mozilla_solo1
New member
Mata Pun Bisa Terserang Stroke
Stroke tak hanya terjadi pada otak. Hal yang sama bisa dialami oleh mata. Bila stroke pada otak terjadi karena adanya sumbatan pembuluh darah otak yang menyebabkan kelumpuhan sebagian anggota tubuh, maka stroke mata terjadi karena adanya hambatan suplai darah ke syaraf mata.
Artinya, stroke mata terjadi akibat adanya sumbatan mendadak pada pembuluh darah arteri dan vena, serta terjadi gangguan aliran darah mendadak pada lapisan dalam retina. Sumbatan tersebut biasanya datang secara mendadak, ditandai dengan adanya gangguan penglihatan yang sifatnya tiba-tiba. Penglihatan mendadak menjadi kabur (buram). Sumbatan arteri retina bisa terjadi pada arteri pusat, bisa juga terjadi pada arteri cabang.
Umumnya, sumbatan arteri retina pusat akan menimbulkan dampak yang buruk pada penglihatan penderita. Ini berbeda dengan sumbatan arteri retina cabang yang masih ada kemungkinan membaik.
Seperti dituturkan dr Ari Djatikusumo SpM, spesialis mata dari Departemen Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), ada stroke mata yang masih bisa disembuhkan, tapi ada pula yang sulit diselamatkan. Kebutaan pun tak terhindarkan.
Mengingat akibatnya yang bisa sangat serius, stroke mata tak bisa dianggap remeh. Penanganan yang cepat sangat diperlukan. Jadi, seperti dikatakan Ari, begitu terjadi gejala awal berupa penglihatan mendadak buram, penderita harus secepatnya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat pertolongan medis.
Penanganan yang cepat ini perlu mendapat perhatian. Sebab, keterlambatan penanganan bisa berakibat fatal. ''Kurang dari satu jam, masih bisa dilakukan sesuatu. Tapi lewat dari satu jam, syaraf mata sudah mati,'' kata Ari. Karena itulah, sumbatan arteri retina tergolong kasus gawat darurat yang perlu penanganan segera. Selain bisa berakibat fatal, penderita sumbatan arteri retina ini juga berisiko terkena penyakit kardiovaskuler.
Penanganan media yang dilakukan dokter terhadap penderita stroke mata bertujuan untuk membatasi perluasan kerusakan retina dan penurunan tajam penglihatan secara permanen yang bisa mengakibatkan kebutaan. Penanganan medis juga bertujuan mencegah komplikasi, seperti terjadinya glaukoma neovaskuler dan sumbatan pada organ lain.
Pencetus
Di dunia medis, lanjut Ari, sebenarnya tidak dikenal istilah stroke mata. Istilah ini hanya ada di Indonesia, agar mudah disosialisasikan kepada masyarakat. Penamaan itu, boleh jadi, karena prosesnya terjadinya stroke mata hampir sama dengan stroke yang terjadi pada otak.
Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab terjadinya stroke mata, antara lain: penderita mengalami tekanan darah tinggi, kencing manis (diabetes mellitus), kadar kolesterol tinggi, penyakit katup jantung, kelainan darah (gangguan pembekuan), dan penyakit kolagen. Merokok, obesitas (kegemukan), dan kurang berolahraga juga bisa menjadi faktor penyebab.
Stroke mata umumnya dialami oleh orang yang sudah lanjut usia, terutama di atas usia 60 tahun. Walau begitu, bukan berarti kelompok usia muda luput dari ancaman stroke mata. Penyakit lupus dan gangguan kekentalan darah bisa meningkatkan risiko orang-orang berusia muda terserang stroke mata.
Pencegahan
Jika punya kemauan dan disiplin kuat, sejatinya tak sulit mencegah stroke mata. Caranya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. ''Konsumsilah makanan sehat, makan teratur, membiasakan diri menjaga kebugaran tubuh dengan berolaharaga secara teratur,'' saran Ari.
Selain itu, sedapat mungkin menghindari penyakit yang menjadi faktor penyebab terjadinya stroke mata, seperti hipertensi, kencing manis, dan obesitas. ''Jika telanjur terserang penyakit-penyakit yang menjadi faktor penyebab semisal kencing manis, usahakan untuk mengendalikannya.'' Jika Anda seorang perokok, sebaiknya segera hentikan kebiasaan buruk ini. ''Bagi perokok, penyebab stroke mata bukan dari asap rokok yang mengenai mata, tapi dari asap rokok yang dihisap masuk ke dalam tubuh.''
(bur )
Stroke tak hanya terjadi pada otak. Hal yang sama bisa dialami oleh mata. Bila stroke pada otak terjadi karena adanya sumbatan pembuluh darah otak yang menyebabkan kelumpuhan sebagian anggota tubuh, maka stroke mata terjadi karena adanya hambatan suplai darah ke syaraf mata.
Artinya, stroke mata terjadi akibat adanya sumbatan mendadak pada pembuluh darah arteri dan vena, serta terjadi gangguan aliran darah mendadak pada lapisan dalam retina. Sumbatan tersebut biasanya datang secara mendadak, ditandai dengan adanya gangguan penglihatan yang sifatnya tiba-tiba. Penglihatan mendadak menjadi kabur (buram). Sumbatan arteri retina bisa terjadi pada arteri pusat, bisa juga terjadi pada arteri cabang.
Umumnya, sumbatan arteri retina pusat akan menimbulkan dampak yang buruk pada penglihatan penderita. Ini berbeda dengan sumbatan arteri retina cabang yang masih ada kemungkinan membaik.
Seperti dituturkan dr Ari Djatikusumo SpM, spesialis mata dari Departemen Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), ada stroke mata yang masih bisa disembuhkan, tapi ada pula yang sulit diselamatkan. Kebutaan pun tak terhindarkan.
Mengingat akibatnya yang bisa sangat serius, stroke mata tak bisa dianggap remeh. Penanganan yang cepat sangat diperlukan. Jadi, seperti dikatakan Ari, begitu terjadi gejala awal berupa penglihatan mendadak buram, penderita harus secepatnya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat pertolongan medis.
Penanganan yang cepat ini perlu mendapat perhatian. Sebab, keterlambatan penanganan bisa berakibat fatal. ''Kurang dari satu jam, masih bisa dilakukan sesuatu. Tapi lewat dari satu jam, syaraf mata sudah mati,'' kata Ari. Karena itulah, sumbatan arteri retina tergolong kasus gawat darurat yang perlu penanganan segera. Selain bisa berakibat fatal, penderita sumbatan arteri retina ini juga berisiko terkena penyakit kardiovaskuler.
Penanganan media yang dilakukan dokter terhadap penderita stroke mata bertujuan untuk membatasi perluasan kerusakan retina dan penurunan tajam penglihatan secara permanen yang bisa mengakibatkan kebutaan. Penanganan medis juga bertujuan mencegah komplikasi, seperti terjadinya glaukoma neovaskuler dan sumbatan pada organ lain.
Pencetus
Di dunia medis, lanjut Ari, sebenarnya tidak dikenal istilah stroke mata. Istilah ini hanya ada di Indonesia, agar mudah disosialisasikan kepada masyarakat. Penamaan itu, boleh jadi, karena prosesnya terjadinya stroke mata hampir sama dengan stroke yang terjadi pada otak.
Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab terjadinya stroke mata, antara lain: penderita mengalami tekanan darah tinggi, kencing manis (diabetes mellitus), kadar kolesterol tinggi, penyakit katup jantung, kelainan darah (gangguan pembekuan), dan penyakit kolagen. Merokok, obesitas (kegemukan), dan kurang berolahraga juga bisa menjadi faktor penyebab.
Stroke mata umumnya dialami oleh orang yang sudah lanjut usia, terutama di atas usia 60 tahun. Walau begitu, bukan berarti kelompok usia muda luput dari ancaman stroke mata. Penyakit lupus dan gangguan kekentalan darah bisa meningkatkan risiko orang-orang berusia muda terserang stroke mata.
Pencegahan
Jika punya kemauan dan disiplin kuat, sejatinya tak sulit mencegah stroke mata. Caranya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. ''Konsumsilah makanan sehat, makan teratur, membiasakan diri menjaga kebugaran tubuh dengan berolaharaga secara teratur,'' saran Ari.
Selain itu, sedapat mungkin menghindari penyakit yang menjadi faktor penyebab terjadinya stroke mata, seperti hipertensi, kencing manis, dan obesitas. ''Jika telanjur terserang penyakit-penyakit yang menjadi faktor penyebab semisal kencing manis, usahakan untuk mengendalikannya.'' Jika Anda seorang perokok, sebaiknya segera hentikan kebiasaan buruk ini. ''Bagi perokok, penyebab stroke mata bukan dari asap rokok yang mengenai mata, tapi dari asap rokok yang dihisap masuk ke dalam tubuh.''
(bur )