spirit
Mod
Sejumlah perusahaan BUMN sedang membangun layanan financial technology (fintech) sistem pembayaran berbasis QR Code bernama LinkAja.
Nantinya, LinkAja ini disebut-sebut bisa menjadi pesaing GoPay dan Ovo. LinkAja akan diluncurkan pada Maret mendatang, bagaimana kesiapannya?
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo menjelaskan masing-masing bank seperti Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah memiliki layanan QR code. Kemudian Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara (BTN) sedang proses perizinan.
Selain itu T-cash milik Telkomsel juga akan menjadi LinkAja. T-cash dinilai platform yang paling siap dibandingkan aplikasi milik BUMN lain.
Gatot menjelaskan penggabungan ini diharapkan bisa membuat infrastruktur dan promosi bisa lebih efisien.
"Karena T-cash yang paling siap. Tinggal nanti persiapan untuk e-wallet, kan sekarang belum jadi. Nanti 30 hari setelah diluncurkan baru dievaluasi," ujar Gatot di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Komposisi pemegang saham LinkAja terdiri dari Telkomsel 25%, Bank Mandiri 20%, Bank Negara Indonesia (BNI) 20% dan Bank Rakyat Indonesia 20%. Kemudian Bank Tabungan Negara (BTN) 7%, Pertamina 7% dan Jiwasraya 1%.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng menjelaskan proses izin LinkAja sudah masuk ke bank sentral.
"Terkait dengan rencana integrasi uang elektronik BUMN dg brand Link Aja, benar telah ada pengajuan kepada BI. Sesuai ketentuan BI, pengajuan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan dan saat ini tengah diproses tim perizinan," kata Sugeng.
Dia menambahkan pemrosesan izin tersebut akan mengacu pada ketentuan yg berlaku dan senantiasa memastikan terciptanya sistem pembayaran yg lancar, aman, efisien, dan andal, serta memperhatikan perlindungan konsumen.
sumber