Lacak Penculikan dengan Balon Berhadiah

Kalina

Moderator
TOKYO - Pemerintah Jepang terus berusaha mengumpulkan informasi mengenai warganya yang diculik Korut puluhan tahun silam. Karena Korut dikenal sebagai negara tertutup, Jepang pun menggunakan cara yang sedikit tak lazim. Mereka akan menggunakan balon udara yang menyebarkan ratusan selebaran berisi permintaan agar warga Korut melaporkan apa pun informasi mengenai warga Jepang yang diculik, plus janji imbalan USD 10 ribu (sekitar Rp 90 juta).

Rencana tersebut digagas Komisi Penyelidik Hilangnya Warga Jepang terkait Korut. Tahap awal pelepasan balon udara tersebut dilaksanakan akhir Maret. Jepang akan melepas balon sepanjang 5 meter itu dari wilayah perbatasan Korsel-Korut. Setiap balon udara dilengkapi alat pengatur waktu untuk menentukan kapan selebaran itu dilepas. "Waktunya diatur sesuai dengan jarak antara perbatasan dan Pyongyang, ibu kota Korut," jelas Kazuhiro Araki, ketua komisi tersebut.

Selebaran yang dilepas berukuran sebesar kartu pos dan dibuat dari kertas anti-air. Huruf yang digunakan adalah huruf Korea. Isinya meminta warga yang mengetahui penculikan warga Jepang antara 1970-an hingga 1980-an segera melapor ke saluran telepon khusus. Informasi yang benar dihargai USD 10 ribu. "Kami mempersiapkan 10.000 selebaran untuk disebar di seluruh wilayah Korut," jelas Araki.

Jepang memilih menggunakan cara tersebut karena Korut tidak memiliki akses internet, radio, atau televisi sehingga sulit untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam negara tersebut. Pada 2002, Korut mengaku menculik 13 warga Jepang selama 70-an hingga 80-an. Lima di antaranya dipulangkan, sedangkan lainnya disebut sudah meninggal. Korut sengaja menculik warga Jepang untuk mendapatkan informasi mengenai kekuatan Negeri Sakura tersebut.
 
Back
Top