febri27
New member
Disuatu hari Saiyidina Umar Al-Khattab menghadap Rasulullah S A.W sambil menangis, jadi bertanyalah Rasulullah “Wahai Umar, apakah yang membuat engkau hingga menangis seperti ini? ”
Jawab Umar ” Ya Rasulullah, ada seorang di muka pintu ini yang yang sudah membakar hatiku.”
Berkata Rasulullah ” Ya Umar, bawalah ia masuk.” Lalu Umar membawa pemuda yang tengah menangis itu masuk.
Bertanya Rasulullah “Apakah yang sudah engkau kerjakan hingga engkau menangis?”
Pemuda itu menjawab “Wahai Rasulullah, saya telah lakukan dosa yang besar! Saya sangat takut pada Allah S.W.T yang sangat murka kepadaku.”
“Apakah anda mempersekutukan Allah?”
“Tidak Ya Rasulullah.”
“Apakah anda membunuh jiwa yang anda tiada hak membunuhnya? ”
“Tidak Ya Rasulullah.”
“Allah akan mengampunkan dosa anda meskipun sebesar tujuh petala langit dan bumi dan bukit-bukit.”
“Wahai Rasul Allah, saya sudah lakukan dosa yang lebih besar dari langit, bumi dan bukit-bukitnya.”
“Apakah dosamu itu semakin besar dari Al-Kursi?”
“Dosaku lebih besar.”
“Apakah dosamu semakin besar dari Arsy?”
“Dosaku semakin besar.”
“Apakah dosamu lebih besar dari maaf Allah?”
“Maafnya lebih besar?”
“Sesungguhnya tidak bisa mengampun dosa besar kecuali Allah yang Maha Besar, yang besar pengampunan-Nya.” Rasulullah bersabda lagi “Katakanlah wahai pemuda, dosa apakah yang sudah engkau lakukan?”
“Saya malu akan memberitahumu, Ya Rasulullah.”
Rasulullah bertanya dengan kuat “Beritahu saya apakah dosamu itu?”
“Begini Ya Rasulullah, kerjaku yaitu sebagai penggali kubur. Saya sudah lakukan kerja menggali kubur selam 7 tahun. Disuatu hari, saya menggali kubur seorang gadis dari kaum Ansar. Setelah saya menanggalkan kain kafannya, jadi saya tinggalkan ia. Tak jauh saya meninggalkannya, jadi naiklah nafsuku. Oleh kerana tidak bisa menahan nafsu, saya kembali pada mayat itu lantas akupun menyetubuhinya. Setelah saya memuaskan nafsu, jadi saya tinggalkan dia. Belum jauh saya mengedar dari situ, tiba-tiba gadis itu bangun dan berkata, ‘Celaka benar anda wahai pemuda! Bukankah anda berasa malu pada Tuhan yang bakal membalas pada hari pembalasan kelak! Apabila tiba masanya setiap orang yang zalim bakal dituntut oleh yang teraniaya! Kau biarlah saya telanjang serta kau hadapkan saya pada Allah S. W. T dalam kondisi junub!’ ”
Usai Rasulullah mendengar info dari pemuda itu, dengan segera Rasulullah bangun sembari bersabda “Hai orang yang fasik!, memang layak anda masuk neraka dan keluarlah anda dari sini”
Sepanjang 40 hari pemuda itu memohon ampun pada Allah dan saat malam ke 44, ia melihat ke langit sambil berdoa “Ya Allah, Tuhan pada Rasulullah, Nabi Adam dan Udara, bila Engkau sudah mengampunkannu, jadi beritahulah Rasulullah S.A.W dan para sahabatnya. Bila tak, jadi kirimkan pada saya api dari langit dan bakarlah saya didunia ini dan selamatkan saya dari seksa akhirat.”
Tak berapakah lama selepas momen itu, turunlah Malaikat Jibril A.S menjumpai Rasulullah. Selepas berikan salam Jibril A. S berkata “Wahai Muhammad, Tuhanmu berikan salam padamu.”
Artikel pilihan : Ketika Pemuda Meminta Ustadz untuk Mencarikan Jodoh, yang Terjadi Malah Seperti Ini
Jawab Rasulullah S.A.W “Dialah Assalam dan daripada-Nya salam dan kepada-Nya semua keselamatan.”
“Allah bertanya, apakah anda yang jadikan makhluk?”
“Dialah Allah yang jadikan segala makhluk.”
“Adakah anda yang memberi rejeki pada makhluk?”
“Dialah Allah yang memberi rejeki pada saya dan makhluk-makhluk yang lain.”
“Apakah anda berikan taubat pada mereka?”
“Dialah Allah yang terima taubat dariku dan mereka.”
“Allah berfirman, maafkanlah hamba-Ku itu kerana Saya sudah memaafkannya.”
Jadi segera baginda memanggil pemuda itu dan menjelaskan padanya bahawa Allah sudah terima taubatnya dan memaafkannya.
Nabi pernah mengalami hal seperti itu dan langsung ditegur oleh Allah SWT, apalagi ketika kita yang mencela dan mengolok-olok mereka yang notabene suka berperilaku kasar, gemar mengerjakan dosa, dan juga tak pernah beribadah. Ketahuilah bahwa mereka bisa saja bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT, dan ketika mereka telah berubah untuk tak lagi mendekati dosa, maka bisa jadi mereka lebih baik dari kita yang mengaku setiap hari berbuat kebaikan.
Jawab Umar ” Ya Rasulullah, ada seorang di muka pintu ini yang yang sudah membakar hatiku.”
Berkata Rasulullah ” Ya Umar, bawalah ia masuk.” Lalu Umar membawa pemuda yang tengah menangis itu masuk.
Bertanya Rasulullah “Apakah yang sudah engkau kerjakan hingga engkau menangis?”
Pemuda itu menjawab “Wahai Rasulullah, saya telah lakukan dosa yang besar! Saya sangat takut pada Allah S.W.T yang sangat murka kepadaku.”
“Apakah anda mempersekutukan Allah?”
“Tidak Ya Rasulullah.”
“Apakah anda membunuh jiwa yang anda tiada hak membunuhnya? ”
“Tidak Ya Rasulullah.”
“Allah akan mengampunkan dosa anda meskipun sebesar tujuh petala langit dan bumi dan bukit-bukit.”
“Wahai Rasul Allah, saya sudah lakukan dosa yang lebih besar dari langit, bumi dan bukit-bukitnya.”
“Apakah dosamu itu semakin besar dari Al-Kursi?”
“Dosaku lebih besar.”
“Apakah dosamu semakin besar dari Arsy?”
“Dosaku semakin besar.”
“Apakah dosamu lebih besar dari maaf Allah?”
“Maafnya lebih besar?”
“Sesungguhnya tidak bisa mengampun dosa besar kecuali Allah yang Maha Besar, yang besar pengampunan-Nya.” Rasulullah bersabda lagi “Katakanlah wahai pemuda, dosa apakah yang sudah engkau lakukan?”
“Saya malu akan memberitahumu, Ya Rasulullah.”
Rasulullah bertanya dengan kuat “Beritahu saya apakah dosamu itu?”
“Begini Ya Rasulullah, kerjaku yaitu sebagai penggali kubur. Saya sudah lakukan kerja menggali kubur selam 7 tahun. Disuatu hari, saya menggali kubur seorang gadis dari kaum Ansar. Setelah saya menanggalkan kain kafannya, jadi saya tinggalkan ia. Tak jauh saya meninggalkannya, jadi naiklah nafsuku. Oleh kerana tidak bisa menahan nafsu, saya kembali pada mayat itu lantas akupun menyetubuhinya. Setelah saya memuaskan nafsu, jadi saya tinggalkan dia. Belum jauh saya mengedar dari situ, tiba-tiba gadis itu bangun dan berkata, ‘Celaka benar anda wahai pemuda! Bukankah anda berasa malu pada Tuhan yang bakal membalas pada hari pembalasan kelak! Apabila tiba masanya setiap orang yang zalim bakal dituntut oleh yang teraniaya! Kau biarlah saya telanjang serta kau hadapkan saya pada Allah S. W. T dalam kondisi junub!’ ”
Usai Rasulullah mendengar info dari pemuda itu, dengan segera Rasulullah bangun sembari bersabda “Hai orang yang fasik!, memang layak anda masuk neraka dan keluarlah anda dari sini”
Sepanjang 40 hari pemuda itu memohon ampun pada Allah dan saat malam ke 44, ia melihat ke langit sambil berdoa “Ya Allah, Tuhan pada Rasulullah, Nabi Adam dan Udara, bila Engkau sudah mengampunkannu, jadi beritahulah Rasulullah S.A.W dan para sahabatnya. Bila tak, jadi kirimkan pada saya api dari langit dan bakarlah saya didunia ini dan selamatkan saya dari seksa akhirat.”
Tak berapakah lama selepas momen itu, turunlah Malaikat Jibril A.S menjumpai Rasulullah. Selepas berikan salam Jibril A. S berkata “Wahai Muhammad, Tuhanmu berikan salam padamu.”
Artikel pilihan : Ketika Pemuda Meminta Ustadz untuk Mencarikan Jodoh, yang Terjadi Malah Seperti Ini
Jawab Rasulullah S.A.W “Dialah Assalam dan daripada-Nya salam dan kepada-Nya semua keselamatan.”
“Allah bertanya, apakah anda yang jadikan makhluk?”
“Dialah Allah yang jadikan segala makhluk.”
“Adakah anda yang memberi rejeki pada makhluk?”
“Dialah Allah yang memberi rejeki pada saya dan makhluk-makhluk yang lain.”
“Apakah anda berikan taubat pada mereka?”
“Dialah Allah yang terima taubat dariku dan mereka.”
“Allah berfirman, maafkanlah hamba-Ku itu kerana Saya sudah memaafkannya.”
Jadi segera baginda memanggil pemuda itu dan menjelaskan padanya bahawa Allah sudah terima taubatnya dan memaafkannya.
Nabi pernah mengalami hal seperti itu dan langsung ditegur oleh Allah SWT, apalagi ketika kita yang mencela dan mengolok-olok mereka yang notabene suka berperilaku kasar, gemar mengerjakan dosa, dan juga tak pernah beribadah. Ketahuilah bahwa mereka bisa saja bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT, dan ketika mereka telah berubah untuk tak lagi mendekati dosa, maka bisa jadi mereka lebih baik dari kita yang mengaku setiap hari berbuat kebaikan.