jmw01
New member
DUBAI (Berita SuaraMedia) - Tindakan keras Uni Emirat Arab pada layanan BlackBerry akan diperluas bagi pengunjung asing, menempatkan keprihatinan pemerintah atas smartphone tersebut dalam konflik langsung dengan ambisi negara itu untuk menjadi surga bisnis dan pariwisata.
Regulator telekomunikasi Emirat pada Senin mengatakan bahwa para wisatawan yang menuju Dubai dan pusat industri minyak penting lainnya dari Abu Dhabi, seperti 500.000 pelanggan lokal lainnya, akan diharuskan meninggalkan penggunaan e-mail, pesan dan layanan Web BlackBerry mulai 11 Oktober, bahkan ketika mereka membawa telepon gengam yang dikeluarkan oleh negara lain. Perangkat itu sendiri masih akan diizinkan untuk menerima panggilan telepon.
Pihak berwenang Emirat mengatakan langkah ini didasarkan pada masalah keamanan karena BlackBerry mengirim data secara otomatis ke komputer perusahaan di luar negeri, di mana sulit bagi pemerintah daerah untuk memonitor aktivitas ilegal atau adanya penyalahgunaan.
Kritikus terhadap tindakan keras itu mengatakan ini adalah salah satu cara bagi pemerintah konservatif negara tersebut untuk mengontrol konten yang dianggap tidak pantas secara politik atau secara moral.
Sekitar 100.000 pelancong melewati bandara Dubai setiap hari, menjadikan kota itu sebagai kota tersibuk di Timur Tengah. Pembatasan baru itu bisa menyebabkan mereka yang melakukan perjalanan bisnis yang tidak memiliki banyak waktu, dan banyak dari mereka yang berganti pesawat untuk tujuan lain, tanpa akses ke web atau e-mail mereka.
"Saya pikir itu langkah mundur yang sangat besar. Semua negara-negara maju di dunia memilikinya.. Mengapa kita tidak?" kata pengguna BlackBerry asal Emirat Maisoon al-Iskandarani, 24 tahun, yang bekerja di bank internasional di Dubai. "Bagaimana anda akan dapat tetap berhubungan dengan klien dan kolega Anda?"
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS PJ Crowley menyebut pembatasan teknologi seperti itu sebagai sebuah "gerakan ke arah yang salah."
"Kami akan mengklarifikasi UEA apa yang ada di balik pengumuman ini, tapi kami pikir itu menetapkan preseden yang berbahaya," kata Crowley kepada wartawan.
"Ini adalah pandangan kami bahwa Anda harus membuka teknologi baru yang dapat memiliki peluang untuk memberdayakan masyarakat," tambahnya.
Namun, Crowley mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa diplomat dan pejabat lainnya yang perlu melakukan perjalanan ke daerah akan terus melakukannya, bahkan jika mereka harus menggunakan ponsel biasa dan bukannya layanan BlackBerry.
Kelompok kebebasan pers, Reporters Without Borders, yang berbasis di Paris mendesak pemerintah untuk mencabut larangan tersebut dan mencapai kompromi "yang tidak membatasi kebebasan penduduk Emirat.”
Pembuat perangkat elektronik Research in Motion Ltd mengatakan mereka "menghargai baik peraturan pemerintah maupun keamanan dan kebutuhan privasi perusahaan dan konsumen," tetapi tidak mengungkapkan rincian diskusi dengan regulator di salah satu lebih dari 175 negara di mana mereka beroperasi. Perusahaan Kanada itu membela sistem keamanan mereka sebagai "diterima secara luas oleh para pelanggan yang sadar keamanan dan pemerintah di seluruh dunia."
UEA berpendapat beberapa fitur BlackBerry beroperasi di luar hukum negara itu, "menyebabkan masalah peradilan, keamanan sosial dan nasional." Yang menjadi keprihatinan utama mereka adalah cara perangkat tersebut menangani data , yang terenkripsi dan dialihkan melalui server RIM di luar negeri. Enkripsi otomatis tersebut membuat data BlackBerry jauh lebih sulit, bahkan hampir tidak mungkin, dipantau oleh otoritas.
Duta Besar Emirat untuk AS, Yousef al-Otaiba, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka hanya meminta RIM untuk mematuhi peraturan negaranya, sama seperti bagaimana RIM mematuhi hukum di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Ia menambahkan, UEA telah melakukan pembicaraan dengan RIM selama beberapa tahun tanpa hasil.
![blackberry_gt.jpg](http://www.suaramedia.com/images/stories/4berita/1-8-ekonomi/blackberry_gt.jpg)
Regulator telekomunikasi Emirat pada Senin mengatakan bahwa para wisatawan yang menuju Dubai dan pusat industri minyak penting lainnya dari Abu Dhabi, seperti 500.000 pelanggan lokal lainnya, akan diharuskan meninggalkan penggunaan e-mail, pesan dan layanan Web BlackBerry mulai 11 Oktober, bahkan ketika mereka membawa telepon gengam yang dikeluarkan oleh negara lain. Perangkat itu sendiri masih akan diizinkan untuk menerima panggilan telepon.
Pihak berwenang Emirat mengatakan langkah ini didasarkan pada masalah keamanan karena BlackBerry mengirim data secara otomatis ke komputer perusahaan di luar negeri, di mana sulit bagi pemerintah daerah untuk memonitor aktivitas ilegal atau adanya penyalahgunaan.
Kritikus terhadap tindakan keras itu mengatakan ini adalah salah satu cara bagi pemerintah konservatif negara tersebut untuk mengontrol konten yang dianggap tidak pantas secara politik atau secara moral.
Sekitar 100.000 pelancong melewati bandara Dubai setiap hari, menjadikan kota itu sebagai kota tersibuk di Timur Tengah. Pembatasan baru itu bisa menyebabkan mereka yang melakukan perjalanan bisnis yang tidak memiliki banyak waktu, dan banyak dari mereka yang berganti pesawat untuk tujuan lain, tanpa akses ke web atau e-mail mereka.
"Saya pikir itu langkah mundur yang sangat besar. Semua negara-negara maju di dunia memilikinya.. Mengapa kita tidak?" kata pengguna BlackBerry asal Emirat Maisoon al-Iskandarani, 24 tahun, yang bekerja di bank internasional di Dubai. "Bagaimana anda akan dapat tetap berhubungan dengan klien dan kolega Anda?"
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS PJ Crowley menyebut pembatasan teknologi seperti itu sebagai sebuah "gerakan ke arah yang salah."
"Kami akan mengklarifikasi UEA apa yang ada di balik pengumuman ini, tapi kami pikir itu menetapkan preseden yang berbahaya," kata Crowley kepada wartawan.
"Ini adalah pandangan kami bahwa Anda harus membuka teknologi baru yang dapat memiliki peluang untuk memberdayakan masyarakat," tambahnya.
Namun, Crowley mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa diplomat dan pejabat lainnya yang perlu melakukan perjalanan ke daerah akan terus melakukannya, bahkan jika mereka harus menggunakan ponsel biasa dan bukannya layanan BlackBerry.
Kelompok kebebasan pers, Reporters Without Borders, yang berbasis di Paris mendesak pemerintah untuk mencabut larangan tersebut dan mencapai kompromi "yang tidak membatasi kebebasan penduduk Emirat.”
Pembuat perangkat elektronik Research in Motion Ltd mengatakan mereka "menghargai baik peraturan pemerintah maupun keamanan dan kebutuhan privasi perusahaan dan konsumen," tetapi tidak mengungkapkan rincian diskusi dengan regulator di salah satu lebih dari 175 negara di mana mereka beroperasi. Perusahaan Kanada itu membela sistem keamanan mereka sebagai "diterima secara luas oleh para pelanggan yang sadar keamanan dan pemerintah di seluruh dunia."
UEA berpendapat beberapa fitur BlackBerry beroperasi di luar hukum negara itu, "menyebabkan masalah peradilan, keamanan sosial dan nasional." Yang menjadi keprihatinan utama mereka adalah cara perangkat tersebut menangani data , yang terenkripsi dan dialihkan melalui server RIM di luar negeri. Enkripsi otomatis tersebut membuat data BlackBerry jauh lebih sulit, bahkan hampir tidak mungkin, dipantau oleh otoritas.
Duta Besar Emirat untuk AS, Yousef al-Otaiba, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka hanya meminta RIM untuk mematuhi peraturan negaranya, sama seperti bagaimana RIM mematuhi hukum di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Ia menambahkan, UEA telah melakukan pembicaraan dengan RIM selama beberapa tahun tanpa hasil.