Malaysia Butuh Pemimpin Waras

urhee

New member
JAKARTA, KOMPAS - Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menilai Malaysia butuh pemimpin yang lebih waras dan lebih baik. Itu penting untuk menjaga hubungan Malaysia dengan Indonesia.

Anwar mengatakan itu seusai mengadakan pertemuan sekitar 1,5 jam dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginandjar Kartasasmita dan Wakil Ketua DPD Irman Gusman di Jakarta, Jumat (16/11).

Bagaimanapun, kata Anwar, sebagai negara tetangga, Malaysia dan Indonesia mestinya punya rasa saling kesepahaman dan strategi bersama untuk mencapai kemajuan.

Anwar merujuk pada kejadian pada masa ketika Malaysia mulai membangun, Indonesia banyak membantu. Ini adalah hal yang tak boleh dilupakan Malaysia.

"Memburuknya hubungan Indonesia dan Malaysia tidak lain karena elite Malaysia yang angkuh. Keangkuhan elite Malaysia itu sebenarnya tidak mewakili keseluruhan rakyat Malaysia. (Malaysia) butuh pemimpin yang lebih waras," ujar Anwar di Jakarta, kemarin.

Anwar merujuk pertikaian RI-Malaysia yang antara lain muncul akibat tindak kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Pertikaian juga makin bertambah karena klaim Malaysia atas lagu Rasa Sayange.

Menurut Anwar, sebenarnya kasus-kasus itu bisa selesai jika Pemerintah Malaysia bersedia meminta maaf.

Anwar menyesalkan klaim atas lagu Rasa Sayange yang disebut sebagai warisan Malaysia. "Nanti (lagu) Bengawan Solo warisan kita juga bisa diklaim oleh Malaysia," ujar Anwar.

Media dikungkung

Anwar menilai kebebasan pers di Malaysia tidak semaju di Indonesia. Media massa yang terkungkung membuat rakyat Malaysia tidak mendapatkan informasi yang sebenarnya soal banyak hal.

Soal reformasi di Indonesia, misalnya, di pers Malaysia digambarkan soal sisi buruknya saja. "Akibatnya timbul prasangka," kata Anwar.

Contoh lain, kemarahan Indonesia terhadap kekerasan yang menimpa warga Indonesia di Malaysia oleh media Malaysia dituliskan sebagai bentuk kecemburuan Indonesia atas ekonomi Malaysia yang lebih maju. (DIK)
 
Back
Top