Memaknai Harkitnas di era kemerdekaan

tukul4mata

New member
SALAH satu tokoh kebangkitan Indonesia pada 100 tahun lalu adalah Ki Hajar Dewantara. Dia merupakan Mahasiswa pejuang kemajuan pendidikan bangsa dengan sistem Fakultas amorzg yang di dalamnya membimbing anak diartikan
sebagai upaya orang dewasa memberikan kebebasan Universitas kepada anak untuk bergerak menurut kemauannya.

Indonesia Namun, tetap pamong akan bertindak, kalau perlu
dengan paksaan,apabila keinginan anak membahayakan keselamatannya. Anak-anak diberi tuntunan agar dapat tumbuh dan berkembang atas dasar kodratnya dengan melenyapkan segala yang merintangi pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, mendekatkan anak-anak kepada alam dan masyarakat.

Miris jika teringat kejadian dua minggu lalu ketika kita melihat sekelompok anak kecil berdiri dipinggir Jalan Kebon Jeruk, Jakarta. Anak anak berusia sekitar lima hingga tujuh tahun itu memegang puntung rokok di tangan. Sesekali mereka menghisapnya,mahir seperti orang dewasa.

Saya pun teringat bocah bernama Sandi di Malang, Jawa Timur, yang belum genap berusia empat tahun sudah gemar merokok dan berkata kotor. Keadaan paling menyedihkan adalah fakta bahwa orang-orang di sekitarnya, bahkan keluarganya, tampak senang dan bersikap biasa dengan perilaku Sandi.

Mau jadi apa generasi muda masa depan jika saat kecil sudah dijejali dengan rokok dan kata-kata kotor? Entah apa yang akan terjadi kelak, 15 tahun yang akan datang, saat Sandi sudah menjadi remaja? Juga puluhan Sandi lain yang terus tumbuh di berbagai sudut kota—yang katanya— disiapkan untuk berkembang menjadi generasi penerus dan memajukan bangsa.

Momen 20 Mei kita peringati tiap tahun sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Memaknai momen tersebut, sudah saatnya bangsa Indonesia memperhatikan generasi muda, baik anak-anak maupun remaja, untuk hidup dan tumbuh di lingkungan yang sehat. Sehat bukan hanya memungkinkan mereka tumbuh baik secara fisik, tapi juga sehat mental dan rohani,


Ini berarti bukan hanya memperbaiki sistem UN (ujian nasional) gate di area output, tetapi juga melihat lebih dalam pada sistem input yang terkait dukungan terhadap kepuasan kerja guru. Selain itu, penciptaan kultur sekolah yang sungguh-sungguh serius (esai Prof Komaruddin Hidayat, “Membangun Kultur Sekolah”, Seputar lndonesia, 21 Mei 2010).

Memaknai Kebangkitan Nasional berarti menghormati perjuangan generasi muda Indonesia masa lampau yang berani maju berjuang untuk memberantas penjajahan dan ketidakadilan bagi bangsa Indonesia. Ini buka semata tugas pemerintah, tapi juga masyarakat dan keluarga dan lingkungan terkecil generasi muda Anak muda Indonesia yang memilki keberuntungan nasib dan masih bisa mengenyam pendidikan tinggi tentu bisa terus bergerak bersama dengan menjadi kakak asuh, menjadi pengajar di rumah singgah, pesantren, atau panti asuhan.

Memaknai Hari Kebangkitan Nasional sudah seharusnya menjadi gerakan bangkit secara nasional untuk memperjuangkan kembali masa depan generasi muda Indonesia yang sehat secara jasmani, mental, dan moral. Hal itu dimulai dengan pendidikan yang sungguh-sungguh dan semua orang dewasa di sekitarnya. Selamat memaknai harikebangkitan kita bersama.


Sindo
 
Back
Top