Kitab Vortaro dalam Bahasa sekarang

Administrator

Administrator
Tidak ada bahasa yang tidak mengandung bahasa asing. Memang terasa agak risih setidaknya akan membuat kita bertanya, apakah kata asing tersebut tidak ada padanannya, atau si pemakai hanya malas saja mencari, atau mungkin pemakai merasa lebih pintar dengan penggunaan kata asing tersebut.

Sangat mengherankan saja bila lidah kita akan lebih lancar mengucap password ketimbang dengan mengucap kata sandi.

Terngiang pendapat Amir Sjarifuddin (Perdana Menteri RI, 1947-1948) mengatakan, " segala bahasa akan menghadapi soal menyesuaikan kata dan faham asing ke bahasa sendiri." Hmm... terbukti sekarang ya?

Sumpah Pemuda menyatakan menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Namun tidak lantas kebiasaan dan kebisaan mendadak berubah. Sehari-hari masyarakat luas menggunakan bahasa daerah dan Melayu, dan para cendekiawan menyatakan pikiran dalam bahasa Belanda.

Dan hingga kini pun kita terbiasa menggunakan bahasa asing seperti makelar kasus daripada calo atau pialang perkara.

Namun, apakah mengganggu penggunaan bahasa serapan ini dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Selama ini memang belum ada masalah, karena adanya redaktur bahasa di tiap media. Hal ini belum seberapa jika dibanding pada masa awal 1920-an, ketika koran Sin Po sampai merasa perlu menerbitkan kamus kata-kata asing pada media massa ketika itu, karena diduga banyaknya pembaca yang tidak memahami bahasa asing yang terdapat dalam koran tersebut. :D Kamus tersebut dikenal dengan Kitab Vortaro.

Nah, kini begitu maraknya bahasa ciptaan anak gaul (remaja) yang oleh kebanyakan orang yang memiliki jarak zaman dengan mereka sempat kebingungan. Apakah perlu diterbitkan kembali kamus semacam Kitab Vortaro seperti tempo doeloe?
 
Bls: Kitab Vortaro dalam Bahasa sekarang

wew.. gile.. mpe di sebut kitab...

wwwkkwkw.. jadi inget film kera sakti..
 
Back
Top