Kisah Hebat Dari Tribun Di Final Liga Champions

indobooker

New member
real-madrid.jpg


Semua tentang La Decima. Saat tim kesayangannya mempersiapakan diri membidik gelar kesepuluh Liga Champions, fans Real Madrid yakin kesuksesan bakal menghampiri. Kompetisi ini milik Los Blancos, mereka tidak boleh kalah.

Atmosfer menawan diciptakan fans kedua kubu. Beberapa suporter Madrid dan Atleti bahkan bepergian bersama-sama dari ibu kota Spanyol. Tidak sedikit pasangan, teman, keluarga - terbagi oleh sepakbola pada sebuah pertarungan terbesar di Eropa.

Tetapi Atleti lebih santai. Sabuk juara La Liga Spanyol sudah terpasang di pinggang, final Liga Champions adalah kejutan dan sudah menjadi bagian sejarah hebat klub. Sementara Real Madrid memandang laga dengan cara yang berbeda, final dicapai tetapi tugas belum selesai karena pertandingan di depan harus ditaklukkan.

Ribuan fans datang dengan tiket - lebih banyak lagi tidak memilikinya. Bahkan ketika krisis finansial menghantam Spanyol, penggila sepakbola ini menemukan jalan untuk mendampingi tim. Beberapa berbagi hotel, tidur di mobil dan membawa bekal perjalanan secukupnya. Tidak peduli bagaimana, Lisabon harus diinjak meski tak bisa memasuki stadion.

Bagi pecinta Atleti, final Piala Eropa atau Liga Champions tidak terlalu sering mereka nikmati, sementara Madrid pertarungan di Lisabon adalah yang ke-12. (Tiga terakhir menjadi juara 1998, 2000 dan 2002).

Sejak Madrid mengidamkan La Decima, tekanan hebat menghampiri klub raksasa Spanyol. "Ada garis tipis antara mimpi dan obsesi," kata pelatih Carlo Ancelotti sebelum duel.

Fans juga merasakannya dan karena alasan ini pula kontingen Madrid lebih cepat membanjiri area stadion sementara loyalis Atleti memilih untuk menikmati panasnya matahari di fan zone di bagian utara kota Lisabon terlebih dahulu.

Di dalam stadion, jumlah fans benar-benar terbagi dua namun fans Los Rojiblancos lebih berisik dalam memberikan dukungan - bahkan ketika mereka kehilangan Diego Costa di awal pertandingan.

Chants menyanjung Luis Aragones bergema sebelum masa rehat dari tribun Colchoneros lalu diakhiri tepukan meriah saat wasit membunyikan peluit tanda babak pertama berakhir. Di awal paruh kedua giliran fans Madrid sekuat tenaga memberi semangat. "¡Sí se puede!" "Ya, kita bisa!"

Hal ini berulang sepanjang babak kedua, namun fans Atleti tetap bersuara lebih keras. Ketika laga mendekati masa-masa krusial, teriakan "Vamos Atleti, Vamos" meluncur dari tribun merah dan putih, lainnya berteriak "Atleti champion!"

Mimipi indah itu semakin dekat, tetapi Sergio Ramos melompat tinggi menyelesaikan umpan dari pojok lapangan di depan fans Madrid dan si Putih langsung bergelora sekaligus melepaskan ketegangan dalam balutan kebahagiaan.

Gol Ramos merupakan pukulan telak bagi Atleti. Simeone membaca situasi dan cepat menyuntikkan semangat pada pasukannya dengan sedikit bumbu protes di sisi lapangan. Tetapi hantaman El Real begitu keras hingga pasukan Atleti langsung terlihat lelah.

Ekstra-time merupakan tambahan kesulitan bagi Atleti. Juanfran cedera dan nyaris tidak bisa bergerak, sayangnya Simeone sudah melakukan tiga pergantian dan sang bek kanan harus terus dipaksakan bermain.

Fans Atleti setia mendukung tim, namun momentum sudah menjadi milik Madrid. Di Maria bergerak cepat menerobos benteng pertahanan dan serangan diselesaikan tandukan kepala Gareth Bale untuk mengubah skor 2-1. Di posisi 3-1 usai Marcelo menjebol gawang, Simeone tetap bergerak meminta dukungan fans - hebatnya reaksi positif terus diperlihatkan.

Gol penalti Cristiano Ronaldo menyempurnakan petualangan indah sang bintang di Liga Champions musim ini. Di masa depan skor akhir 4-1 mungkin nyaris tidak bisa menggambarkan kisah La Decima secara lengkap; gelar itu nyaris melayang meski pada akhirnya sangat pantas diraih.

Bagi Real Madrid beban itu akhirnya menguap sementara kebanggaan tidak bisa dilepaskan dari kubu Atletico. Tidak ada fans yang kecewa melihat performa tim kesayangan mereka. Ketika berbenah berdiri membersihkan pakaian, loyalis Rojiblancos akan tersenyum mengenang musim spektakuler, sementara Madridistas berpesta La Decima dan tidak ada lagi yang bisa mengganggu status ini.

Sumber : http://www.goal.com/id-ID/news/1364...t-dari-tribun-di-final-liga-champions?ICID=OP
 
what a goal, what a finale, what a game :D

mungkin pertandingan terbaik yang pernah saya tonton, bisa begitu ya, gol di injury time, seperti final tahun 1999 aja MU vs Munchen yang golnya di injury time juga tapi 2 gol, setuju saudara2?
 
what a goal, what a finale, what a game :D

mungkin pertandingan terbaik yang pernah saya tonton, bisa begitu ya, gol di injury time, seperti final tahun 1999 aja MU vs Munchen yang golnya di injury time juga tapi 2 gol, setuju saudara2?

Saya juga tidak menyangka perbedaan skornya sampai segitu jauh..
 
Back
Top