MEDAN--MIOL: Longsor akibat hujan deras di Kelurahan Pancoran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), Senin (19/2), menewaskan dua orang dan dua luka-luka.
Longsor yang disertai angin kencang itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB dini hari yang menimpa sebuah rumah yang dihuni korban.
Mereka yang tewas adalah Fitri Sitompul, 8, dan Intan Nurmala Sitompul, 6. Sedangkan korban luka-luka, yakni Ferdi Sitompul, 9, dan Lelly Sitompul, 14. Seluruh korban satu keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah Kota Sibolga Edison Sitorus mengatakan jenazah korban telah ditemukan. Korban tewas telah dimakamkan. Sedangkan korban rumah luka-luka saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Ferdinan Lumbantobing, Sibolga.
"Saat kejadian, mereka (korban) sedang tidur nyenyak, sedangkan orangtua mereka bernama Maestro Sitompul, 38, sedang berada di kamar yang lain yang tak tertimpa longsor. Jadi, rumah mereka tertimpa bongkahan longsor, dan korban terjepit," katanya.
Pihak aparat dan instansi pemerintah bersama-sama masyarakat berhasil mengevakuasi korban dengan cepat. Namun sayang, kedua korban tersebut tidak bisa diselamatkan nyawanya. Dua di antara korban itu menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.
Peristiwa longsor serupa pernah terjadi di lereng perbukitan Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Sabtu (2/9) 2006. Ketika itu longsor menghancurkan sejumlah rumah penduduk di Kelurahan Aek Parombunan dan menewaskan dua kakak-beradik, Fendi, 4 dan Werry, 3.
Wali kota Sibolga Sahat Panggabean mengimbau kepada setiap jajaran pemerintahan kota untuk selalu siaga mengantisipasi ancaman bencana.
"Kami sudah mengimbau juga agar masyarakat jangan tinggal di lereng perbukitan," katanya.
Longsor yang disertai angin kencang itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB dini hari yang menimpa sebuah rumah yang dihuni korban.
Mereka yang tewas adalah Fitri Sitompul, 8, dan Intan Nurmala Sitompul, 6. Sedangkan korban luka-luka, yakni Ferdi Sitompul, 9, dan Lelly Sitompul, 14. Seluruh korban satu keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah Kota Sibolga Edison Sitorus mengatakan jenazah korban telah ditemukan. Korban tewas telah dimakamkan. Sedangkan korban rumah luka-luka saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Ferdinan Lumbantobing, Sibolga.
"Saat kejadian, mereka (korban) sedang tidur nyenyak, sedangkan orangtua mereka bernama Maestro Sitompul, 38, sedang berada di kamar yang lain yang tak tertimpa longsor. Jadi, rumah mereka tertimpa bongkahan longsor, dan korban terjepit," katanya.
Pihak aparat dan instansi pemerintah bersama-sama masyarakat berhasil mengevakuasi korban dengan cepat. Namun sayang, kedua korban tersebut tidak bisa diselamatkan nyawanya. Dua di antara korban itu menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.
Peristiwa longsor serupa pernah terjadi di lereng perbukitan Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Sabtu (2/9) 2006. Ketika itu longsor menghancurkan sejumlah rumah penduduk di Kelurahan Aek Parombunan dan menewaskan dua kakak-beradik, Fendi, 4 dan Werry, 3.
Wali kota Sibolga Sahat Panggabean mengimbau kepada setiap jajaran pemerintahan kota untuk selalu siaga mengantisipasi ancaman bencana.
"Kami sudah mengimbau juga agar masyarakat jangan tinggal di lereng perbukitan," katanya.