SEMARANG, MINGGU - Lima jenazah korban KM Senopati Nusantara yang ditemukan 5 Februari lalu di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, hingga saat ini belum berhasil dievakuasi.
Koordinator Posko Terpadu Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Budi Prayitno, di Semarang, Minggu (18/2), mengatakan belum adanya kapal yang merapat ke Pulau Selayar menjadi penyebab tertundanya proses evakuasi. "Semula kita meminta bantuan agar kapal perang milik TNI AL dapat mengevakuasi kelima jenazah ke Surabaya, ternyata tidak ada kapal perang yang bisa diberangkatkan ke sana," katanya.
Jika tidak segera dievakuasi, lanjut Budi, dikhawatirkan kelima jenazah tersebut akan semakin tidak dapat dikenali. "Kondisi organ tubuhnya kemungkinan tidak utuh lagi," ujarnya.
Menurut Budi, ada alternatif lain agar kelima jenazah tersebut dapat segera dievakuasi, yakni meminta bantuan ke tim SAR Kendari untuk mengevakuasi sementara kelima jenazah ke Makassar. "Dari Makassar kemudian diterbangkan dengan pesawat ke Semarang," ungkap Budi yang juga menjabat sebagai Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jawa Tengah.
Dari kelima jenazah yang ditemukan tersebut, salah satunya berhasil diidentifikasi yakni almarhum Ario Priambodo (39) asal Semarang.
Budi menjelaskan, pihaknya telah memberi tahu pihak keluarga bahwa hingga saat ini proses evakuasi terhadap jenazah yang ditemukan tersebut belum dapat dilakukan karena adanya sejumlah kendala. "Bila sudah berhasil dievakuasi jenazah akan segera diserahkan kepada pihak keluarga, sedangkan empat jenazah lainnya kemungkinan akan dikebumikan di Rembang, bersama korban-korban yang belum teridentifikasi lainnya," ujarnya.
Ia juga menepis adanya anggapan bahwa PT Prima Vista sebagai pemilik KM Senopati Nusantara ingin lepas tanggung jawab dalam proses evakuasi kelima jenazah. "PT Prima Vista sudah menegaskan akan menanggung seluruh biaya evakuasi," ungkapnya.
Jumlah penumpang KM Senopati Nusantara berdasarkan manifes dari PT Prima Vista sebanyak 628 orang. Sebanyak 235 penumpang berhasil diselamatkan dan 55 meninggal dunia. "Dari jumlah tersebut, berarti masih ada sebanyak 338 penumpang yang berlum ditemukan," tambah Budi.
Koordinator Posko Terpadu Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Budi Prayitno, di Semarang, Minggu (18/2), mengatakan belum adanya kapal yang merapat ke Pulau Selayar menjadi penyebab tertundanya proses evakuasi. "Semula kita meminta bantuan agar kapal perang milik TNI AL dapat mengevakuasi kelima jenazah ke Surabaya, ternyata tidak ada kapal perang yang bisa diberangkatkan ke sana," katanya.
Jika tidak segera dievakuasi, lanjut Budi, dikhawatirkan kelima jenazah tersebut akan semakin tidak dapat dikenali. "Kondisi organ tubuhnya kemungkinan tidak utuh lagi," ujarnya.
Menurut Budi, ada alternatif lain agar kelima jenazah tersebut dapat segera dievakuasi, yakni meminta bantuan ke tim SAR Kendari untuk mengevakuasi sementara kelima jenazah ke Makassar. "Dari Makassar kemudian diterbangkan dengan pesawat ke Semarang," ungkap Budi yang juga menjabat sebagai Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jawa Tengah.
Dari kelima jenazah yang ditemukan tersebut, salah satunya berhasil diidentifikasi yakni almarhum Ario Priambodo (39) asal Semarang.
Budi menjelaskan, pihaknya telah memberi tahu pihak keluarga bahwa hingga saat ini proses evakuasi terhadap jenazah yang ditemukan tersebut belum dapat dilakukan karena adanya sejumlah kendala. "Bila sudah berhasil dievakuasi jenazah akan segera diserahkan kepada pihak keluarga, sedangkan empat jenazah lainnya kemungkinan akan dikebumikan di Rembang, bersama korban-korban yang belum teridentifikasi lainnya," ujarnya.
Ia juga menepis adanya anggapan bahwa PT Prima Vista sebagai pemilik KM Senopati Nusantara ingin lepas tanggung jawab dalam proses evakuasi kelima jenazah. "PT Prima Vista sudah menegaskan akan menanggung seluruh biaya evakuasi," ungkapnya.
Jumlah penumpang KM Senopati Nusantara berdasarkan manifes dari PT Prima Vista sebanyak 628 orang. Sebanyak 235 penumpang berhasil diselamatkan dan 55 meninggal dunia. "Dari jumlah tersebut, berarti masih ada sebanyak 338 penumpang yang berlum ditemukan," tambah Budi.