popoi
New member
tulisan ini bukan tulisan gue, ada di pc gue, difolder yang namanya dari khairun..
kayaknya tulisan sepupu gue deh..
tapi nggak masalah... gue share aja disini....soalnya kayaknya relevan dengan keadaan kita sekarang..
thank's to my cousin..khairun farjrie arief...
KITA DA?I BUKAN QADI
Bagi saya Islam adalah agama dakwah, bukan dakwa. Dakwah adalah ajakan, sementara dakwa berarti tuduhan. Mengajak dan membagi jalan kebenaran menjadi pekerjaan seorang dai, yang lahir karena keuletan dia menegakkan misi, bukan hasil audisi, atau kontestasi. Sementara mengurusi kesalahan, tuduhan, hingga penghakiman adalah tugas seorang kadi.
Kita Dai bukan Kadi (Du??t L? Qudl?t), demikian judul dari risalah tipis yang ditulis tahun 1969 oleh Hasan Hudhaibi, seorang kadi Mesir yang kemudian menjadi Mursyid Ikhwanul Muslimin (IM) kedua, setelah Hasan Al Banna wafat.
Secara khusus risalah ini menyeru jamaah IM kembali ke khittah, sebagai gerakan para juru-dakwah bukan para pendakwa. Sewaktu Hasan Hudhaibi menjabat, Banyak anggota IM menunjukkan paras yang menyeramkan; mudah mengkafirkan, terlibat aksi-aksi kekerasan, dan asyik-masyuk merebut kekuasaan. Untuk membendung arus tersebut, lahirlah fatwa Hudhaibi ini.
Ketika Hasan Al Banna mendirikan IM tahun 1926, ia murni bertujuan dakwah. Ia menggelar dakwahnya dari pojok kafe-kafe di Isma?iliyah, bukan dari pojok masjid-masjid. Kafe adalah tempat berkumpulnya masyarakat kelas biasa, yang sering dituding tidak saleh. Karena mereka tidak saleh, maka perlu disalehkan, bukan melulu disalahkan; inilah kesadaran awal Al Banna.
Sedangkan umat yang rajin ke masjid tak perlu dijejali dakwah. Terlebih lagi waktu itu, para syekh yang berjenggot, bersorban, dan bertasbih bukan rajin memberi pengajian, tapi mengumbar cacian dan hujatan terhadap pihak-pihak yang bersebrangan. Masjid bukan lagi sekadar tempat bersujud, tapi menghasut. Malangnya, fenomena ini diwariskan hingga saat ini.
me : ....
kayaknya tulisan sepupu gue deh..
tapi nggak masalah... gue share aja disini....soalnya kayaknya relevan dengan keadaan kita sekarang..
thank's to my cousin..khairun farjrie arief...
KITA DA?I BUKAN QADI
Bagi saya Islam adalah agama dakwah, bukan dakwa. Dakwah adalah ajakan, sementara dakwa berarti tuduhan. Mengajak dan membagi jalan kebenaran menjadi pekerjaan seorang dai, yang lahir karena keuletan dia menegakkan misi, bukan hasil audisi, atau kontestasi. Sementara mengurusi kesalahan, tuduhan, hingga penghakiman adalah tugas seorang kadi.
Kita Dai bukan Kadi (Du??t L? Qudl?t), demikian judul dari risalah tipis yang ditulis tahun 1969 oleh Hasan Hudhaibi, seorang kadi Mesir yang kemudian menjadi Mursyid Ikhwanul Muslimin (IM) kedua, setelah Hasan Al Banna wafat.
Secara khusus risalah ini menyeru jamaah IM kembali ke khittah, sebagai gerakan para juru-dakwah bukan para pendakwa. Sewaktu Hasan Hudhaibi menjabat, Banyak anggota IM menunjukkan paras yang menyeramkan; mudah mengkafirkan, terlibat aksi-aksi kekerasan, dan asyik-masyuk merebut kekuasaan. Untuk membendung arus tersebut, lahirlah fatwa Hudhaibi ini.
Ketika Hasan Al Banna mendirikan IM tahun 1926, ia murni bertujuan dakwah. Ia menggelar dakwahnya dari pojok kafe-kafe di Isma?iliyah, bukan dari pojok masjid-masjid. Kafe adalah tempat berkumpulnya masyarakat kelas biasa, yang sering dituding tidak saleh. Karena mereka tidak saleh, maka perlu disalehkan, bukan melulu disalahkan; inilah kesadaran awal Al Banna.
Sedangkan umat yang rajin ke masjid tak perlu dijejali dakwah. Terlebih lagi waktu itu, para syekh yang berjenggot, bersorban, dan bertasbih bukan rajin memberi pengajian, tapi mengumbar cacian dan hujatan terhadap pihak-pihak yang bersebrangan. Masjid bukan lagi sekadar tempat bersujud, tapi menghasut. Malangnya, fenomena ini diwariskan hingga saat ini.
me : ....