Kubu Sukarno Diintimidasi ‘Preman’

sakradeva

New member
TABANAN-BALI

Iklim tidak kondusif mulai membayangi Tabanan menjelang digelarnya Pilkada, 4 Mei 2010. Salah satunya, muncul intimidasi terhadap kubu Wayan Sukaja-I Gusti Ngurah Anom, paket Cabup-Cawabup yang diusung Golkar. Bahkan, persiapan acara simakrama (tatap muka ) mereka dibuyarkan 18 orang tak dikenal yang berpakaian serba hitam. Jajaran Polda Bali pun perintahkan Polres Tabanan memonitor perkembangan situasi di wilayahnya.

Paket Sukaja-IGN Anom (paket Sukarno) rencananya akan melakukan simakrama ke Banjar (lingkungan Adat di Bali ) Katimemes, Desa Sudimara, Kecamatan Kota Tabanan, Jumat (19/2). Terkait acara ini, krama Banjar Katimemes melakukan persiapan penyambutan paket Sukarno.

Krama setempat pun menggelar rapat persiapan penyambutan di Balai Banjar Katimemes, Senin (15/2) malam. Rapat yang dilaksanakan mulai pukul 19.00 Wita malam itu dihadiri sekitar seratusan warga banjar setempat. Rapat dipimpin langsung Kelihan Dinas Katimemes, I Made Bagia dan dihadiri pula Kelihan Adat Banjar Katimemes, I Nyoman Nyandra.

Nah, saat rapat baru berlangsung 15 menit, terjadi intimidasi. Sebanyak 18 orang tak dikenal bertubuh rata-rata kekar yang semuanya berpakaian serba hitam, tiba-tiba muncul di lokasi rapat. Mereka datang menggunakan satu mobil Kijang dan sepeda motor dan langsung berhenti di depan bale banjar. Bahkan, ada beberapa di antaranya yang memilih duduk sekitar 5 meter dari bale banjar. Begitu muncul belasan orang tak dikenal berpakaian serba hitam dan bertubuh rata-rata kekar, mendadak dua peserta rapat malam itu menyatakan tidak mendukung paket Sukarno. Padahal, sejak awal seluruh warga Banjar Katimemes bulat mendukung Sukarno, hingga mereka bersedia menerima kedatangan paket kombinasi kader PDIP-Golkar ini untuk masimakrama di Banjar Katimemes.

Akibatnya, terjadi perdebatan sengit, hingga jalannya rapat menjadi tak menentu. Apalagi, peserta rapat malam itu rata-rata resah dan khawatir menyusul kedatangan 18 sosok tak dikenal yang berpakaian serba hitam tersebut. Memang, belasan pria ‘asing’ itu tidak secara langsung mengganggu rapat, namun krama setempat merasa tidak aman dan was-was, sehingga konsentrasi mereka buyar.

Akhirnya, rapat persiapan penyambutan paket Sukarno malam itu pun dihentikan tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Kendati peserta rapat sudah dibubarkan, namun belasan pria tak dikenal itu masih saja berada di sekitar bale banjar. Barulah setelah bale banjar kosong, belasan pria kekar berpakaian serba hitam itu pergi dengan kendaraan masing-masing.

Informasi yang dihimpun NusaBali di lapangan, Selasa (16/2), warga Banjar Katimemes sebelumnya sudah menggelar paruman banjar, 7 Februari 2010 lalu. Dalam paruman hari itu disepakati: 100 persen krama setempat mendukung paket Sukarno (Sukaja-IGN Anom).

Untuk itu, 12 perwakilan warga yang terdiri dari kelihan dinas, kelihat adat, tokoh masyarakat, pecalang, dan masyarakat setempat menemui paket Sukarno. Dari hasil pertemuan dengan paket Sukarno, disepakati simakrama di Banjar Katimemet akan digelar Jumat nanti. Namun, karena diintimidasi belasan pria kekar berpakaian serba hitam, maka acara simakrama paket Sukarno di Banjar Katimemet terpaksa dibatalkan. Kelihan Adat Banjar Katimemes, I Nyoman Nyandra, tidak kuasa menyembunyikan kekecewaannya atas adanya bayang-bayang intimidasi yang membuyarkan simakrama paket Sukarno ini. Bahkan, Nyoman Nyandra mengancam akan meletakan jabatan Kelihan Adat Banjar Katimemes, sebagai wujud kekesalannya.

“Saya kecewa sekali dengan adanya sikap warga yang mengingkari kesepakatan sebelumnya (gara-gara intimidasi belasan pria tak dikenal yang berpakaian serba hitam),” keluh Nyoman Nyandra saat dikonfirmasi di Desa Sudimara, Selasa kemarin.

Sementara, seorang kader militan PDIP asal Tanbanan yang ditemui NusaBali secara terpisah di Gedung DPRD Bali, Nitimandala Denpasar kemarin, menyesalkan adanya intimidasi di Banjar Katimemes, Desa Sudimara. Dia menilai itu sebagai bentuk intimidasi untuk menggagalkan rapat persiapan dan acara simakrama paket calon. Ini jelas merugikan paket Sukaja-IGN Anom, satu dari empat paket Cabup-Cawabup yang akan bertarung di Pilkada Tabanan, 4 Mei 2010.

"Sukaja rencananya akan turun ke Banjar Katimemes, Desa Sudimara, Jumat nanti untuk masimakrama. Krama adat setempat telah bikin persiapan untuk menyambut paket Sukaja-IGN Anom. Karena gagal, ya terpaksa susun jadwal ulang. Sukaja-IGN Anom tetap akan turun di sana," tegas sumber yang anggota Fraksi PDIP DPRD Bali ini.

Karena ada isu intimidasi belasan pria tak dikenal, politisi PDIP berbadan kekar ini mengaku langsung turun ke lokasi, Banjar Katimara, malam itu. “Saat itu, saya ditelepon Pak Made Sudana (mantan Ketua DPC PDIP PDIP yang selama ini membekingi Sukaja). Saya disuruh mengecek ke lokasi, apakah benar ada kejadian preman beraksi ke banjar itu,” terangnya.

“Saya pun langsung datang ke sana (Banjar Katimemet). Ternyata benar ada intimidasi. Warga setempat yang memberikan informasi itu. Cuma, malam itu premannya yang berbedan kekar-kekar tersebut sudah nggak ada di tempat ketika saya datang,” lanjut sumber tadi.

Dia terang-terangan menyebut belasan orang berpakaian hitam yang mengintimidasi kubu paket Sukarno malam itu sebagai premen. “Saya sebut mereka preman, karena mengintimidasi dengan menongkrongi orang yang mau rapat. Terang saja warga setempat takut karena melihat orang seram-seram tampungnya,” cetusnya.

“Jangan seperti ini caranya. Kita tidak menuding siapa-siapa, tapi ini sudah melakukan intimidasi," imbuh sumber yang dikenal cukup dekat dengan keluarga besar Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri ini.

Sementara, Sukaja yang dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa kemarin, membenarkan ada rencana turun masimakrama ke Banjar Katimemes, Desa Sudimara. Namun, Sukaja enggan berkomentar soal adanya gerakan ‘preman’ yang ingin mengagalkan simakrama paket Sukarno di Tabanan. “No comment. Tiyang masih sembahyang ini,” ujar Sukaja yang dihubungi per telepon.

Sementara itu, mantan Ketua DPC PDIP Tabanan, Made Sudana, yang selama ini selalu pasang badan untuk Sukaja, mengaku pihaknya sudah mendapat laporan adanya intimidasi warga di Banjar Katimemes yang mengelar rapat persiapan acara simakrama paket Sukarno.

Karena ada intimidasi ini, Sudana mengaku sudah menghubungi Kapolda Bali Irjen Sutisna dan Kapolres Tabanan supaya menyikapi persoalan yang mengganggu suasana kondusif di daerahnya. “Kalau aparat berani, tangkap saja mereka yang melakukan intimidasi. Harus berani menjadi masyarakat yang anti intimidasi,” ujar Sudana kepada NusaBali di Tabanan, Selasa kemarin. Sudana menuduh cara-cara intimidasi seperti ini biasanya muncul saat zaman kolonial dan Orde Baru. Namun nyatanya, di era reformasi seperti sekarang pun masih saja ada pihak yang melakukan cara-cara serupa.

“Cara-cara seperti ini (intimidasi) jelas bertentangan dengan Pancasila. Untuk itu, saya berharap agar apa pun bentuk intimidasi yang membuat masyarakat resah, harus diperangi bersama-sama oleh anak bangsa dan aparat,” tandas Sudana yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali.

Di sisi lain, Kapolda Bali Irjen Sutisna menyatakan pihaknya akan melakukan pengecekan atas kasus intimidasi di Banjar Katimemes, Desa Sudimara, Tabanan ini. “Sejauh ini, saya belum terima laporan dari Kapolres Tabanan. Nanti saya cek,” jelas Kapolda saat dikonfirmasi NusaYang jelas, Kapolda meminta semua pihak untuk sama-sama menjaga kondisi Bali yang kini sudah kondusif, menyusul kian memanasnya suhu politik jelang Pilkada di Tabanan ini. Dia mengingatkan jangan sampai muncul konflik-konflik baru yang bisa membuat kondisi Bali tidak kondusif.

Karena itu, Kapolda mengaku sudah memerintahkan jajaran Polres Tabanan untuk selalu memonitor setiap perkembangan yang terjadi. “Saya sudah perintahkan kepada Kapolres Tabanan agar situasi apa pun harus diikuti dan dimonitor terus perkembangannya. Dengan begitu, jika nanti ada sesuatu, jadi gampang mengantisipasinya,” terang Kapolda. Pilkada Tabanan 2010 akan menampilkan empat paket Cabup-Cawabup: Sukaja-IGN Anom (diusung Golkar), Putu Eka Wiryastuti-Komang Gede Sanjaya (diusung PDIP), dan IGG Putra Wirasana-Putu Oka Mahendra (diusung koalisi Demokrat-Hanura), serta calon perseorangan yang maju lewat kran Independen yakni Ketut Suprapta-Nyoman Suwandha.

Uniknya, tiga Cabup merupakan kader PDIP, namun diusung partai berbeda. Mereka adalah Sukaja, Eka Wiryastuti, dan Putra Wirasana. Secara khusus, pertarungan sarat nuansa dendam akan terjadi antara Sukaja vs Eka Wiryastuti. Maklum, Sukaja semula sempat direkomendasi DPP PDIP sebagai Cabup Tabanan, Desember 2009 lalu. Saat itu, Sukaja bertandem dengan Eka Wiryastuti di posisi Cawabup. Namun, Eka Wiryastuti tak sudi menempati posisi Cawabup, lantaran sebelumnya jawara Rakercabsus PDIP untuk job Cabup. DPP PDIP kemudian mengeluarkan rekomendasi jilid II, Januari 2010 lalu, yang menempatkan Eka Wiryastuti sebagai Cabup, bertandem dengan sanjaya di posisi Cawabup. Karena Sukaja dianulir DPP PDIP secara sepihak, barisan pendukungnya pun bergolak. Sukaja kemudian disambar Golkar sebagai Cabup Tabanan. Sedangkan Wirasana yang semula masuk barisan Sukaja, digaet Demokrat sebagai Cabup.

DPC PDIP Tabanan di bawah kendali Ketut Suryadi kemudian mengusulkan pemecatat tiga kader elitenya yang membelot: Sukaja, Putra Wirasana, dan Made Sudana. Khusus Made Sudana, akan ditindak karena membekingi Sukaja.

Di sisi lain, pertarungan tiga kekuatan inti dari kader PDIP di Pilkada Tabanan 2010, mulai mengarah ke perpecahan di kubu Banteng Gemuk. Kekuatan PDIP Tabanan kini terbelah tiga. Kelompok pertama, kader PDIP (sebagian besar) yang menyokong paket Eka Wiryastuti-Sanjaya yang diusung partainya. Dukungan ini dimotori DPC PDIP Tanbanan di bawah kendali Ketut Suryadi. Paket Eka-Jaya juga disokong anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan.

Sedangkan Sukaja mendapat sokongan dari anggota Fraksi PDIP DPRD Bali asal Tabanan. Meski tidak terang-terangan memunculkan statemen dukungannya di media massa, mereka diam-diam menyatakan salut dan prihatin kepada Sukaja yang dianiaya partainya. Sebaliknya, Putra Wirasana disebut-sebut mendapat dukungan dari para mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali, yang kini sudah purna tugas. Termasuk di antara mereka adalah Made Arimbawa, mantan Ketua DPRD Tabanan dan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali 2004-2009.

============================================================

ada yang terkecoh ma judul"nya ya :D

Btw, 'Preman' kini akrab ya dengan dunia politik ;)
 
Bls: Kubu Sukarno Diintimidasi ‘Preman’

calon pemimpin gunakan jasa preman
jika menang maka preman2 itu minta lahan buat malak
udah bisa d bayangkan dampaknya
 
Back
Top