Selasa, 20 Februari 2007 16:16 WIB
NUSANTARA ? Sulawesi
Banjir di Donggala Surut, Warga Terserang Penyakit
Penulis: Hafid Laturadja
DONGGALA--MIOL: Warga Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), masih mengkhawatirkan banjir susulun. Padahal, genangan air akibat lebatnya hujan sejak Minggu malam (18/2), sampai Selasa pagi (20/2), sudah mulai surut. Repotnya, puluhan warga, termasuk balita, terserang diare, gatal-gatal, batu, dan penyakit mata,
"Kami masih khawatir terjadi banjir susulan karena di sini masih sering turun hujan. Apalagi daerah tempat tinggal kami sudah jadi langganan banjir,"kata Darman, 42, warga Sidondo Dua.
Dari pantauan Media Indonesia di lokasi, Selasa sore, genangan air di Desa Sidondo Dua tidak tampak lagi. Tetapi, sejumlah lahan perkebunan warga masih digenangi air setinggi mata kaki orang dewasa.
Asrun, 38, tokoh masyarakat setempat mengatakan akibat banjir yang terus melanda di Desa Sidondo Dua sejak 2002, sedikitnya 10 hektare lahan warga sudah terbawa arus sungai. Selain itu, sejumlah lokasi terjadi abrasi.
"Ini sangat rawan karena jarak rumah warga dengan Sungai Palu hanya sekitar 300 meter. Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, kondisi lebih parah bisa terjadi di sini," kata Asrun.
Warga setempat mendesak Pemerintah Kabupaten Donggala segera merealisasikan normalisasi sungai yang semakin dangkal. Perlu bantuan untuk pengerukan.
Repotnya, dua hari pascabanjir, puluhan warga setempat, umumnya anak-anak, dan balita, terserang pengakit diare, batuk, gatal-gatal dan penyakit mata.
Pemerintah Kabupaten Donggala melalui Puskemas Biromaru, telah mendirikan posko kesehatan darurat di rumah kepala desa. Sejumlah tenaga medis terlihat memberikan pengobatan bagi warga.
"Kami masih menunggu obat-obatan yang akan disalurkan Dinas Kesehatan Sulteng, karena stok obat-obatan terbatas," kata Fatlia, 34, tenaga medis Puskesmas Biromaru.
Banjir susulan
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan di Kota Parigi, Ibu Kota kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, warga setempat secara swadaya membuat tanggul darurat. Warga membuat tanggul darurat berupa karung yang diisi pasir, dan diletakkan di samping rumah mereka. Karung-karung pasir ini berfungsi menahan masuknya air ke rumah.
Warga mengaku masih mengkhawatirkan banjir susulan yang lebih besar karena hujan masih mengguyur. Selain karena meluapnya sungai Parigi, penyebab banjir juga karena kurangnya drainase yang menampung air hujan. Akibatnya, air dengan mudah mengalir ke rumah-rumah penduduk.
Sabtu (17/2), ratusan rumah warga setempat terendam banjir. Air bah juga merusak sedikitnya 11 rumah warga Kelurahan Bantaya.
NUSANTARA ? Sulawesi
Banjir di Donggala Surut, Warga Terserang Penyakit
Penulis: Hafid Laturadja
DONGGALA--MIOL: Warga Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), masih mengkhawatirkan banjir susulun. Padahal, genangan air akibat lebatnya hujan sejak Minggu malam (18/2), sampai Selasa pagi (20/2), sudah mulai surut. Repotnya, puluhan warga, termasuk balita, terserang diare, gatal-gatal, batu, dan penyakit mata,
"Kami masih khawatir terjadi banjir susulan karena di sini masih sering turun hujan. Apalagi daerah tempat tinggal kami sudah jadi langganan banjir,"kata Darman, 42, warga Sidondo Dua.
Dari pantauan Media Indonesia di lokasi, Selasa sore, genangan air di Desa Sidondo Dua tidak tampak lagi. Tetapi, sejumlah lahan perkebunan warga masih digenangi air setinggi mata kaki orang dewasa.
Asrun, 38, tokoh masyarakat setempat mengatakan akibat banjir yang terus melanda di Desa Sidondo Dua sejak 2002, sedikitnya 10 hektare lahan warga sudah terbawa arus sungai. Selain itu, sejumlah lokasi terjadi abrasi.
"Ini sangat rawan karena jarak rumah warga dengan Sungai Palu hanya sekitar 300 meter. Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, kondisi lebih parah bisa terjadi di sini," kata Asrun.
Warga setempat mendesak Pemerintah Kabupaten Donggala segera merealisasikan normalisasi sungai yang semakin dangkal. Perlu bantuan untuk pengerukan.
Repotnya, dua hari pascabanjir, puluhan warga setempat, umumnya anak-anak, dan balita, terserang pengakit diare, batuk, gatal-gatal dan penyakit mata.
Pemerintah Kabupaten Donggala melalui Puskemas Biromaru, telah mendirikan posko kesehatan darurat di rumah kepala desa. Sejumlah tenaga medis terlihat memberikan pengobatan bagi warga.
"Kami masih menunggu obat-obatan yang akan disalurkan Dinas Kesehatan Sulteng, karena stok obat-obatan terbatas," kata Fatlia, 34, tenaga medis Puskesmas Biromaru.
Banjir susulan
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan di Kota Parigi, Ibu Kota kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, warga setempat secara swadaya membuat tanggul darurat. Warga membuat tanggul darurat berupa karung yang diisi pasir, dan diletakkan di samping rumah mereka. Karung-karung pasir ini berfungsi menahan masuknya air ke rumah.
Warga mengaku masih mengkhawatirkan banjir susulan yang lebih besar karena hujan masih mengguyur. Selain karena meluapnya sungai Parigi, penyebab banjir juga karena kurangnya drainase yang menampung air hujan. Akibatnya, air dengan mudah mengalir ke rumah-rumah penduduk.
Sabtu (17/2), ratusan rumah warga setempat terendam banjir. Air bah juga merusak sedikitnya 11 rumah warga Kelurahan Bantaya.