spirit
Mod
Para peserta ARCEO (Angling/detikTravel)
Dari tanggal 18 hingga hari ini tengah dilangsungkan ASEAN Railways CEO's Conference (ARCEO) di Ambarawa. Lokomotif uap pun membuat bos dari 7 negara kagum.
Puluhan peserta ASEAN Railways CEO's Conference (ARCEO) dari 7 negara termasuk Indonesia terkagum-kagum ketika menjajal kereta uap kuno milik PT KAI. Kereta tersebut membawa mereka dari stasiun Tuntang menuju stasiun Ambarawa melintasi pemandangan alam termasuk Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo.
Selain PT KAI, peserta yang hadir yaitu dari Kereta Api Tanah Melayu Berhad (KTMB) Malaysia, State Railway of Thailand, Vietnam Railway, Royal Railways of Cambodia, Lao Railway Authority Laos, dan Myanmar Railways.
Para peserta langsung takjub ketika melihat lokomotif uap di Stasiun Tuntang yang lengkap dengan empat gerbong kunonya. Mereka langsung melakukan wefie dengan telepon seluler di depan kereta sebelum mulai perjalanan menuju Stasiun Ambarawa.
Para peserta yang asyik Wefie (Angling/detikTravel)
Tidak lama kemudian, lokomotif uap bernomor B2502 mulai mengeluarkan bunyi siulan kencang yang menandakan kereta mulai berjalan. Selain unik, melihat rangkaian kereta uap dengan empat gerbong penumpang merupakan kesempatan yang jarang terjadi.
Kereta berbahan bakar kayu jati itu berjalan pelan menyusuri rel yang membelah perkampungan, jalan, sawah. Pemandangan yang disuguhkan memanjakan mata para peserta.
Salah satu peserta dari Malaysia, Siti Badariyah (31) cukup antusias ketika merasakan sensasi naik kereta uap. Di negaranya sudah tidak ada kereta kuno yang digunakan dan dengan pengalamannya hari ini, seolah ia merasa kembali ke masa lalu merasakan masa awal-awal kereta api.
"Jadi pengalamannya menarik, ini kereta api yang jarang digunakan. Di tempat saya tidak digunakan lagi. Suasana, suara, semuanya menjadi pengalaman yang bagus. Ini baru pertama kalinya. Sebelum ini, ada di Thailand tapi cuma di depo," kata Siti kepada detikTravel di Stasiun Ambarawa, Kamis (20/10/2016).
Lokomotif uap Ambarawa (Angling/detikTravel)
Siti berharap lembaga ahli yang berwenang di negaranya bisa mempelajari repair kereta uap di Malaysia untuk sektor pariwisata. Ia cukup kagum dengan Indonesia karena bisa menjaga dengan baik heritage seperti kereta tersebut.
"Kami bawa lembaga ahli pengarah, mungkin bisa di-repair kereta uap atau setam untuk digunakan di sektor pariwisata," ujar Siti.
"Alam Ambarawa indah sekali, orangnya ganteng, cantik dan ramah, saya suka sekali," imbuhnya.
Head of Unit Holidays dan Event Management KTM Malaysia, Mohd Noordin Kimi pun mengatakan hal serupa. Dirinya yang merupakan orang yang berada di dunia perkeretaapian selama bertahun-tahun baru kali ini merasakan sensasi kereta kuno di Indonesia.
"Kita (Malaysia) sudah tidak ada lagi seperti ini. Saya yang orang kereta api bisa memahami pengalaman kereta zaman dulu," tandas Noordin.
Direktur Logistik dan pengembangan PT. KAI, Budi Noviantoro yang juga ketua panitia mengatakan pertemuan ARCEO dilakukan tiap tahun dengan lokasi di negara berbeda. Hal itu untuk melihat perkembangan dunia perkeretaapian dan membahas kerjasama antar negara ASEAn soal kereta api.
"Tujuannya saling memberikan informasi, cek progress terhadap perkembangan operasional di ASEAN. Contoh lagi hangat isu high speed train, nah ya kami ngomongin itu," kata Budi.
Terkait dipilihnya Stasiun Ambarawa, lanjut Budi, karena Ambarawa memiliki salah satu museum Kereta Api di Indonesia yang sangat menjaga heritage-nya. Dengan berkumpulnya perusahaan kereta api dari berbagai negara maka merupakan kesempatan menunjukan apa yang dimiliki PT. KAI.
"Kita bawa ke suasana heritage, kita tunjukkan Indonesia punya ini," pungkas Budi.
Acara ARCEO di Ambarawa merupakan salah satu rangkaian sejak 18 Oktober mulai dari Yogyakarta dan akan berakhir hari Jumat (20/10) besok. Selain Ambarawa, lokasi yang sudah dikunjungi yaitu PT INKA di Madiun.
sumber