehidupan kita sehari-hari.
Dalam pandangan Islam, Ilmu ini menempati posisi yang sangat penting,
dan Alloh sangat menghargai siapa-siapa yang memiliki ILMU ini.
QS Al Mujadilah (58) ayat 11 :
011. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS Az Zumar ( 39 ) ayat 9 :
009. (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.
QS Fathir ( 35 ) ayat 18,19,20 , dan 28 :
018. Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan
jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul
dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun
(yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu
beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya
(sekalipun) mereka tidak melihatNya dan mereka mendirikan sembahyang.
Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan
diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali
(mu). 019. Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat. 020. dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya.
028. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan
jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi
Maha Pengampun.
QS Ali Imron (3) ayat 18 :
018. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga bersaksi yang demikian itu). Tak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
QS Al Ankabut (29) ayat 43 :
043. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai Keutamaan akan Ilmu adalah sebagai berikut :
"Barang siapa menempuh jalan guna mencari Ilmu, maka Alloh memudahkan
baginya jalan menuju surga." ( HR Muslim )
"Sampaikanlah ajaran dariku sekalipun hanya satu ayat, dan
ceritakanlah tentang Bani Israil, tiada dosa bagi kalian. Barang siapa
yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka silahkan mengambil
tempatnya di dalam neraka" ( HR Bukhori )
"Iman itu telanjang, pakaiannya adalah takwa, perhiasannya adalah rasa
malu, dan buahnya adalah Ilmu"
"Seutama-utama manusia adalah orang Mu'min yang berilmu, yang apabila
diperlukan, ia berguna. Kalaupun tidak diperlukan, maka ia dapat
mengurus dirinya "
"Menuntut Ilmu adalah fardhu bagi setiap Muslim dan Muslimat"
Ilmu ini menurut Imam Al Ghozali , dibagi menjadi 2
1. Ilmu yang bersifat Syariat
2. Ilmu yang bersifat Akal
Dari keduanya ada yang berupa Ilmiah Teoritis, dan ada yang Ilmiah
Praktis.
ILMU SYARI'AT
Ilmu Syariat ini terbagi menjadi 2 :
1. Ilmu Ushul (Pokok) atau Ilmu Tauhid ( Merupakan Ilmiah Teoritis)
2. Ilmu Furu' atau Cabang ( Merupakan Ilmiah Praktis ), hal ini ada
yang menyangkut Hak Alloh Ta'ala seperti segala yang terkait Ibadah,
Hak Hamba Alloh terkait dengan tata pergaulan manusia yang terdiri 2
aspek, yaitu Aspek Mu'amalah dan Aspek Mu'aqodah (biasanya 2 aspek Hak
Alloh dan Hak Hamba ini disebut dan dicakup pada Ilmu FIQIH), serta
Hak Jiwa (Akhlak/Budi pekerti) sifat / akhlak baik harus dibina,
dimiliki, dikembangkan dan sifat / akhlak jelek harus dihindari, dibuang.
ILMU AKAL
Ilmu Akal itu bersifat berdiri sendiri, yang melahirkan komposisi
keseimbangan.
Ilmu Akal ini menurut beliau dibagi menjadi 3 tingkatan , yaitu :
1. Tingkat Kesatu ialah Matematika dan Logika
2. Tingkat kedua ialah Ilmu Alamiah ( Aksi dan Reaksi Alam )
3. Tingkat ketiga, adalah Ilmu Teori tentang Realitas, berujung pada
ilmu Kenabian, Mukjijat, Teori Jiwa yang Suci.
Metode Agar Berhasil Mendapatkan Ilmu
Ilmu diperoleh manusia dengan 2 buah Metode besar , yaitu :
1. Metode Proses Belajar Manusiawi
2. Metode Proses Belajar Illahiah
Metode Proses Belajar Manusiawi,
adalah metode yang umum, dapat terinderakan, dan dipakai oleh semua
orang berakal penuntut ilmu.
Proses ini memiliki 2 Sisi Utama, yaitu :
1. Sisi dari LUAR, yaitu diperoleh dengan belajar biasa, dengan cara
memperoleh manfaat dari orang lain secara particular, bisa langsung
diajari, atau dari buku karya orang lain itu ( proses Dzohir).
2. Sisi dari DALAM, yaitu diperoleh dengan proses berfikir , dengan
cara jiwa manusia mengambil dan menyerap manfaat dari jiwa universal (
proses Bathin)
Kedua sisi proses ini saling terkait dan tak terpisahkan, adakalanya
jika kekuatan badaniah lebih mendominasi jiwa si pelajar, maka dia
akan membutuhkan tambahan belajar dengan sejumlah materi ajaran, dan
adakalanya, jika cahaya akal mendominasi dengan sifat cita-rasa,
cukuplah si pelajar berfikir lebih banyak disbanding belajar biasa.
Karena itu, maka sebagian manusia ada yang memperoleh ilmu dengan
proses belajar biasa lebih banyak, dan ada sebagian manusia lainnya
memperoleh ilmu dengan proses berfikir yang lebih banyak.
Kebanyakan ilmu teori dan praktis dilahirkan (disimpulkan) oleh para
bijak dengan ketinggian kecerdasan, dan kekuatan fikirannya, serta
hipotesisnya, tanpa harus belajar dan praktik dulu.
Manusia memperpendek perolehan ilmu dengan memekai pikiran untuk
menarik kesimpulan berdasar yang diketahuinya pertama kali, sehingga
dengan berpikir itu akan menghilangkan kebodohan/keraguan dari hatinya.
Hal ini, karena manusia tidak dapat mempelajari sekaligus semua hal
pokok yang particular dan general dengan cara belajar biasa, tapi
sebagian lagi harus diperoleh hasilnya dengan teori, serta berfikir.
Atas dasar inilah para cendekiawan berproses mengambil kesimpulan dan
membentangkan kaidah-kaidah ilmu.
METODE PROSES BELAJAR ILLAHIAH
Ini adalah metode yang tidak dapat terinderakan, dan diperoleh dari
Illahi berangkat dari keimanan penuntut ilmu.
Metode ini ada 2 sisi dari segi yang menerima ilmu tersebut, yaitu :
1. Sisi Mendapat Wahyu Illahi
2. Sisi Medapat Ilham
1. Mendapat wahyu Illahi
Ini adalah proses mendapat ilmu dengan tanpa bentuk-bentuk belajar dan
berfikir.
Proses ini adalah proses penerimaan ilmu yang diterima oleh para Nabi
dan Rosul, dan Alloh telah menutup pintu ilmu melalui proses Wahyu ini
pada nabi Muhammad SAW, dimana beliau sebagai penutup Para nabi (
Khotaman Al Anbiyya )
Ilmu yang diperoleh dari wahyu ini disebut lmu Kenabian.
2. Mendapat Ilham
Ini adalah proses mendapat ilmu sebagaimana ilmu kenabian, yang
didapat oleh jiwa manusia sesuai kadar ketinggian, penyerapan, dan
kesiapan jiwa manusia itu.
Ilham ini adalah percikan wahyu.
Ilmu yang diperoleh secara Ilham ini disebut Ilmu Laduni.
Wahyu itu ilmu yang menghiasi para Nabi, sedangkan Ilham adalah
menghiasi para Auliya.
Tingkat ketinggian wahyu lebih tinggi disbanding Ilham, walaupun
prosesnya adalah sama, yaitu sama-sama dating dari Illahi, tanpa
bentuk proses belajar dan berfikir.
Firman-firman Alloh terkait dengan Ilmu Illahiyyah adalah sebagai
berikut :
QS Anisa (4) ayat 113 :
113. Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu,
tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk
menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya
sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu.
Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu,
dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah
karunia Allah sangat besar atasmu.
163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana
Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya,
dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma`il, ishak,
Ya`qub dan anak cucunya, `Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan
Kami berikan Zabur kepada Daud.
QS An Najm (42) ayat 51,52 :
051. Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir
atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. 052. Dan demikianlah Kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di
antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus.
Adapun tentang mengajarkan suatu ilmu, apalagi ilmu Agama, maka firman
Alloh berikut cukup untuk menjadi pedoman para Ulama dalam mengajarkan
ilmu yaitu :
QS. Abasa ayat 1 16, sebagai firman untuk tidak membedakan orang
yang ingin belajar Agama atau ingin belajar bertaubat (membersihkan
diri dari dosa )
001.Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
002. karena telah datang seorang buta kepadanya.
003. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).
004. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu
memberi manfa'at kepadanya?
005. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
006. maka kamu melayaninya.
007. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan
diri (beriman).
008. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
mendapatkan pengajaran),
009. sedang ia takut kepada (Allah),
010. maka kamu mengabaikannya.
011. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan
itu adalah suatu peringatan,
012. maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
013. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,
014. yang ditinggikan lagi disucikan,
015. di tangan para penulis (malaikat),
016. yang mulia lagi berbakti.
Demikian sedikit uraian masalah Keutamaan Ilmu, mohon dimaafkan jika
ada kesalahan, kesalahan itu dariku sendiri, semoga Alloh mengampuni
saya, dan kebenaran hanya Ilmu milik Alloh saja adanya.
Subhaanakallohuma Wabihamdika Asyhaduanlaailahaillaa anta Astaghfiruka
wa'atubuilayka.
Wasalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu,
Penulis : dodi indra
SUmber : http://www.mail-archive.com/
Alhamdulillaahi Robbil `alamiina, al qooilu fii kitabihil kariim.
Wash-sholatu was salaamu'ala asy-syrofil mursaliin sayyidina
Muhammadin shollallohu'alaihi wasallama wa'ala aalihi wa ash-haabihi
ajma'in ammaaba'du.
Ilmu adalah pengetahuan, pemahaman akal manusia terhadap sesuatu.
Ilmu ini sangatlah penting dan mendasar yang wajib diperoleh manusia
yang berakal dan mau berfikir.
Penguasaan terhadap ilmu ini akan sangat membantu dan memudahkan bagi
kehidupan kita sehari-hari.
Dalam pandangan Islam, Ilmu ini menempati posisi yang sangat penting,
dan Alloh sangat menghargai siapa-siapa yang memiliki ILMU ini.
QS Al Mujadilah (58) ayat 11 :
011. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS Az Zumar ( 39 ) ayat 9 :
009. (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.
QS Fathir ( 35 ) ayat 18,19,20 , dan 28 :
018. Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan
jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul
dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun
(yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu
beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya
(sekalipun) mereka tidak melihatNya dan mereka mendirikan sembahyang.
Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan
diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali
(mu). 019. Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat. 020. dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya.
028. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan
jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi
Maha Pengampun.
QS Ali Imron (3) ayat 18 :
018. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga bersaksi yang demikian itu). Tak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
QS Al Ankabut (29) ayat 43 :
043. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai Keutamaan akan Ilmu adalah sebagai berikut :
"Barang siapa menempuh jalan guna mencari Ilmu, maka Alloh memudahkan
baginya jalan menuju surga." ( HR Muslim )
"Sampaikanlah ajaran dariku sekalipun hanya satu ayat, dan
ceritakanlah tentang Bani Israil, tiada dosa bagi kalian. Barang siapa
yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka silahkan mengambil
tempatnya di dalam neraka" ( HR Bukhori )
"Iman itu telanjang, pakaiannya adalah takwa, perhiasannya adalah rasa
malu, dan buahnya adalah Ilmu"
"Seutama-utama manusia adalah orang Mu'min yang berilmu, yang apabila
diperlukan, ia berguna. Kalaupun tidak diperlukan, maka ia dapat
mengurus dirinya "
"Menuntut Ilmu adalah fardhu bagi setiap Muslim dan Muslimat"
Ilmu ini menurut Imam Al Ghozali , dibagi menjadi 2
1. Ilmu yang bersifat Syariat
2. Ilmu yang bersifat Akal
Dari keduanya ada yang berupa Ilmiah Teoritis, dan ada yang Ilmiah
Praktis.
ILMU SYARI'AT
Ilmu Syariat ini terbagi menjadi 2 :
1. Ilmu Ushul (Pokok) atau Ilmu Tauhid ( Merupakan Ilmiah Teoritis)
2. Ilmu Furu' atau Cabang ( Merupakan Ilmiah Praktis ), hal ini ada
yang menyangkut Hak Alloh Ta'ala seperti segala yang terkait Ibadah,
Hak Hamba Alloh terkait dengan tata pergaulan manusia yang terdiri 2
aspek, yaitu Aspek Mu'amalah dan Aspek Mu'aqodah (biasanya 2 aspek Hak
Alloh dan Hak Hamba ini disebut dan dicakup pada Ilmu FIQIH), serta
Hak Jiwa (Akhlak/Budi pekerti) sifat / akhlak baik harus dibina,
dimiliki, dikembangkan dan sifat / akhlak jelek harus dihindari, dibuang.
ILMU AKAL
Ilmu Akal itu bersifat berdiri sendiri, yang melahirkan komposisi
keseimbangan.
Ilmu Akal ini menurut beliau dibagi menjadi 3 tingkatan , yaitu :
1. Tingkat Kesatu ialah Matematika dan Logika
2. Tingkat kedua ialah Ilmu Alamiah ( Aksi dan Reaksi Alam )
3. Tingkat ketiga, adalah Ilmu Teori tentang Realitas, berujung pada
ilmu Kenabian, Mukjijat, Teori Jiwa yang Suci.
Metode Agar Berhasil Mendapatkan Ilmu
Ilmu diperoleh manusia dengan 2 buah Metode besar , yaitu :
1. Metode Proses Belajar Manusiawi
2. Metode Proses Belajar Illahiah
Metode Proses Belajar Manusiawi,
adalah metode yang umum, dapat terinderakan, dan dipakai oleh semua
orang berakal penuntut ilmu.
Proses ini memiliki 2 Sisi Utama, yaitu :
1. Sisi dari LUAR, yaitu diperoleh dengan belajar biasa, dengan cara
memperoleh manfaat dari orang lain secara particular, bisa langsung
diajari, atau dari buku karya orang lain itu ( proses Dzohir).
2. Sisi dari DALAM, yaitu diperoleh dengan proses berfikir , dengan
cara jiwa manusia mengambil dan menyerap manfaat dari jiwa universal (
proses Bathin)
Kedua sisi proses ini saling terkait dan tak terpisahkan, adakalanya
jika kekuatan badaniah lebih mendominasi jiwa si pelajar, maka dia
akan membutuhkan tambahan belajar dengan sejumlah materi ajaran, dan
adakalanya, jika cahaya akal mendominasi dengan sifat cita-rasa,
cukuplah si pelajar berfikir lebih banyak disbanding belajar biasa.
Karena itu, maka sebagian manusia ada yang memperoleh ilmu dengan
proses belajar biasa lebih banyak, dan ada sebagian manusia lainnya
memperoleh ilmu dengan proses berfikir yang lebih banyak.
Kebanyakan ilmu teori dan praktis dilahirkan (disimpulkan) oleh para
bijak dengan ketinggian kecerdasan, dan kekuatan fikirannya, serta
hipotesisnya, tanpa harus belajar dan praktik dulu.
Manusia memperpendek perolehan ilmu dengan memekai pikiran untuk
menarik kesimpulan berdasar yang diketahuinya pertama kali, sehingga
dengan berpikir itu akan menghilangkan kebodohan/keraguan dari hatinya.
Hal ini, karena manusia tidak dapat mempelajari sekaligus semua hal
pokok yang particular dan general dengan cara belajar biasa, tapi
sebagian lagi harus diperoleh hasilnya dengan teori, serta berfikir.
Atas dasar inilah para cendekiawan berproses mengambil kesimpulan dan
membentangkan kaidah-kaidah ilmu.
METODE PROSES BELAJAR ILLAHIAH
Ini adalah metode yang tidak dapat terinderakan, dan diperoleh dari
Illahi berangkat dari keimanan penuntut ilmu.
Metode ini ada 2 sisi dari segi yang menerima ilmu tersebut, yaitu :
1. Sisi Mendapat Wahyu Illahi
2. Sisi Medapat Ilham
1. Mendapat wahyu Illahi
Ini adalah proses mendapat ilmu dengan tanpa bentuk-bentuk belajar dan
berfikir.
Proses ini adalah proses penerimaan ilmu yang diterima oleh para Nabi
dan Rosul, dan Alloh telah menutup pintu ilmu melalui proses Wahyu ini
pada nabi Muhammad SAW, dimana beliau sebagai penutup Para nabi (
Khotaman Al Anbiyya )
Ilmu yang diperoleh dari wahyu ini disebut lmu Kenabian.
2. Mendapat Ilham
Ini adalah proses mendapat ilmu sebagaimana ilmu kenabian, yang
didapat oleh jiwa manusia sesuai kadar ketinggian, penyerapan, dan
kesiapan jiwa manusia itu.
Ilham ini adalah percikan wahyu.
Ilmu yang diperoleh secara Ilham ini disebut Ilmu Laduni.
Wahyu itu ilmu yang menghiasi para Nabi, sedangkan Ilham adalah
menghiasi para Auliya.
Tingkat ketinggian wahyu lebih tinggi disbanding Ilham, walaupun
prosesnya adalah sama, yaitu sama-sama dating dari Illahi, tanpa
bentuk proses belajar dan berfikir.
Firman-firman Alloh terkait dengan Ilmu Illahiyyah adalah sebagai
berikut :
QS Anisa (4) ayat 113 :
113. Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu,
tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk
menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya
sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu.
Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu,
dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah
karunia Allah sangat besar atasmu.
163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana
Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya,
dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma`il, ishak,
Ya`qub dan anak cucunya, `Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan
Kami berikan Zabur kepada Daud.
QS An Najm (42) ayat 51,52 :
051. Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir
atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. 052. Dan demikianlah Kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di
antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus.
Adapun tentang mengajarkan suatu ilmu, apalagi ilmu Agama, maka firman
Alloh berikut cukup untuk menjadi pedoman para Ulama dalam mengajarkan
ilmu yaitu :
QS. Abasa ayat 1 16, sebagai firman untuk tidak membedakan orang
yang ingin belajar Agama atau ingin belajar bertaubat (membersihkan
diri dari dosa )
001.Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
002. karena telah datang seorang buta kepadanya.
003. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).
004. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu
memberi manfa'at kepadanya?
005. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
006. maka kamu melayaninya.
007. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan
diri (beriman).
008. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
mendapatkan pengajaran),
009. sedang ia takut kepada (Allah),
010. maka kamu mengabaikannya.
011. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan
itu adalah suatu peringatan,
012. maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
013. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,
014. yang ditinggikan lagi disucikan,
015. di tangan para penulis (malaikat),
016. yang mulia lagi berbakti.
Demikian sedikit uraian masalah Keutamaan Ilmu, mohon dimaafkan jika
ada kesalahan, kesalahan itu dariku sendiri, semoga Alloh mengampuni
saya, dan kebenaran hanya Ilmu milik Alloh saja adanya.
Subhaanakallohuma Wabihamdika Asyhaduanlaailahaillaa anta Astaghfiruka
wa'atubuilayka.
Wasalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu,
Penulis : dodi indra
SUmber : http://www.mail-archive.com/