Administrator
Administrator
Pernyataan Polda Metro Jaya beberapa hari lalu yang menyatakan bahwa pihaknya telah menangkap dan menahan Kepala Bagian (Kabag) di Pusat Penerapan Pengetahuan Ilmu dan Teknologi (Puspiptek), serpong Tangerang, berinsial ST, dibantah oleh jajaran Puspiptek.
Bahkan, pihaknya menyayangkan adanya penahanan terhadap pegawai LIPI yang diduga menggelapkan bahan pembuat sabu.
Bantahan tersebut disampaikan, Agus Haryono, Head Division of Science and Technology Service Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di sela-sela Seminar Alat Pendidikan Sehat bagi Siswa di Balai Patriot, Komplek Pemkot Bekasi, Rabu (9/6). Agus yang mengaku ditunjuk lembaganya untuk mengklarifikasi hal itu mengatakan, tidak benar ada ephedrine (bahan pembuat sabu) dan kafein dalam dattar barang bukti yang diterima Puspiptek, Serpong untuk dimusnahkan.
Menurut Agus, ada tiga jenis BAP yang dibuat dalam penyerahan barang bukti seberat total 1,9 ton itu, yaitu SAP untuk pemusnahan, peniipan, dan pemanfaatan. Dan tiga jenis SAP itu, tidak ada satu pundisebutkan adanya ephedrine dan kafein, ungkapnya.
Agus menjelaskan, pada 2007 lalu, Kejaksaan Agung mengirim 27 truk barang bukti yang isinya tidak semuanya berupa bahan narkoba, tapi ada juga peralatan seperti tangki, mixer, pelarut konvensional yang biasa digunakan industri, serta ada beberapa cairan dalam kemasan yang tidak boleh dibuka.
Sebagian barang bukti, kata Peneliti Terbaik pada Pusat Penelitan Kimia LIPI 2008 itu, masuk dalam BAP pemantaatan. Kesalahan tim pemusnahan adalah menjual barang yang menurut kami tidak berbahaya, seperti soda ash yang biasa digunakan untuk menjernihkan air,” imbuhnya.
Penjualan sebagian barang bukti itu, sambung Agus, terpaksa dilakukan karena anggaran pemusnahan barang bukti yang diberikan kepada Puspiptek Serpong tidak mencukupi. ‘tidak benar kalau pemusnahan hanya dilakukan dua hari. Bayangkan saja, dengan material sebanyak 27 truk, pemusnahan itu kami lakukan hingga sebulan lebih terangnya.
Sumber : Berkot
Bahkan, pihaknya menyayangkan adanya penahanan terhadap pegawai LIPI yang diduga menggelapkan bahan pembuat sabu.
Bantahan tersebut disampaikan, Agus Haryono, Head Division of Science and Technology Service Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di sela-sela Seminar Alat Pendidikan Sehat bagi Siswa di Balai Patriot, Komplek Pemkot Bekasi, Rabu (9/6). Agus yang mengaku ditunjuk lembaganya untuk mengklarifikasi hal itu mengatakan, tidak benar ada ephedrine (bahan pembuat sabu) dan kafein dalam dattar barang bukti yang diterima Puspiptek, Serpong untuk dimusnahkan.
Menurut Agus, ada tiga jenis BAP yang dibuat dalam penyerahan barang bukti seberat total 1,9 ton itu, yaitu SAP untuk pemusnahan, peniipan, dan pemanfaatan. Dan tiga jenis SAP itu, tidak ada satu pundisebutkan adanya ephedrine dan kafein, ungkapnya.
Agus menjelaskan, pada 2007 lalu, Kejaksaan Agung mengirim 27 truk barang bukti yang isinya tidak semuanya berupa bahan narkoba, tapi ada juga peralatan seperti tangki, mixer, pelarut konvensional yang biasa digunakan industri, serta ada beberapa cairan dalam kemasan yang tidak boleh dibuka.
Sebagian barang bukti, kata Peneliti Terbaik pada Pusat Penelitan Kimia LIPI 2008 itu, masuk dalam BAP pemantaatan. Kesalahan tim pemusnahan adalah menjual barang yang menurut kami tidak berbahaya, seperti soda ash yang biasa digunakan untuk menjernihkan air,” imbuhnya.
Penjualan sebagian barang bukti itu, sambung Agus, terpaksa dilakukan karena anggaran pemusnahan barang bukti yang diberikan kepada Puspiptek Serpong tidak mencukupi. ‘tidak benar kalau pemusnahan hanya dilakukan dua hari. Bayangkan saja, dengan material sebanyak 27 truk, pemusnahan itu kami lakukan hingga sebulan lebih terangnya.
Sumber : Berkot
