ch4rlotte
New member
Subhanallah, Allahu Akbar itulah suasana saat beberapa jamaah haji melihat jeleretan awan yang membentuk tulisan Allah di atas langit Masjidil Haram. Kekhusu'an jamaah haji yang twowaf pun semakin menjadi-jadi sambil melambaikan doa-doa dengan keras.
Wartawan detikcom Muhammad Nur Hayid yang menyaksikan langsung jeleretan awan bertuliskan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan subhanallla. .. Allahu Akbar. Setelah diamati, semua langit di atas Masjidil Haram saat itu, sekitar pukul 09.00 WAS (10 dzulhijjah) berwarna biru terang. Jadi sangat jelas sekali
jeleretan lafald Allah itu.
Sayangnya, lafad jalalah itu gagal diabadikan oleh wartawan detikcom karena situasi saat itu sangat padat akibat semua jamaah haji memilih langsung melaksanakan tawaf ifadah setelah melontar jumrah aqobah.
Ruang berhenti untuk mengambil camera di tas dan memotret foto itu gagal dilakukan karena kondisi saling dorong antar jamaah yang terus bergerak menyelesaikan 7 putaran.
Wartawan RRI Nurhanuddin yang ikut menyaksikan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan tasbih dan takbit berkali-kali. ia sangat senang karena dapat menyaksikan kebesaran Allah secara langsung berupa tulisan lafald allah di atas masjidil haram dalam keadaan tawaf ifadah.
"Subhanallah. . Subhallah.. Allah Akbar .. Allahu Akbar...ini kebesaran Allah yang ditunjukkan pada kita," katanya di sela tawaf pada detikcom.
Usai tawaf, Nur menyampaikan pada detikcom rasa syukurnya pada Allah atas kemurahannya menunjukkan lafald Allah.
"Alhamdulillah, kalau saya langsung tawaf semalam, mungkin nggak bisa lihat ini. ini bukti Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Semoga doa kita dikabulkan dan jadi haji mabrur," kata Nurhanudin
Hal yang sama disampaikan Novelisa, menurutnya munculnya lafad allah di atas langit masjidil haramini merupakan bukti kebesaran allah yang ditunjukkan pada hambanya yang sedang menyelesaikan prosesi ibadah haji setelah wukuf di arafah.
"Subhanallah, ini kebesaran Allah. alhamdulillah. saya dapat menyaksikan langsung. Semoga kita mendapatkan haji mabrur," katanya
Setelah dua kali putaran, wartawan detikcom Muhammmad Nur Hayid sudah melihat jeleretan awan yang membentuk lafad allah itu mulai melebar. putaran ke 3 lafad Allah yang terletak diatas maqom ibrahim lurus dengan daerah multazam itu sudah kabur dan dan tek terlihat lagi tulisannya.
Subhanallah. astagrifullah. ...... hanya kata-kata itulah yang keluar saat melihat keajaiban ini. Memang setiap kali menaiki pesawat, wartawan detikcom berusaha untuk duduk di pinggir jendela. Harapannya dapat memotret awan-awan yang melihat lafad allah.
Sayangnya, Allah belum berkehandak. Justru disaat yang tidak direncanakan itulah Allah menunjukkan kebesarannya langsung kalimah Allah di atas langit masjidil haram.
subhanallah. . Allahuakbar. ..la ilaaha illallah, Muhammad rasulullah SAW. Allahummajalna hajjana hajjan mabruro wasa'yammaskuro wadanbam magfuro watijarotan lan taburo...Amin
Sumber : detik.com dan http://www.indospir itual.com/ artikel_lafad- allah-muncul- di-atas-langit- makkah.html
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Wartawan detikcom Muhammad Nur Hayid yang menyaksikan langsung jeleretan awan bertuliskan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan subhanallla. .. Allahu Akbar. Setelah diamati, semua langit di atas Masjidil Haram saat itu, sekitar pukul 09.00 WAS (10 dzulhijjah) berwarna biru terang. Jadi sangat jelas sekali
jeleretan lafald Allah itu.
Sayangnya, lafad jalalah itu gagal diabadikan oleh wartawan detikcom karena situasi saat itu sangat padat akibat semua jamaah haji memilih langsung melaksanakan tawaf ifadah setelah melontar jumrah aqobah.
Ruang berhenti untuk mengambil camera di tas dan memotret foto itu gagal dilakukan karena kondisi saling dorong antar jamaah yang terus bergerak menyelesaikan 7 putaran.
Wartawan RRI Nurhanuddin yang ikut menyaksikan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan tasbih dan takbit berkali-kali. ia sangat senang karena dapat menyaksikan kebesaran Allah secara langsung berupa tulisan lafald allah di atas masjidil haram dalam keadaan tawaf ifadah.
"Subhanallah. . Subhallah.. Allah Akbar .. Allahu Akbar...ini kebesaran Allah yang ditunjukkan pada kita," katanya di sela tawaf pada detikcom.
Usai tawaf, Nur menyampaikan pada detikcom rasa syukurnya pada Allah atas kemurahannya menunjukkan lafald Allah.
"Alhamdulillah, kalau saya langsung tawaf semalam, mungkin nggak bisa lihat ini. ini bukti Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Semoga doa kita dikabulkan dan jadi haji mabrur," kata Nurhanudin
Hal yang sama disampaikan Novelisa, menurutnya munculnya lafad allah di atas langit masjidil haramini merupakan bukti kebesaran allah yang ditunjukkan pada hambanya yang sedang menyelesaikan prosesi ibadah haji setelah wukuf di arafah.
"Subhanallah, ini kebesaran Allah. alhamdulillah. saya dapat menyaksikan langsung. Semoga kita mendapatkan haji mabrur," katanya
Setelah dua kali putaran, wartawan detikcom Muhammmad Nur Hayid sudah melihat jeleretan awan yang membentuk lafad allah itu mulai melebar. putaran ke 3 lafad Allah yang terletak diatas maqom ibrahim lurus dengan daerah multazam itu sudah kabur dan dan tek terlihat lagi tulisannya.
Subhanallah. astagrifullah. ...... hanya kata-kata itulah yang keluar saat melihat keajaiban ini. Memang setiap kali menaiki pesawat, wartawan detikcom berusaha untuk duduk di pinggir jendela. Harapannya dapat memotret awan-awan yang melihat lafad allah.
Sayangnya, Allah belum berkehandak. Justru disaat yang tidak direncanakan itulah Allah menunjukkan kebesarannya langsung kalimah Allah di atas langit masjidil haram.
subhanallah. . Allahuakbar. ..la ilaaha illallah, Muhammad rasulullah SAW. Allahummajalna hajjana hajjan mabruro wasa'yammaskuro wadanbam magfuro watijarotan lan taburo...Amin
Sumber : detik.com dan http://www.indospir itual.com/ artikel_lafad- allah-muncul- di-atas-langit- makkah.html
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin