http://www.rumah.com/berita-properti
RumahCom - Optimisme pertumbuhan properti di Ibu Kota makin terasa. Tak hanya dari kalangan pengembang saja, para pengamat, dan lembaga riset properti pun secara terbuka menyatakan pasar properti di Jakarta sedang menikmati masa pertumbuhan yang positif dan dinamis.
“Permintaan di semua sektor properti meningkat, sementara pertumbuhan pasok berada pada tingkat yang tidak berlebihan,” kata Lucy Rumantir, Chairman Jones Lang LaSalle – Procon. Hal ini, imbuhnya, memberikan peluang bagi pasar untuk mengarah kepada kondisi ekuilibrium atau keseimbangan permintaan dan pasokan.
Hal ini, urai Lucy, terlihat dari semakin meningkatnya okupansi gedung ke tingkat yang cukup tinggi. “Kondisi ini berdampak positif bagi pasar, khususnya pemilik gedung, dimana pertumbuhan harga mulai terakselerasi dengan cepat di beberapa tahun terakhir, seperti yang terlihat di sektor perkantoran dan kawasan industri,” papar Lucy.
Lucy memperkirakan, kondisi ini terus berlanjut sampai dua atau tiga tahun ke depan. “Sektor yang diproyeksikan mengalami kenaikan harga paling pesat adalah perkantoran di CBD, dimana pasok yang tersedia makin menipis, sementara permintaan terus mengalir,” tambahnya.
Harga jual dan sewa properti residensial serta ritel juga diperkirakan akan bertumbuh secara positif pada kisaran yang sama dengan periode tahun lalu. “Yang jelas, dinamika pasar properti tahun ini akan semakin menarik, apalagi dengan fondasi ekonomi yang cukup kuat, tingkat permintaan yang solid, potensi maraknya investasi asing, serta proyek-proyek baru yang semakin beragam dan kreatif,” jelas Lucy.
Kondominium Naik Dua Kali Lipat
Tak hanya sektor perkantoran yang mengalami pertumbuhan permintaan yang tinggi, sektor residensial, khususnya pasar kondominium juga menunjukkan hal yang sama. Luke Rowe, Residential Project Marketing Group Head Jones Lang LaSalle – Procon memaparkan, jumlah kondominium yang terjual di Jakarta sepanjang 2011 melonjak menjadi sekitar 8.500 unit. “Jika dibandingkan dengan tahun 2010, kenaikan ini mencapai lebih dari dua kali lipat,” tukas Luke. “Meningkatnya minat investor dan end-user kondominium, didorong daya beli yang semakin kuat dan tingkat suku bunga yang relatif rendah.”
Di tahun ini, Luke memperkirakan tren pembelian kondominium oleh end-user berpotensi semakin meningkat. Pasalnya, belakangan kebutuhan akan hunian dalam kota (city living) yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan atau aktivitas sehari-hari di kalangan eksekutif dan keluarga muda makin tinggi. “Hal ini antara lain disebabkan makin buruknya kondisi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya,” pungkas Luke.
RumahCom - Optimisme pertumbuhan properti di Ibu Kota makin terasa. Tak hanya dari kalangan pengembang saja, para pengamat, dan lembaga riset properti pun secara terbuka menyatakan pasar properti di Jakarta sedang menikmati masa pertumbuhan yang positif dan dinamis.
“Permintaan di semua sektor properti meningkat, sementara pertumbuhan pasok berada pada tingkat yang tidak berlebihan,” kata Lucy Rumantir, Chairman Jones Lang LaSalle – Procon. Hal ini, imbuhnya, memberikan peluang bagi pasar untuk mengarah kepada kondisi ekuilibrium atau keseimbangan permintaan dan pasokan.
Hal ini, urai Lucy, terlihat dari semakin meningkatnya okupansi gedung ke tingkat yang cukup tinggi. “Kondisi ini berdampak positif bagi pasar, khususnya pemilik gedung, dimana pertumbuhan harga mulai terakselerasi dengan cepat di beberapa tahun terakhir, seperti yang terlihat di sektor perkantoran dan kawasan industri,” papar Lucy.
Lucy memperkirakan, kondisi ini terus berlanjut sampai dua atau tiga tahun ke depan. “Sektor yang diproyeksikan mengalami kenaikan harga paling pesat adalah perkantoran di CBD, dimana pasok yang tersedia makin menipis, sementara permintaan terus mengalir,” tambahnya.
Harga jual dan sewa properti residensial serta ritel juga diperkirakan akan bertumbuh secara positif pada kisaran yang sama dengan periode tahun lalu. “Yang jelas, dinamika pasar properti tahun ini akan semakin menarik, apalagi dengan fondasi ekonomi yang cukup kuat, tingkat permintaan yang solid, potensi maraknya investasi asing, serta proyek-proyek baru yang semakin beragam dan kreatif,” jelas Lucy.
Kondominium Naik Dua Kali Lipat
Tak hanya sektor perkantoran yang mengalami pertumbuhan permintaan yang tinggi, sektor residensial, khususnya pasar kondominium juga menunjukkan hal yang sama. Luke Rowe, Residential Project Marketing Group Head Jones Lang LaSalle – Procon memaparkan, jumlah kondominium yang terjual di Jakarta sepanjang 2011 melonjak menjadi sekitar 8.500 unit. “Jika dibandingkan dengan tahun 2010, kenaikan ini mencapai lebih dari dua kali lipat,” tukas Luke. “Meningkatnya minat investor dan end-user kondominium, didorong daya beli yang semakin kuat dan tingkat suku bunga yang relatif rendah.”
Di tahun ini, Luke memperkirakan tren pembelian kondominium oleh end-user berpotensi semakin meningkat. Pasalnya, belakangan kebutuhan akan hunian dalam kota (city living) yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan atau aktivitas sehari-hari di kalangan eksekutif dan keluarga muda makin tinggi. “Hal ini antara lain disebabkan makin buruknya kondisi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya,” pungkas Luke.