jawaban mbak kalina masih menggambarkan adat ke timuran yang udah jadi budaya bangsa kita selama ini, jadi wajar kalo dia berkomentar sedemikian. Tapi aku juga setuju lho sam pendapatnya om wnks..
dear Naomi,
saya sendiri masih tidak mengerti apa itu adat ketimuran dan apa itu adat barat.. maaf karena saya tidak setuju dengan adanya pengkotak-kotakan.
adat timur (maksudnya budaya asli?) perempuan memakai pakaian dari lutut ke dada (kemben) coba mungklin masih ada di museum di Jakarta literatur kebudayaan Indonesia. dan para lelaki kebanyakan bertelanjang dada (menuirut logika saya, mungkin di sebabkan karena selain bahan pembuat pakaian masih sangat sederhana dan juga karena iklim Indonesia yang lembap)
Budaya barat sama dengan jelek? lihat lagi pakaian yang kita pakai, kalau boleh saya bilang budaya "berpakaian" di perkenalkan pertama kali di "barat" (Eropa?) karena musim yang mereka miliki mengharuskan untuk berpakaian lengkap.
Internet?... c'mon.... you know the answer!
Saya tentu saja tidak akan encourage masyarakat Indonesia untuk kemudian menjadi "seenaknya" apapun kebudayaan yang mereka jadikan acuan!
Kesopanan bukan milik "timur" belaka. Berati korupsi juga adat ketimuran?
back again to the topic;
Saya sendiri heran karena sepertinya perempuan Indonesia masih menjadi "korban" idiom dan jargon yang di buat oleh pengekangan kaum lelaki (mungkin termasuk saya) tidak selalu secara fisik, juga secara way of thingking!
Lihat tv; hampir semua iklan yang memakai perempuan sebaia modelnya pastilah: wanita berambut panjang (entah lurus ataupun bergelombang) berkulit putih dan kalau memungkinkan berwajah Euroasian (Indo?) cantik (untouchable beuty). Senyum dan seakan kekuatan kepercayaan diri mereka terletak dari wajah "plastik" mereka. Tentu saja saya menyukai wajah cantik walaupun bukan selera saya karena cantik mempunyai efek yang berbeda ke setiap orang.
Wanita yang baik adalah; menjadi kekasih dan istri buat suaminya dan menjadi ibu buat anak-anaknya (BTW; idion ini juga terjadi di Barat; so jangan khawatir) cuman apakah kemudian sebagai perempuan tidak mempunyai keinginan-keinginan sendiri?
Beberapa mantan partner saya semuanya adalah wanita yang indipendent dan memberikan saya dua anak yang sangat saya banggakan;
apakah kemudian menjadi mereka less value hanya karena mempunyai anak di "luar penikahan?"
Ketakutan kalian ada di pikiran kalian!
Untuk perempuan Indonesia speak up your mind; be rasional tanpa harus merendahkan diri kalian yang maksudnya,s elama yang kamu yakini itu benar dan mempunyai aspek logikal; then you got my vote!