rahwana
New member
Dalam kejadian banjir di Jakarta beberapa waktu lalu, ada sebuah cerita mengenai sejumlah orang yang menyewakan ban dan gerobak untuk mengangkut orang menyeberang jalan yang tergenang air. Untuk sekali jalan, mereka harus membayar 20 - 50 ribu rupiah. Sebuah angka yang sangat besar untuk mereka yang tertimpa musibah ataupun membutuhkan pertolongan.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi saya. Ternyata memang bangsa ini sudah kehilangan watak moral gotong royong maupun kerelaannya untuk membantu orang lain. Hal ini jauh berbeda dengan kondisi di desa yang masih cukup kental gotong royongnya. Namun harus diakui bahwa degradasi moral ini terjadi secara perlahan tapi pasti mulai dari kota hingga ke desa2 juga.
Dulu orang menolong karena memang ingin menolong. Sekarang orang menolong karena menginginkan imbalan. Tanpa imbalan, mereka tidak mau menolong. Bahkan di sejumlah tempat, mereka memberikan pertolongan untuk kemudian 'menodong' imbalan. Seperti kalau mobil terjebak macet karena banjir, sekelompok orang membantu mendorong setelah itu menodong pemilik mobil dengan sejumlah uang yang cukup besar.
Sangat memprihatinkan modal bangsa ini.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi saya. Ternyata memang bangsa ini sudah kehilangan watak moral gotong royong maupun kerelaannya untuk membantu orang lain. Hal ini jauh berbeda dengan kondisi di desa yang masih cukup kental gotong royongnya. Namun harus diakui bahwa degradasi moral ini terjadi secara perlahan tapi pasti mulai dari kota hingga ke desa2 juga.
Dulu orang menolong karena memang ingin menolong. Sekarang orang menolong karena menginginkan imbalan. Tanpa imbalan, mereka tidak mau menolong. Bahkan di sejumlah tempat, mereka memberikan pertolongan untuk kemudian 'menodong' imbalan. Seperti kalau mobil terjebak macet karena banjir, sekelompok orang membantu mendorong setelah itu menodong pemilik mobil dengan sejumlah uang yang cukup besar.
Sangat memprihatinkan modal bangsa ini.