Membuat Taman Vertikal
Patric Blanc, ahli botani asal Perancis, adalah pencetus ide pembuatan taman vertikal (vertical garden) atau dalam bahasa Perancis disebut le mur vegetal. Ia membuat taman vertikal terbesar (1.400 m2) menutupi permukaaan dinding luar bangunan di Rue d’Alsace di Paris, Perancis. Yang istimewa, Blanc menyusun komposisi tanaman bagaikan lukisan itu tanpa media tanam sama sekali.
Konstruksi taman yang dibuatnya terdiri dari kerangka berbahan logam yang dilapisi papan PVC setebal satu sentimeter dan lembaran felt dari polyamide. Susunan tanaman dipasang pada lembaran felt yang memiliki daya kapilaritas tinggi dan berfungsi mendistribusikan air secara merata.
Penyiraman dan pemupukan didesain dengan sistem otomatis. Air yang digunakan telah mengandung pupuk dan nutrisi. Menurut risetnya, pertumbuhan akar tanaman yang dikhawatirkan dapat merusak dinding dapat dicegah dengan penyiraman secara teratur.
Penyerap panas
Terinspirasi karya Blanc, arsitek lansekap Anggia Murni juga mencoba mempraktikkan taman vertikal di Indonesia. “Dengan keterbatasan lahan, sudah saatnya kita juga berpikir untuk membuat taman vertikal,” kata alumni arsitektur lansekap Universitas Trisakti (1988) Jakarta itu.
Menurut dia, taman vertikal dapat berfungsi sebagai penyuplai oksigen dan penghijauan seperti taman di lahan datar. Aplikasinya bisa untuk ruang dalam (indoor) dan ruang luar (outdoor). Paling efektif untuk melindungi dinding di sisi barat yang banyak terpapar panas. Lapisan tanaman bisa mereduksi penyerapan panas secara langsung sekaligus mengurangi pemakaian AC karena ruang menjadi tidak cepat panas.
Media dan jenis tanaman
Karena dipasang di bidang vertikal, pertimbangan penting untuk mewujudkan taman ini adalah pemilihan jenis tanaman dan media tanam. Murni menyarankan memakai media tanam yang ringan agar tidak membebani struktur dinding. Contohnya campuran peatmoss (gambut) dan cocopeat. Gambut mengandung nutrisi untuk pertumbuhan dan cocopeat baik untuk menyimpan air. “Kita belum bisa (membuat taman vertikal) tanpa media tanam. Itu perlu riset ,” kata ibu tiga anak yang telah menyambangi langsung karya taman vertikal Patric Blanc di Perancis itu beberapa waktu lalu.
Sedangkan tanaman dipilih dari jenis yang dapat merambat atau tumbuh menjuntai ke bawah agar terlihat cantik. Misalnya, adiantum (suplir), lili paris, phytonia, bromelia dan kadaka, tanduk menjangan, sirih gading, pakis boston dan asparagus.
Taman vertikal menggunakan lebih dari satu jenis tanaman. Komposisi tanaman sebaiknya dipilih dengan variasi warna yang beragam. Tanaman juga harus disesuaikan dengan kebutuhan indoor dan outdoor. Untuk aplikasi di dalam ruangan, taman harus dibantu dengan lampu artifisial sebagai sumber cahaya untuk proses fotosintesis.
Tips
Berikut ini beberapa cara lain yang lebih mudah pembuatan dan perawatannya untuk menciptakan penghijauan vertikal di rumah.
Pot Gantung
Hijaukan halaman rumah dengan jenis tanaman rambat atau menjuntai ke bawah di dalam pot gantung. Gunakan pot yang terbuat dari bahan ringan seperti plastik dan isi dengan media tanam yang ringan juga.
Pot Bertingkat
Tampilan dinding rumah bisa dilapisi atau bahkan disubstitusi dengan susunan pot tanaman bertingkat. Siapkan struktur berupa rangka kotak-kotak seukuran badan pot. Tempatkan pot-pot ke dalam masing-masing kotak. Posisi pot bisa tegak atau dimiringkan.
Pipa Tanaman
Susunan tanaman secara vertikal juga bisa dikreasikan dengan pot dari pipa paralon atau PVC. Susun pipa secara bertingkat dengan membuat dudukan dari plat besi anti karat.
Tirai Tanaman
Sistem ini disebut juga wall garden dapat berfungsi sebagai kulit kedua (secondary skin) bagi bangunan. Di sisi dinding perlu ditempatkan kawat berbentuk kotak-kotak untuk mengatur perambatan tanaman agar tidak liar.
Foto: Idea
Artikel: Housing