jmw01
New member
KABUL (Berita SuaraMedia) – Gerakan Taliban telah melatih tentara baru untuk menghadapi pasukan penjajahh asing di Afghanistan, dan tentara baru tersebut bukan tentara sembarangan karena yang dijadikan tentara adalah gerombolan monyet.
Menurut pemberitaan harian China, People’s Daily, Taliban menciptakan pasukan monyet baru di Waziristan.
Menurut artikel tersebut, Taliban mampu membalikkan keadaan dalam perjuangan melawan Amerika.
Jarigan berita People’s Daily sendiri mengklaim mengutip laporan dari sebuah media yang berbasis di Inggris.
Para reporter media tersebut mengambil gambar dari sejumlah "pasukan monyet" yang memegang senapan AK-47 dan senjata mesin ringan Bren di kawasan suku Waziristan, dekat perbatasan dengan Pakistan. "Laporan dan foto tersebut tersebar luas oleh media dan situs berita di seluruh dunia," kata harian China tersebut.
Menurut laporan itu, para pakar militer Amerika menyebut pasukan baru itu dengan julukan "teroris monyet".
Sebagai alat politik, perang dilancarkan untuk memenuhi tujuan politik melalui penaklukan, penghancuran, penyerangan dan cara-cara lainnya.
Munculnya "pasukan monyet" tersebut merupakan akibat peperangan yang tidak simetris. AS melancarkan perang di Afghanistan dengan menggunakan senjata tercanggih seperti robot pintar yang digunakan untuk mendeteksi bom pinggir jalan dan juga pesawat tanpa awak untuk menyerang Taliban.
Sebagai balasannya, Taliban mencoba berbagai cara dan menemukan metode untuk melatih monyet-monyet untuk menyerang pasukan AS.
Para analis yakin bahwa selain menggunakan "monyet pembunuh" untuk menyerang pasukan Amerika, Taliban juga berusaha menarik perhatian para aktivis penyayang binatang di negara-negara Barat agar menekan pemerintahan masing-masing agar menarik keluar prajurit dari tanah Afghanistan.
Seorang pejabat AS mengatakan Taliban mulai melatih "pasukan monyet" setelah mengalami kekalahan. Menurutnya, mereka telah "kehabisan trik". Namun demikian, Taliban yakin munculnya "pasukan monyet" tersebut mengindikasikan bahwa mereka telah menemukan cara yang lebih pintar dan lebih efektif untuk melawan pasukan Amerika.
Ironisnya, yang awalnya menggagas "pasukan monyet" adalah Amerika Serikat sendiri. Antara dekade 1960-an hingga 1970-an, Central Intelligence Agency (CIA) melatih "pasukan monyet" dalam jumlah besar dalam Perang Vietnam dan menerjunkan prajurit monyet ke hutan-hutan berbahaya dan menyerang prajurit Vietnam.
Senjata makan tuan. Sekarang, gerilyawan Taliban menggunakan senjata AS tersebut melawan penggagasnya sendiri.
Menurut McClatchy, Taliban bukan tidak mungkin menggunakan monyet untuk memerangi pasukan koalisi yang dipimpin AS di Afghanistan. Lagipula, Taliban pernah menggunakan keledai untuk menyerang pasukan Barat.
Seperti yang dikatakan seorang pengamat: Melatih monyet menjadi pengebom bunuh diri lebih masuk akal dibanding melatih mereka menembakkan AK-47.
Desember 2009, Mayor Richard Streatfeild dari pasukan Inggris mengatakan Taliban melatih keledai untuk menyerang pasukan asing di Lembah Sangin. "Para penjaga gerbang melihat sesuatu yang mencurigakan saat ada sekelompok pria yang membiarkan seekor keledai berjalan sendirian kemudian pergi.
"Ia berusaha mengalihkan perhatian binatang itu, tapi, pada akhirnya (keledai itu) harus dihentikan dengan tembakan peluru. Sebuah tim prajurit bergegas keluar dan menyadari ada yang mencurigakan di bawah tumpupkan jerami.
"Tidak ada yang terluka berkat tindakan cepat. Mereka terselamatkan dari seranga yang amat tidak biasa," katanya.
Streatfeild mengatakan para prajurit Afghanistan seelumnya telah memberitahu pasukan Inggris mengenai kemungkinan serangan dengan menggunakan keledai. (dn/mc/pd/tr)

Menurut pemberitaan harian China, People’s Daily, Taliban menciptakan pasukan monyet baru di Waziristan.
Menurut artikel tersebut, Taliban mampu membalikkan keadaan dalam perjuangan melawan Amerika.
Jarigan berita People’s Daily sendiri mengklaim mengutip laporan dari sebuah media yang berbasis di Inggris.
Para reporter media tersebut mengambil gambar dari sejumlah "pasukan monyet" yang memegang senapan AK-47 dan senjata mesin ringan Bren di kawasan suku Waziristan, dekat perbatasan dengan Pakistan. "Laporan dan foto tersebut tersebar luas oleh media dan situs berita di seluruh dunia," kata harian China tersebut.
Menurut laporan itu, para pakar militer Amerika menyebut pasukan baru itu dengan julukan "teroris monyet".
Sebagai alat politik, perang dilancarkan untuk memenuhi tujuan politik melalui penaklukan, penghancuran, penyerangan dan cara-cara lainnya.
Munculnya "pasukan monyet" tersebut merupakan akibat peperangan yang tidak simetris. AS melancarkan perang di Afghanistan dengan menggunakan senjata tercanggih seperti robot pintar yang digunakan untuk mendeteksi bom pinggir jalan dan juga pesawat tanpa awak untuk menyerang Taliban.
Sebagai balasannya, Taliban mencoba berbagai cara dan menemukan metode untuk melatih monyet-monyet untuk menyerang pasukan AS.
Para analis yakin bahwa selain menggunakan "monyet pembunuh" untuk menyerang pasukan Amerika, Taliban juga berusaha menarik perhatian para aktivis penyayang binatang di negara-negara Barat agar menekan pemerintahan masing-masing agar menarik keluar prajurit dari tanah Afghanistan.
Seorang pejabat AS mengatakan Taliban mulai melatih "pasukan monyet" setelah mengalami kekalahan. Menurutnya, mereka telah "kehabisan trik". Namun demikian, Taliban yakin munculnya "pasukan monyet" tersebut mengindikasikan bahwa mereka telah menemukan cara yang lebih pintar dan lebih efektif untuk melawan pasukan Amerika.
Ironisnya, yang awalnya menggagas "pasukan monyet" adalah Amerika Serikat sendiri. Antara dekade 1960-an hingga 1970-an, Central Intelligence Agency (CIA) melatih "pasukan monyet" dalam jumlah besar dalam Perang Vietnam dan menerjunkan prajurit monyet ke hutan-hutan berbahaya dan menyerang prajurit Vietnam.
Senjata makan tuan. Sekarang, gerilyawan Taliban menggunakan senjata AS tersebut melawan penggagasnya sendiri.
Menurut McClatchy, Taliban bukan tidak mungkin menggunakan monyet untuk memerangi pasukan koalisi yang dipimpin AS di Afghanistan. Lagipula, Taliban pernah menggunakan keledai untuk menyerang pasukan Barat.
Seperti yang dikatakan seorang pengamat: Melatih monyet menjadi pengebom bunuh diri lebih masuk akal dibanding melatih mereka menembakkan AK-47.
Desember 2009, Mayor Richard Streatfeild dari pasukan Inggris mengatakan Taliban melatih keledai untuk menyerang pasukan asing di Lembah Sangin. "Para penjaga gerbang melihat sesuatu yang mencurigakan saat ada sekelompok pria yang membiarkan seekor keledai berjalan sendirian kemudian pergi.
"Ia berusaha mengalihkan perhatian binatang itu, tapi, pada akhirnya (keledai itu) harus dihentikan dengan tembakan peluru. Sebuah tim prajurit bergegas keluar dan menyadari ada yang mencurigakan di bawah tumpupkan jerami.
"Tidak ada yang terluka berkat tindakan cepat. Mereka terselamatkan dari seranga yang amat tidak biasa," katanya.
Streatfeild mengatakan para prajurit Afghanistan seelumnya telah memberitahu pasukan Inggris mengenai kemungkinan serangan dengan menggunakan keledai. (dn/mc/pd/tr)