agusaricahyadi
New member
WASHINGTON (IFT) – Utang Amerika Serikat (AS) menyentuh rekor tertinggi mencapai US$ 14 triliun, atau setiap orang di Negeri Paman Sam menanggung utang US$ 45.300. Pemerintah memeringatkan jika pembatasan utang tidak dicabut bakal memicu krisis ekonomi baru.
Kongres AS harus segera mencabut pembatasan utang supaya pemerintah bisa mengajukan utang lebih banyak atau harus memangkas besar-besaran belanja pemerintah supaya tetap dalam batas utang yang berlaku.
Menteri Keuangan Timothy Geithner menyatakan kegagalan menaikkan ambang batas utang akan berakibat sangat buruk, bahkan mungkin bisa menyamai kehancuran keuangan pada 2008-2009.
Geithner menulis surat kepada Kongres yang isinya menyatakan pembatasan utang sebesar US$ 14,3 triliun bakal ditembus pada akhir Maret hingga 16 Mei mendatang. Dia memeringatkan jika pemerintah dipaksa memangkas anggaran, maka bakal terjadi default sehingga pemerintah tidak mampu membayar kewajiban-kewajibannya.
Hampir separo utang nasional saat ini terjadi sejak enam tahun silam, dimulai ketika utang mencapai US$ 7,6 triliun pada Januari 2005, periode kedua Presiden George W Bush . Utang kemudian membengkak menjadi US$ 10,6 triliun di hari Barack Obama resmi duduk di Gedung Putih pada Januari 2008, dan mencapai US$ 14,2 triliun saat ini.
Utang nasional merupakan akumulasi dari belanja defisit yang terjadi selama bertahun-tahun sejak kepemimpinan George Washington. Utang biasanya membengkak ketika era perang dan berkurang di masa damai.
Defisit anggaran 2010 mencapai US$ 1,7 triliun dan pemerintah rencana pengeluaran anggaran lebih besar US$ 1,3 triliun dibanding pemasukan. Defisit anggaran tahunan menambah sekitar US$ 4 miliar per hari ke utang nasional. Dengan kata lain, pemerintah meminjam 41 sen untuk setiap satu dollar yang dibelanjakan.
Kongres masih terlibat dalam perdebatan mengenai pencabutan batas utang pemerintah. Anggota Kongres dari Partai Demokrat mendukung pencabutan batas utang, namun Anggota Kongres dari Partai Republik yang baru saja menguasai Senat, salah satu dari dua kamar di Kongres, menentang utang pemerintah.[<
Mark Zandi, kepala ekonomi Moody’s Analytics memeringatkan jika perdebatan mengenai pembatasan utang terus terjadi, investor global akan semakin resah dan akan mendorong kenaikan suku bunga.
Sebagian kalangan menilai melampaui batas utang tidak otomatis berarti default, tetapi hanya menghentikan pemerintah mengajukan utang baru dan memaksa menggunakan cara lain.
Pada krisis utang 1995, Menteri Keuangan Robert Rubin meminjam US$ 60 miliar dari dana pension federal untuk menjalankan roda pemerintahan. Sepuluh tahun kemudian, James Baker, menteri keuangan era Presiden Ronald Reagan, menunda pembayaran dana kelolaan milik pegawai sipil.
“Baker dan Rubin menemukan cara selain berutang,” kata Stanley Collender, mantan analis anggaran di Kongres. Dia mengusulkan supaya pemerintah mencoba cara menyewakan properti-properti milik pemerintah atau menunda pembayaran terhadap kontraktor pemerintah.>:l[/SIZE]
Kongres AS harus segera mencabut pembatasan utang supaya pemerintah bisa mengajukan utang lebih banyak atau harus memangkas besar-besaran belanja pemerintah supaya tetap dalam batas utang yang berlaku.
Menteri Keuangan Timothy Geithner menyatakan kegagalan menaikkan ambang batas utang akan berakibat sangat buruk, bahkan mungkin bisa menyamai kehancuran keuangan pada 2008-2009.
Geithner menulis surat kepada Kongres yang isinya menyatakan pembatasan utang sebesar US$ 14,3 triliun bakal ditembus pada akhir Maret hingga 16 Mei mendatang. Dia memeringatkan jika pemerintah dipaksa memangkas anggaran, maka bakal terjadi default sehingga pemerintah tidak mampu membayar kewajiban-kewajibannya.
Hampir separo utang nasional saat ini terjadi sejak enam tahun silam, dimulai ketika utang mencapai US$ 7,6 triliun pada Januari 2005, periode kedua Presiden George W Bush . Utang kemudian membengkak menjadi US$ 10,6 triliun di hari Barack Obama resmi duduk di Gedung Putih pada Januari 2008, dan mencapai US$ 14,2 triliun saat ini.
Utang nasional merupakan akumulasi dari belanja defisit yang terjadi selama bertahun-tahun sejak kepemimpinan George Washington. Utang biasanya membengkak ketika era perang dan berkurang di masa damai.
Defisit anggaran 2010 mencapai US$ 1,7 triliun dan pemerintah rencana pengeluaran anggaran lebih besar US$ 1,3 triliun dibanding pemasukan. Defisit anggaran tahunan menambah sekitar US$ 4 miliar per hari ke utang nasional. Dengan kata lain, pemerintah meminjam 41 sen untuk setiap satu dollar yang dibelanjakan.
Kongres masih terlibat dalam perdebatan mengenai pencabutan batas utang pemerintah. Anggota Kongres dari Partai Demokrat mendukung pencabutan batas utang, namun Anggota Kongres dari Partai Republik yang baru saja menguasai Senat, salah satu dari dua kamar di Kongres, menentang utang pemerintah.[<
Mark Zandi, kepala ekonomi Moody’s Analytics memeringatkan jika perdebatan mengenai pembatasan utang terus terjadi, investor global akan semakin resah dan akan mendorong kenaikan suku bunga.
Sebagian kalangan menilai melampaui batas utang tidak otomatis berarti default, tetapi hanya menghentikan pemerintah mengajukan utang baru dan memaksa menggunakan cara lain.
Pada krisis utang 1995, Menteri Keuangan Robert Rubin meminjam US$ 60 miliar dari dana pension federal untuk menjalankan roda pemerintahan. Sepuluh tahun kemudian, James Baker, menteri keuangan era Presiden Ronald Reagan, menunda pembayaran dana kelolaan milik pegawai sipil.
“Baker dan Rubin menemukan cara selain berutang,” kata Stanley Collender, mantan analis anggaran di Kongres. Dia mengusulkan supaya pemerintah mencoba cara menyewakan properti-properti milik pemerintah atau menunda pembayaran terhadap kontraktor pemerintah.>:l[/SIZE]