Manajemen Bus Transjakarta mulai rapuh

lala_lulu

New member
Keluhan mengenai operasional transjakarta datang dari pengelola maupun pengguna. Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta Daryati Asrining Rini, Kamis (17/6) di Jakarta, meminta pemerintah melakukan intervensi untuk menetapkan harga bahan bakar gas yang seragam.

Dia mengatakan, harga bahan bakar gas tidak seragam di tingkat stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Ada empat SPBG yang mematok tarif Rp 2.562 per liter setara premium (lsp), sementara dua SPBG lain memasang tarif Rp 3.600 per lsp.


Dia menuturkan, pengisian gas di empat SPBG ini bisa sampai pukui 04.00. Padahal, katanya, bus harus sudah siap beroperasi pukul 05.00. Empat SPBG itu, kata Rini, sangat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar transjakrta setiap hari. Apabila salah satu saja dan keempat SPBG ini rusak, maka akan berpengaruh pada operasional bus.

Saat ini transjakarta sangat bergantung pada gas karena 335 bus dan 426 bus yang ada menggunakan bahan bakar gas. Waktu pengisian bahan bakar gas seharusnya bisa dimanfaatkan untuk perawatan bus. Namun kenyataannya, waktu istirahat bus habis untuk antre di SPBG. Hal ini membuat bus nyaris tidak beristirahat sepanjang hari. Sebagian bus mengisi bahan bakar pada siang hari ketika bus beroperasi. “Persoalan ini membuat armada yang beroperasi menjadi berkurang,” tutur Rini.


Rini meminta pemerintah tidak membiarkan hal ini terus benlangsung. Persoalan bahan bakar gas ini secara tidak langsung memengaruhi tingkat pelayanan kepada pengguna.


Sumber : Kompas
 
Back
Top