gupy15
Mod
Kodok Tebu Manfaatkan Jalan untuk Menyebar
JAKARTA, RABU - Jalan merupakan sarana penting untuk memudahkan transportasi dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Di Australia, jalan-jalan ini tidak hanya digunakan penduduk sekitar tapi juga kodok tebu (Bufo marinus) untuk menjajah ke wilayah lebih luas.
Kodok tebu akan berlindung di tempat yang jauh dari ruang terbukan sepanjang malam dan baru mendektai jalan saat malam menjelang. Penelitian menunjukkan hewan yang dicap sebagai hama dan musuh lingkungan menjalankan strategi tersebut untuk menyebarkan diri.
Kodok tebu pertama kali masuk Australia pada 1935. Hewan tersebut dibawa ke Australia untuk mengendalikan penyebaran kumbang yang merusak tanaman tebu. Populasinya terus bertambah dengan tingkat penyebaran mencapai 48 kilometer pertahun karena tidak ada predator alaminya di Australia..
Tubuhnya dapat tumbuh hingga sebesar ukuran piring makan dan seberat 2,25 kilogram. Kepala dan punggungnya dipenuhi kutil yang menghasilkan cairan lengket yang mengandung racun bufotoksin. Racun ini dapat membunuh ular, kadal, dan hewan lainnya termasuk hewan piaraan.
Untuk melacak pergerakannya, Gregory Brown dari Universitas Sydney, yang memimpin penelitian, memasang pemancar radio di perut 49 ekor kodok dewasa. Kodok-kodok tersebut kemudian dilepas di area yang terdiri atas daerah penuh vegetasi dan jalanan terbuka.
Data pengukuran menunjukkan kodok-kodok tersebut lebih banyak berada di jalanan daripada di wilayah yang penuh vegetasi. Mereka cenderung mengambil kesempatan ke jalanan untuk bergerak ke wilayah lainnya. Temuan ini dijelaskan dalam jurnal Biological Vegetation edisi terbaru.
Kodok-kodok tersebut memanfaatkan ruang terbuka di jalanan yang memungkinkannya melakukan perjalanan jauh dengan cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kodok tebu menggunakan jalan untuk mempercepat penyebarannya di wilayah baru.
Penelitian lain yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kodok tebu mengembangkan kaki yang lebih panjang dalam sepuluh tahun terakhir. Hal tersebut menunjukkan strateginya agar dapat menyebar lebih jauh.
Usaha membasminya masih mengalami kebuntuan meskipun para ilmuwan melaporkan cara yang kelihatannya efektif. Kodok tebu akan berkumpul sehingga mudah ditangkap di tempat yang dipasang lampu disko yang memancarkan cahaya ultraviolet. Jebakan seperti ini diharapkan mampu mengurangi populasi kodok tebu secara signifikan.
Dengan temuan baru bahwa kodok tebu memanfaatkan jalanan, pemerintah Australia seharusnya memodifikasi jalanan agar tidak mudah dijangkau amfibi hama ini. Selain itu, pengembangan vegetasi yang lebih rapat di sekitar jalanan mungkin dapat mendorong kodok tebu tetap di jalanan sehingga kemungkinannya mati terlindas kendaraan meningkat.
Sumber: LiveScience.com
Penulis: Wah
JAKARTA, RABU - Jalan merupakan sarana penting untuk memudahkan transportasi dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Di Australia, jalan-jalan ini tidak hanya digunakan penduduk sekitar tapi juga kodok tebu (Bufo marinus) untuk menjajah ke wilayah lebih luas.
Kodok tebu akan berlindung di tempat yang jauh dari ruang terbukan sepanjang malam dan baru mendektai jalan saat malam menjelang. Penelitian menunjukkan hewan yang dicap sebagai hama dan musuh lingkungan menjalankan strategi tersebut untuk menyebarkan diri.
Kodok tebu pertama kali masuk Australia pada 1935. Hewan tersebut dibawa ke Australia untuk mengendalikan penyebaran kumbang yang merusak tanaman tebu. Populasinya terus bertambah dengan tingkat penyebaran mencapai 48 kilometer pertahun karena tidak ada predator alaminya di Australia..
Tubuhnya dapat tumbuh hingga sebesar ukuran piring makan dan seberat 2,25 kilogram. Kepala dan punggungnya dipenuhi kutil yang menghasilkan cairan lengket yang mengandung racun bufotoksin. Racun ini dapat membunuh ular, kadal, dan hewan lainnya termasuk hewan piaraan.
Untuk melacak pergerakannya, Gregory Brown dari Universitas Sydney, yang memimpin penelitian, memasang pemancar radio di perut 49 ekor kodok dewasa. Kodok-kodok tersebut kemudian dilepas di area yang terdiri atas daerah penuh vegetasi dan jalanan terbuka.
Data pengukuran menunjukkan kodok-kodok tersebut lebih banyak berada di jalanan daripada di wilayah yang penuh vegetasi. Mereka cenderung mengambil kesempatan ke jalanan untuk bergerak ke wilayah lainnya. Temuan ini dijelaskan dalam jurnal Biological Vegetation edisi terbaru.
Kodok-kodok tersebut memanfaatkan ruang terbuka di jalanan yang memungkinkannya melakukan perjalanan jauh dengan cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kodok tebu menggunakan jalan untuk mempercepat penyebarannya di wilayah baru.
Penelitian lain yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kodok tebu mengembangkan kaki yang lebih panjang dalam sepuluh tahun terakhir. Hal tersebut menunjukkan strateginya agar dapat menyebar lebih jauh.
Usaha membasminya masih mengalami kebuntuan meskipun para ilmuwan melaporkan cara yang kelihatannya efektif. Kodok tebu akan berkumpul sehingga mudah ditangkap di tempat yang dipasang lampu disko yang memancarkan cahaya ultraviolet. Jebakan seperti ini diharapkan mampu mengurangi populasi kodok tebu secara signifikan.
Dengan temuan baru bahwa kodok tebu memanfaatkan jalanan, pemerintah Australia seharusnya memodifikasi jalanan agar tidak mudah dijangkau amfibi hama ini. Selain itu, pengembangan vegetasi yang lebih rapat di sekitar jalanan mungkin dapat mendorong kodok tebu tetap di jalanan sehingga kemungkinannya mati terlindas kendaraan meningkat.
Sumber: LiveScience.com
Penulis: Wah