eddy_irwan
New member
"Dead Plan" Kang Asep: Not Well Prepare !
Kebetulan saya melihat satu "berita lucu" di Liputan 6 SCTV 15/11/2006. Tersebutlah Kang Asep (bukan nama sebenarnya.-red) yang tinggal di desa Warung Doyong, suatu daerah di kota Sukabumi.
Hidupnya yang serba kekurangan, sakit-sakitan dan penuh derita membuatnya stres berat. Apalagi dia selalu membanding-banding dirinya dengan Ujang, Iman, Jali dan beberapa teman-temannya yang lain, yang hidup mereka agaknya lebih enak dari Kang Asep.
Ujang misalnya, sebagai tukang ojek kok bisa beli 2 sepeda motor. Iman bisa bolak balik Sukabumi-Jakarta kayak bos yang sedang menangani beberapa proyek2 besar. Bahkan si Jali mampu beristri dua dan memberikan 2 warung kelontong untuk masing-masing istrinya.
Setiap hari Kang Asep hanya selalu termenung memikirkan teman-temannya itu. Jangankan jadi seperti Kang Ujang pikirnya. Menghayal saja jadi seperti mereka sudah tak mampu. Hingga akhirnya Kang Asep cuma bisa mengutuki dirinya, kenapa kok selalu miskin dan tertekan begini.
Jadilah Kang Asep stres berat. Bahkan orang kampung bilang kalau Kang Asep semakin rada-rada... alias rada-rada gelo pisan (gila- red). Malah Minah (gadis yang pernah ditaksirnya, namun sekarang sudah jadi istri orang) pernah becandain Kang Asep dengan kata-kata lucu "Eta mah kumaha Kang Asep? jangan ngelamun melulu nanti disambar hantu gombel lu.." abis itu Minah ngacir terkikik-kikik sembari dilempari Kang Asep pakai kulit pisang.
Lama-lama Kang Asep memang jadi pengen aja disambet hantu gombel. Biar mati aja sekalian, ngapain juga hidup kayak gini. Hanya jadi cemoohan tetangga dan handai taulan saja, pikirnya dalam hati. Dari hari ke hari Kang Asep semakin gelo, stres dan akhirnya memang jadi suka ngoceh-ngoceh sendiri. Orang kampung pun semakin menjadi-jadinya mengejek tingkah laki-laki itu kalau sedang lewat di depan rumah mereka.
Dalam sejarah desa sudah 4 kali Kang Asep mencoba bunuh diri karena tidak kuat menahan derita. Tapi memang dasar Kang Asep selalu sial, maka keempat usaha bunuh dirinya selalu gagal. Not well prepare ! rupanya. Kejadian itu membuat Kang Asep makin stres. Bayangkan, membunuh diri aja gagal, gimana hidup? dasar..abdi mah memang hontohot!!! pikirnya lagi dalam hati.
Sampailah suatu ketika dia mencoba membuat perencanaan matang untuk bunuh diri. Pokoknya sekali ini harus berhasil gumamnya dalam hati. Entah dapat dari mana ide bunuh diri berikut ini, tapi Kang Asep yakin sekali "dead plan" yang direncanakannya bakal membuatnya mati seketika.
Suatu siang saat kondisi kampung sepi, dipanjatnyalah bangunan masjid yang berada dikampungnya itu. Pelan-pelan dia naik melalui bangunan belakang dan tidak terlalu lama akhirnya Kang Asep sudah berada di atas kubah masjid. Kubah itu diperkirakan 30 meter diatas permukaan tanah kampung. Sip!, dari sini abdi mah bakal loncat dan..bless..pasti mati! kata Kang Asep dalam hati.
Seorang anak kecil yang sedang bermain melihat ada orang berada di ketinggian kubah masjid. Anak itu berteriak-teriak sehingga orang kampungpun berdatangan. Kang Asep bingung... Semua orang berteriak-teriak agar Kang Asep turun dari situ. "Kang Asep.. eta mah ngapain??? ayooo turun heula !" ibu-ibu mulai berteriak-teriak. Satu orang bapak-bapak mencoba menaiki bangunan sayap masjid menyelamatkan Kang Asep. Kang Asep pun marah. "Saya mau loncat" katanya. "Saya mau mati..awas jangan dekat2!!!" teriaknya kepada warga. Malah dia melepaskan seluruh pakaiannya... Kang Asep telanjang bulat !
Kayaknya Kang Asep sudah tak mau gagal lagi membunuh dirinya. Dengan demonstratif didekatinya kubah masjid. Bahkan dia sudah sampai di pucuk kubah. Tiang kubah yang ujungnya bertuliskan "Allah" digoyang-goyangnya, dan patah. Tiang patah itu dipegangnya erat2 dan sedikit demi demi sedikit dia berjalan menuju tepi kubah. Seluruh warga yang melihatnya dari bawah semakin berteriak-teriak, "Jangan Kang...ayoo kang..turunnn!". Kang Asep tak bergeming. Polisi dari kantor polsek setempat pun sudah datang...
Sambil memeluk tiang plat kubah bertuliskan "Allah" Kang Asep terjun bebas dari ketinggian 30 meter....
-----------------------------------------
Kang Asep ditemukan warga tergeletak menembus rumah salah satu warga saat terjun bebas itu.....dalam keadaan sehat wal'afiat. Hanya ada 3 goresan luka di pipinya karena serpihan genteng. Warga dan polisi menolong dan mengangkatnya kedalam ambulans. Kang Asep malah marah-marah, berceloteh gak karuan...
Tapi kalau diterjemahkan mungkin dia berkata "Sial! gue gagal lagi !!!"
Kebetulan saya melihat satu "berita lucu" di Liputan 6 SCTV 15/11/2006. Tersebutlah Kang Asep (bukan nama sebenarnya.-red) yang tinggal di desa Warung Doyong, suatu daerah di kota Sukabumi.
Hidupnya yang serba kekurangan, sakit-sakitan dan penuh derita membuatnya stres berat. Apalagi dia selalu membanding-banding dirinya dengan Ujang, Iman, Jali dan beberapa teman-temannya yang lain, yang hidup mereka agaknya lebih enak dari Kang Asep.
Ujang misalnya, sebagai tukang ojek kok bisa beli 2 sepeda motor. Iman bisa bolak balik Sukabumi-Jakarta kayak bos yang sedang menangani beberapa proyek2 besar. Bahkan si Jali mampu beristri dua dan memberikan 2 warung kelontong untuk masing-masing istrinya.
Setiap hari Kang Asep hanya selalu termenung memikirkan teman-temannya itu. Jangankan jadi seperti Kang Ujang pikirnya. Menghayal saja jadi seperti mereka sudah tak mampu. Hingga akhirnya Kang Asep cuma bisa mengutuki dirinya, kenapa kok selalu miskin dan tertekan begini.
Jadilah Kang Asep stres berat. Bahkan orang kampung bilang kalau Kang Asep semakin rada-rada... alias rada-rada gelo pisan (gila- red). Malah Minah (gadis yang pernah ditaksirnya, namun sekarang sudah jadi istri orang) pernah becandain Kang Asep dengan kata-kata lucu "Eta mah kumaha Kang Asep? jangan ngelamun melulu nanti disambar hantu gombel lu.." abis itu Minah ngacir terkikik-kikik sembari dilempari Kang Asep pakai kulit pisang.
Lama-lama Kang Asep memang jadi pengen aja disambet hantu gombel. Biar mati aja sekalian, ngapain juga hidup kayak gini. Hanya jadi cemoohan tetangga dan handai taulan saja, pikirnya dalam hati. Dari hari ke hari Kang Asep semakin gelo, stres dan akhirnya memang jadi suka ngoceh-ngoceh sendiri. Orang kampung pun semakin menjadi-jadinya mengejek tingkah laki-laki itu kalau sedang lewat di depan rumah mereka.
Dalam sejarah desa sudah 4 kali Kang Asep mencoba bunuh diri karena tidak kuat menahan derita. Tapi memang dasar Kang Asep selalu sial, maka keempat usaha bunuh dirinya selalu gagal. Not well prepare ! rupanya. Kejadian itu membuat Kang Asep makin stres. Bayangkan, membunuh diri aja gagal, gimana hidup? dasar..abdi mah memang hontohot!!! pikirnya lagi dalam hati.
Sampailah suatu ketika dia mencoba membuat perencanaan matang untuk bunuh diri. Pokoknya sekali ini harus berhasil gumamnya dalam hati. Entah dapat dari mana ide bunuh diri berikut ini, tapi Kang Asep yakin sekali "dead plan" yang direncanakannya bakal membuatnya mati seketika.
Suatu siang saat kondisi kampung sepi, dipanjatnyalah bangunan masjid yang berada dikampungnya itu. Pelan-pelan dia naik melalui bangunan belakang dan tidak terlalu lama akhirnya Kang Asep sudah berada di atas kubah masjid. Kubah itu diperkirakan 30 meter diatas permukaan tanah kampung. Sip!, dari sini abdi mah bakal loncat dan..bless..pasti mati! kata Kang Asep dalam hati.
Seorang anak kecil yang sedang bermain melihat ada orang berada di ketinggian kubah masjid. Anak itu berteriak-teriak sehingga orang kampungpun berdatangan. Kang Asep bingung... Semua orang berteriak-teriak agar Kang Asep turun dari situ. "Kang Asep.. eta mah ngapain??? ayooo turun heula !" ibu-ibu mulai berteriak-teriak. Satu orang bapak-bapak mencoba menaiki bangunan sayap masjid menyelamatkan Kang Asep. Kang Asep pun marah. "Saya mau loncat" katanya. "Saya mau mati..awas jangan dekat2!!!" teriaknya kepada warga. Malah dia melepaskan seluruh pakaiannya... Kang Asep telanjang bulat !
Kayaknya Kang Asep sudah tak mau gagal lagi membunuh dirinya. Dengan demonstratif didekatinya kubah masjid. Bahkan dia sudah sampai di pucuk kubah. Tiang kubah yang ujungnya bertuliskan "Allah" digoyang-goyangnya, dan patah. Tiang patah itu dipegangnya erat2 dan sedikit demi demi sedikit dia berjalan menuju tepi kubah. Seluruh warga yang melihatnya dari bawah semakin berteriak-teriak, "Jangan Kang...ayoo kang..turunnn!". Kang Asep tak bergeming. Polisi dari kantor polsek setempat pun sudah datang...
Sambil memeluk tiang plat kubah bertuliskan "Allah" Kang Asep terjun bebas dari ketinggian 30 meter....
-----------------------------------------
Kang Asep ditemukan warga tergeletak menembus rumah salah satu warga saat terjun bebas itu.....dalam keadaan sehat wal'afiat. Hanya ada 3 goresan luka di pipinya karena serpihan genteng. Warga dan polisi menolong dan mengangkatnya kedalam ambulans. Kang Asep malah marah-marah, berceloteh gak karuan...
Tapi kalau diterjemahkan mungkin dia berkata "Sial! gue gagal lagi !!!"