enjangmultiguna
New member
Direktur Eksekutif Horison School of Hospitality, Sutrisno
Muslimin mengatakan, pihaknya menyiapkan sebuah terobosan bahwa kuliah itu cepat. “kami ingin menyiapkan tenaga kerja yang andal dalam waktu relatif cepat. Mahasiswa dididik dalam waktu 1-2 tahun, sudah siap kerja dan ketika bekerja mendapatkan kompensasi yang baik,” ujarnya.
karena itu, Sutrisno menambahkan, kuliah di Horison School of Hospitality, terdiri’ dan 70 persen praktik dan 30 perseri teori. Tenaga pengajarnya terutama para praktisi. Misalnya yang mengajar food and beverage (F&B) betul betul orang F&B yang bekerja di hotel. Demikian pula, yang mengajar front office harus betul betul orang yang bekerja di front office hotel. “Kami punya nilai lebih karena mempunyai group hotel Horison, sehingga laboratorium kami sudah teruji. Selain itu, kami pun mempunyai hubungan baik dengan berbagai pihak di luar negeri, sehingga pada waktu job training kami mudah menempatkan para mahasiswa kami di luar negeri,” papar Sutnisno.
ia menjelaskan, permintaan terhadap lulusan Horison School of Hospitality terus mengalir. baik dari dalam maupun luan negeri. Di antaranya dan negara-negara Timur
Tengah, khususnya Arab Saudi dan Qatar. ‘Bahkan kebanyakan mahasiswa kami, belum selesai kuliah, tapi sudah bekerja. Mereka job training di sebuah hotel, ketika job training tersebut akan berakhir langsung ditawari pekerjaan,” ungkapnya.
Contohnya adalah iwan Ara, alumni Dlii Horison School of Hospitality tahun 2010. ia job training di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta. Kemudian ditawari bekerja di hotel tersebut. “Alhamdulillah, satu hari sebelum wisuda, saya sudah tanda tangan kontrak kerja di hotel tersebut. Jadi, tidak sempat menganggur,’ papan iwan Ara.
Pemuda asal Aceh itu mengakui bekal ilmu yang diberikan di kampusnya sangat membantu dan sesuai dengan yang diperlukan. “Apalagi sejak kecil saya memang ingin menjadi seorang chef,” tegasnya.
Besarnya potensi di bidang pariwisata tampaknya menarik perhatian Ama Gusti Azis untuk kuliah di bidang tersebut. ‘Akademi perhotelan sangat menarik buat saya. Dunia perhotelan, atau pariwisata tidak akan pernah mati. Rita memberikan jasa pembayaran kepada para pelanggan dengan tekad memberikan yang terbaik kepada mereka.” tutur mahasiswa Horison School of Hospitality itu.
Sumber : Republika
Muslimin mengatakan, pihaknya menyiapkan sebuah terobosan bahwa kuliah itu cepat. “kami ingin menyiapkan tenaga kerja yang andal dalam waktu relatif cepat. Mahasiswa dididik dalam waktu 1-2 tahun, sudah siap kerja dan ketika bekerja mendapatkan kompensasi yang baik,” ujarnya.
karena itu, Sutrisno menambahkan, kuliah di Horison School of Hospitality, terdiri’ dan 70 persen praktik dan 30 perseri teori. Tenaga pengajarnya terutama para praktisi. Misalnya yang mengajar food and beverage (F&B) betul betul orang F&B yang bekerja di hotel. Demikian pula, yang mengajar front office harus betul betul orang yang bekerja di front office hotel. “Kami punya nilai lebih karena mempunyai group hotel Horison, sehingga laboratorium kami sudah teruji. Selain itu, kami pun mempunyai hubungan baik dengan berbagai pihak di luar negeri, sehingga pada waktu job training kami mudah menempatkan para mahasiswa kami di luar negeri,” papar Sutnisno.
ia menjelaskan, permintaan terhadap lulusan Horison School of Hospitality terus mengalir. baik dari dalam maupun luan negeri. Di antaranya dan negara-negara Timur
Tengah, khususnya Arab Saudi dan Qatar. ‘Bahkan kebanyakan mahasiswa kami, belum selesai kuliah, tapi sudah bekerja. Mereka job training di sebuah hotel, ketika job training tersebut akan berakhir langsung ditawari pekerjaan,” ungkapnya.
Contohnya adalah iwan Ara, alumni Dlii Horison School of Hospitality tahun 2010. ia job training di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta. Kemudian ditawari bekerja di hotel tersebut. “Alhamdulillah, satu hari sebelum wisuda, saya sudah tanda tangan kontrak kerja di hotel tersebut. Jadi, tidak sempat menganggur,’ papan iwan Ara.
Pemuda asal Aceh itu mengakui bekal ilmu yang diberikan di kampusnya sangat membantu dan sesuai dengan yang diperlukan. “Apalagi sejak kecil saya memang ingin menjadi seorang chef,” tegasnya.
Besarnya potensi di bidang pariwisata tampaknya menarik perhatian Ama Gusti Azis untuk kuliah di bidang tersebut. ‘Akademi perhotelan sangat menarik buat saya. Dunia perhotelan, atau pariwisata tidak akan pernah mati. Rita memberikan jasa pembayaran kepada para pelanggan dengan tekad memberikan yang terbaik kepada mereka.” tutur mahasiswa Horison School of Hospitality itu.
Sumber : Republika
