Penulis: Bambang Abu Abdirrohman Al Bayaty
Mandi wajib atau mandi besar atau mandi janabat diambil dari istilah bahasa arab al ghoslu atau al ghuslu. Al ghoslu lebih masyhur di kalangan ahli bahasa sedang al ghuslu lebih masyhur dikalangan ahli fiqh, yang berarti “meratakan air ke badan dengan cara mandi”. Adapun menurut syariat adalah meratakan air yang suci ke seluruh badan dengan tata cara yang khusus. Alloh Ta’ala berfirman, “Dan jika kamu junub maka mandilah.” (Al Maidah: 6)
Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi Besar
1. Keluarnya mani karena syahwat dalam keadaan terjaga (tidak tidur).
Hal ini berdasar sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, ”Apabila engkau mengeluarkan mani maka lakukanlah mandi janabat, apabila tidak mengeluarkan mani maka janganlah engkau mandi.” (HR. Ahmad dan dihasankan Syaikh Albani dalam Irwa’ul Gholil)
2. Keluar Mani Karena Mimpi.
Hal ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Berdasar riwayat dari Ummu Salamah bahwa Ummu Sulaim bertanya, “Wahai Rosululloh, sesungguhnya Alloh tidak malu menjelaskan kebenaran. Apakah wanita mandi apabila dia Ihtilam (mimpi basah)?”, Nabi menjawab, “Ya, jika dia melihat air mani”. (HR. Bukhori dan Muslim). Imam Ibnu Qudamah berkata dalam Al Mughni (1/26): ”Apabila seseorang bermimpi tetapi tidak mengeluarkan mani, maka tidak wajib baginya mandi”.
3. Jima’ (berhubungan suami istri), meskipun tidak mengeluarkan mani.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila seseorang menggauli istrinya, maka wajib mandi sekalipun tidak mengeluarkan mani.” (HR. Muslim)
4. Suci dari haidh dan nifas.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila datang haidhmu, maka tinggalkanlah sholat dan apabila telah suci, maka mandi serta sholatlah.” (HR. Bukhori dan Muslim)
5. Orang kafir masuk islam baik dari yang asli maupun dari yang murtad.
Berdasar hadist Qois bin Ashim, dia berkata: ”Saya datang kepada Nabi hendak masuk islam, maka beliau memerintahkan kepadaku agar mandi dengan air dan daun bidara.“ (HR. Ahmad)
6. Mandi Jum’at.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Mandi hari jum’at hukumnya wajib bagi setiap orang baligh.” (HR. Bukhori dan Muslim)
7. Orang Islam yang meninggal tidak dalam keadaan syahid di medan peperangan.
Hal ini berdasar sabda Nabi terhadap seseorang yang berihrom kemudian meninggal karena terlempar oleh untanya sendiri: ”Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Syarat-Syarat Mandi Besar
Niat, islam, berakal dewasa,air yang suci dan mubah, meniadakan hal-hal yang menghalangi sampainya air ke anggota wudlu, dan terhentinya hal-hal yang mewajibkan mandi.
Tata Cara Mandi Besar yang Sempurna
Berniat mandi sempurna di dalam hati. Mengucapkan: Bismillah… Memulai dengan membasuh tangan sebanyak tiga kali. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri lalu mencuci kedua tangan dengan tanah atau sejenisnya (seperti sabun). Berwudlu seperti wudlu untuk sholat dan mengakhirkan kedua kakinya pada penghabisan mandi. Memasukkan jari-jarinya ke air lalu menyela-nyela rambut dengan jari-jarinya hingga merata. Menuangkan air di atas kepala tiga kali dimulai dengan bagian kepala kanan, kemudian kiri kemudian tengah. Wanita tidak perlu mengurai rambut kepala ketika mandi janabah dan disunnahkan mengurainya ketika mandi haidh. Menuangkan air ke seluruh tubuh dimulai dari tubuh sebelah kanan. Berpindah tempat dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya.
Demikianlah sekelumit tata cara dan hal-hal yang berkaitan dengan mandi besar. Semoga dapat menjadikan diri kita semakin dekat dengan Alloh dengan menjalankan syariat-Nya dan menghidupkan sunnah-sunnah Rosul-Nya. Wallohu a’lam bish showab
sumber : muslim.or.id
Mandi wajib atau mandi besar atau mandi janabat diambil dari istilah bahasa arab al ghoslu atau al ghuslu. Al ghoslu lebih masyhur di kalangan ahli bahasa sedang al ghuslu lebih masyhur dikalangan ahli fiqh, yang berarti “meratakan air ke badan dengan cara mandi”. Adapun menurut syariat adalah meratakan air yang suci ke seluruh badan dengan tata cara yang khusus. Alloh Ta’ala berfirman, “Dan jika kamu junub maka mandilah.” (Al Maidah: 6)
Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi Besar
1. Keluarnya mani karena syahwat dalam keadaan terjaga (tidak tidur).
Hal ini berdasar sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, ”Apabila engkau mengeluarkan mani maka lakukanlah mandi janabat, apabila tidak mengeluarkan mani maka janganlah engkau mandi.” (HR. Ahmad dan dihasankan Syaikh Albani dalam Irwa’ul Gholil)
2. Keluar Mani Karena Mimpi.
Hal ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Berdasar riwayat dari Ummu Salamah bahwa Ummu Sulaim bertanya, “Wahai Rosululloh, sesungguhnya Alloh tidak malu menjelaskan kebenaran. Apakah wanita mandi apabila dia Ihtilam (mimpi basah)?”, Nabi menjawab, “Ya, jika dia melihat air mani”. (HR. Bukhori dan Muslim). Imam Ibnu Qudamah berkata dalam Al Mughni (1/26): ”Apabila seseorang bermimpi tetapi tidak mengeluarkan mani, maka tidak wajib baginya mandi”.
3. Jima’ (berhubungan suami istri), meskipun tidak mengeluarkan mani.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila seseorang menggauli istrinya, maka wajib mandi sekalipun tidak mengeluarkan mani.” (HR. Muslim)
4. Suci dari haidh dan nifas.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila datang haidhmu, maka tinggalkanlah sholat dan apabila telah suci, maka mandi serta sholatlah.” (HR. Bukhori dan Muslim)
5. Orang kafir masuk islam baik dari yang asli maupun dari yang murtad.
Berdasar hadist Qois bin Ashim, dia berkata: ”Saya datang kepada Nabi hendak masuk islam, maka beliau memerintahkan kepadaku agar mandi dengan air dan daun bidara.“ (HR. Ahmad)
6. Mandi Jum’at.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Mandi hari jum’at hukumnya wajib bagi setiap orang baligh.” (HR. Bukhori dan Muslim)
7. Orang Islam yang meninggal tidak dalam keadaan syahid di medan peperangan.
Hal ini berdasar sabda Nabi terhadap seseorang yang berihrom kemudian meninggal karena terlempar oleh untanya sendiri: ”Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Syarat-Syarat Mandi Besar
Niat, islam, berakal dewasa,air yang suci dan mubah, meniadakan hal-hal yang menghalangi sampainya air ke anggota wudlu, dan terhentinya hal-hal yang mewajibkan mandi.
Tata Cara Mandi Besar yang Sempurna
Berniat mandi sempurna di dalam hati. Mengucapkan: Bismillah… Memulai dengan membasuh tangan sebanyak tiga kali. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri lalu mencuci kedua tangan dengan tanah atau sejenisnya (seperti sabun). Berwudlu seperti wudlu untuk sholat dan mengakhirkan kedua kakinya pada penghabisan mandi. Memasukkan jari-jarinya ke air lalu menyela-nyela rambut dengan jari-jarinya hingga merata. Menuangkan air di atas kepala tiga kali dimulai dengan bagian kepala kanan, kemudian kiri kemudian tengah. Wanita tidak perlu mengurai rambut kepala ketika mandi janabah dan disunnahkan mengurainya ketika mandi haidh. Menuangkan air ke seluruh tubuh dimulai dari tubuh sebelah kanan. Berpindah tempat dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya.
Demikianlah sekelumit tata cara dan hal-hal yang berkaitan dengan mandi besar. Semoga dapat menjadikan diri kita semakin dekat dengan Alloh dengan menjalankan syariat-Nya dan menghidupkan sunnah-sunnah Rosul-Nya. Wallohu a’lam bish showab
sumber : muslim.or.id
Last edited: