resi_dj
New member
Seberat apapun kehidupan yang kita alami…tetap berbagi dengan sesama akan membuat hidup terasa lebih berarti.
Sesaat meneteslah air mata dari sepasang mataku...saat hati tersentuh..
Saat mata menatap..
Sebuah acara tayangan salah satu stasiun TV bertajuk ”minta Tolong”
Sebegitu beratnya kah kehidupan ini sehingga kita lebih mementingkan ego kehidupan sendiri tanpa perdulikan nasib orang lain?
Seorang nenek tua renta berjalan terseok menenteng sebuah tikar usang tak layak pakai, penuh sobekan.
Ditawarkannya tikar itu di sepanjang jalan yang ia lalui pada semua orang yang ia temui..
Tidak bisa tidur, gatal-gatal dan minta dikasiani adalah alasan besar nenek itu meminta tukar tikar yang ia miliki dengan tikar yang baru.
Tikar yang baru? Ditukar dengan tikar usang penuh sobekan?? Siapa yang mau??
”TIDAK ADA”
Ya..ya ya..bukan hal yang janggal bila orang menolak menukar bahkan membelikan tikar yang baru jika kondisi diri sendiri masih dirasa belum benar. Entah karena kondisi ekonomi yang sulit atau bahkan karena memang tidak punya tikar. Tapi jika alasan kedua yang diajukan, bukankah bisa kita membelikannya tikar yang baru atau sekedar memberinya uang agar dibelikannya sendiri tikar yang baru??!! (hehe begitulah pikiranku) tapi tidak bisa disalahkan jika dituntut sedemikian rupa maka mereka akan kembali pada alasan pertama. ”Ekonomi kehidupan pribadinya yang juga sulit”
Jalan yang panjang terus ditelusuri,,,berbagai orang ditemui..mulai dari kalangan bawah hingga atas belum juga ada yang mau berbaik hati. Orang kaya saja tidak mau menolong apalagi yang biasa bahkan kesulitan ekonominya...
Hmm ternyata manusia berhati malaikat itu masih ada. Seorang ibu penjual buah-buahan dengan dagangan seadanya, dan baju yang sudah lusuh adalah penolongnya. Bisa terbayang bukan bagaimana kehidupan ekonominya?!
Dengan penghasilan tidak tetap dan belum bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, dia ikhlas menolong sang nenek membelikan tikar seharga Rp 35.000 rupiah.
Yaaahh..kisah sang nenek dan ibu penjual buah hanyalah salah satu kisah sosial diantara ratusan yang jarang kasus serupa lainnya.
Lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan kalian?
Masihkah kita menganggap beratnya hidup yang kita hadapi ini sebagai pembatas kita untuk tidak berbagi?
Mengapa justru orang yang susah bisa meringankan kesusahan orang susah?
Ya...mungkin karena mereka sudah merasakan kesusahan maka mereka tidak menginginkan orang lain susah pula...
Hati yang terketuk ternyata adalah hati seorang yang kesusahan...tapi tentunya tidak semua orang berhati serupa seperti itu...
Kembali lagi, bagaimana dengan kita?
Satu yang jelas dan pasti...
Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan dengan tulus ikhlas... akan mendatangkan balasan kebaikan dan belum tentu balasan tersebut datang dari orang yang kita baiki.
And last :
Seberat apapun kehidupan yang kita alami…tetap berbagi dengan sesama akan membuat hidup terasa lebih berarti.@-->@-->
putri petiR