Adamsuhada
New member
Tekad balas dendam yang diusung Liverpoool saat menjamu Everton di Anfield Stadium dalam derby Merseyside yang ke-205 gagal terwujud. Strategi manajer The Toffees, David Moyes, yang lebih menitikberatkan lini pertahanan berhasil membuat frustasi Steven Gerrard dkk sepanjang 90 menit pertandingan.
Menyadari taktik sangat ofensif yang bakal diperagakan pasukan asuhan Rafael Benitez, Moyes kembali memainkan strategi 4-5-1 dengan mengandalkan Andrew Johnson yang sebelumnya diragukan tampil karena bermasalah dengan engkelnya. Sementara, seperti prediksi semula, Benitez menerapkan pola 3-4-3. Artinya, Liverpool bermain dengan tiga striker sekaligus, Peter Crouch, Dirk Kuyt, dan Craig Bellamy.
Tapi, justru tim tamu yang mendapat peluang pertama di menit ke-6 ketika tendangan Tony Hibbert?yang baru turun kembali ke lapangan hijau sejak Oktober 2006?arahnya terlalu pas dengan posisi Jose Reyna. Dua menit kemudian, giliran The Reds yang mengancam. Tendangan Crouch dari jarak 7 meter masih bisa diblok Tim Howard.
Di menit ke-10 Liverpool berhasil menjebol gawang Howard lewat Bellamy. Sayang, gol itu dianulir karena sebelumnya Bellamy telah berdiri dalam posisi off-side ketika menerima umpan dari Kuyt. Sejak saat itu, Liverpool mendominasi jalannya pertandingan.
Meski demikian, sesekali Everton mampu mengancam gawang tuan rumah. Lewat aksi impresif Johnson, The Toffees kembali mendapat peluang lewat gelandang Leon Osman. Sayang, sundulannya masih tepat terarah dalam pelukan Reyna. Sadar dengan rapatnya lini pertahanan lawan yang digalang dengan begitu baik oleh oleh Alan Stubbs dan Joseph Yobo, Liverpool mencoba melakukan tembakan jarak jauh. Tendangan Xabi Alonso dari jarak 24 meter hanya beberapa cm di atas mistar gawang Howard.
Di awal babak kedua Liverpool nyaris mendapat penalti ketika tendangan Jamie Carragher yang naik membantu serangan tampak menyentuh lengan Phil Neville. Tapi keputusan wasit Alan Wiley terbukti tepat. Dalam tayang ulang, bola membentur bahu Neville.
Di menit ke-60 Everton punya peluang bersih dan boleh dibilang 99 persen harus terjadi gol, ketika Johnson berhasil menaklukkan Daniel Agger dan Carragher. Sayang, tendangan Johnson masih membentur kaki kanan Reyna. Liverpool mencoba membalas lewat Kuyt dan Gerrard. Namun, tetap saja tendangan mereka tidak mampu menemui sasaran. Masuknya striker veteran Robbie Fowler 10 menit menjelang bubaran tidak berdampak signifikan terhadap kualitas serangan Liverpool. Sampai peluit akhir, kedudukan tetap imbang tanpa gol 0-0.
Kegagalan meraih tiga poin maksimal membuat upaya Liverpool untuk mengejar Chelsea dan Manchester United kian sulit. Bahkan, The Blues punya peluang untuk menjauh dari kejaran The Reds saat bertandang ke Charlton Atheltic.
Susunan Pemain:
Liverpool:
Reina, Finnan, Carragher, Agger, Riise, Pennant, Alonso, Gerrard, Bellamy (Fowler), Kuyt, Crouch.
Everton:
Howard, Hibbert, Yobo, Stubbs, Lescott, Carsley, Neville (KK), Cahill, Arteta (KK), Osman (KK), Johnson (Anichebe)
Wasit: Alan Wiley
Menyadari taktik sangat ofensif yang bakal diperagakan pasukan asuhan Rafael Benitez, Moyes kembali memainkan strategi 4-5-1 dengan mengandalkan Andrew Johnson yang sebelumnya diragukan tampil karena bermasalah dengan engkelnya. Sementara, seperti prediksi semula, Benitez menerapkan pola 3-4-3. Artinya, Liverpool bermain dengan tiga striker sekaligus, Peter Crouch, Dirk Kuyt, dan Craig Bellamy.
Tapi, justru tim tamu yang mendapat peluang pertama di menit ke-6 ketika tendangan Tony Hibbert?yang baru turun kembali ke lapangan hijau sejak Oktober 2006?arahnya terlalu pas dengan posisi Jose Reyna. Dua menit kemudian, giliran The Reds yang mengancam. Tendangan Crouch dari jarak 7 meter masih bisa diblok Tim Howard.
Di menit ke-10 Liverpool berhasil menjebol gawang Howard lewat Bellamy. Sayang, gol itu dianulir karena sebelumnya Bellamy telah berdiri dalam posisi off-side ketika menerima umpan dari Kuyt. Sejak saat itu, Liverpool mendominasi jalannya pertandingan.
Meski demikian, sesekali Everton mampu mengancam gawang tuan rumah. Lewat aksi impresif Johnson, The Toffees kembali mendapat peluang lewat gelandang Leon Osman. Sayang, sundulannya masih tepat terarah dalam pelukan Reyna. Sadar dengan rapatnya lini pertahanan lawan yang digalang dengan begitu baik oleh oleh Alan Stubbs dan Joseph Yobo, Liverpool mencoba melakukan tembakan jarak jauh. Tendangan Xabi Alonso dari jarak 24 meter hanya beberapa cm di atas mistar gawang Howard.
Di awal babak kedua Liverpool nyaris mendapat penalti ketika tendangan Jamie Carragher yang naik membantu serangan tampak menyentuh lengan Phil Neville. Tapi keputusan wasit Alan Wiley terbukti tepat. Dalam tayang ulang, bola membentur bahu Neville.
Di menit ke-60 Everton punya peluang bersih dan boleh dibilang 99 persen harus terjadi gol, ketika Johnson berhasil menaklukkan Daniel Agger dan Carragher. Sayang, tendangan Johnson masih membentur kaki kanan Reyna. Liverpool mencoba membalas lewat Kuyt dan Gerrard. Namun, tetap saja tendangan mereka tidak mampu menemui sasaran. Masuknya striker veteran Robbie Fowler 10 menit menjelang bubaran tidak berdampak signifikan terhadap kualitas serangan Liverpool. Sampai peluit akhir, kedudukan tetap imbang tanpa gol 0-0.
Kegagalan meraih tiga poin maksimal membuat upaya Liverpool untuk mengejar Chelsea dan Manchester United kian sulit. Bahkan, The Blues punya peluang untuk menjauh dari kejaran The Reds saat bertandang ke Charlton Atheltic.
Susunan Pemain:
Liverpool:
Reina, Finnan, Carragher, Agger, Riise, Pennant, Alonso, Gerrard, Bellamy (Fowler), Kuyt, Crouch.
Everton:
Howard, Hibbert, Yobo, Stubbs, Lescott, Carsley, Neville (KK), Cahill, Arteta (KK), Osman (KK), Johnson (Anichebe)
Wasit: Alan Wiley