Megha
New member
Den.. non... ada berita menarik deh dari tangsel pos, kita baca sama-sama yah
CRAYON berwarna kuning itu dengan rapih dioretkan ke atas kertas yang sudah ada gambarnya. Oret-oretan crayon itu tak keluar dari garis pada gambar tersebut. Begitu juga dengan crayon berwarna hijau, dengan lancar dioretkan.
Dengan mata tertutup, seorang peserta di acara lomba mewarnai dengan mata tertutup yang diselenggarakan oleh Anak Cerdas Indonesia (AJI) seJabodetabek. Tempatnya difokuskan di Museum Iptek di Taman Mini Indonesia Indah pada Mingu (25/7).
Begitu juga dengan puluhan peserta lain dengan usia 5-15 tahun yang menerapkan hal yang sama dalam mewarnai gambar itu. Mereka seakan meliliat gambar dengan mata yang tertutup. Cukup diraba, diendus dengan hidung, atau didekatkan ke telinga, maka gambar seakan terlihat untuk selanjutnya diberi warna dengan crayon.
Sebut saja Intan Mutia, peserta dan Jakarta Barat ini seakan tak mengalami kesulitari dalam -‘ mewarnai gambar. Matanya yang tertutup rapat seolah-olah tidak menjadi penghalang untuk dapat terus mewarnai.
Tidak hanya Mutia, Deswita Wardani pun merasakan hal yang sama. Apa yang ada dihadapan, termasuk gambar dan 12 buah crayon tergambar jelas di pikiran. Maka itu, mewarnai gambar dengan mata tertutup tak menjadi masalah baginya.
“Walaupun mata tertutup rapat oleh kain berlapis, namun kertas bergambar dan crayon terlihat jelas di pikiran” katanya kepada Tangsel Pos seusainya lomba menggambar itu.
Sementara Mellyza Novisari, Public Relation AJI Pusat, yang juga trainer di tempat itu menerangkan, acara ini terselenggara atas kerjasama AJI Pusat dengan mitra usaha AJI Se- Jabodetabek dalam memperingati Hari Anak Nasional. Diikuti kurang lebih 60 orang peserta yang dibagi dalam dua kelompok untuk mengikuti Brain Activation.
Untuk lomba mewarnai sendiri dibagi dalam dua kelompok, yakni anak-anak yang telah mengikuti program AJI, dan anak-anak dan kalangan umum tanpa harus menutup matanya.
“Lomba mewarnai merupakan salah satu bukti kecil keberhasilan seorang anak setelah di Brain Activation. Walaupun mata tertutup dengan kain tebal, narnun mereka bisa merasakan dan seolah-olah melihat apa-apa saja yang ada di lingkungannya,” paparnya.
Ungkapan senada dilontarkan Junef Ismail, Pengelola Mitra usaha AJI Tangerang Selatan. Dijelaskannya, program AJI merupakan hasil riset terbaru para pakar dalam mengembangkan kemampuan otak anak.
Dia berkeinginan agar semua anak dapat mengikuti program dan AJI tersebut, agar putra-putri Indonesia generasi mendatang lebih baik dan lebih cerdas,
“Karena di program AJI, dan kecerdasan, hingga aklak dan prilaku menjadi sorotan utama untuk diperbaiki,” jelasnya.(sam)